Bagaimana cara mengatasi sembelit pada ibu hamil?

Resiko sembelit atau konstipasi pada wanita hamil semakin besar jika sudah mempunyai riwayat konstipasi sebelumnya dan riwayat konsumsi suplemen besi.

Bagaimana cara menangani sembelit pada ibu hamil ?

Penatalaksanaan farmakologi pada konstipasi adalah dengan pemberian obat pencahar (laxatives). Secara umum golongan obat pencahar terbagi atas: bulking agents, pelunak tinja (stool softeners), pencahar minyak mineral (lubricant laxatives), pencahar bahan osmotik (osmotic laxatives) dan pencahar perangsang (stimulant laxatives).

Terapi farmakologi pada wanita hamil diberikan jika penatalaksanaan non farmakologi tidak berhasil. Pemberiannya hanya bila benar-benar diperlukan dan tidak untuk jangka panjang. Bulking agents dianggap cukup aman karena tidak diabsorbsi. Tetapi tidak selalu efektif karena penderita diharuskan banyak minum selama pemberian obat dan bisa dijumpai efek samping kembung dan kram perut.

Contohnya Psyllium yang termasuk golongan B untuk kehamilan menurut badan FDA (Food and Drug Administration). Lubricant laxatives dapat menyebabkan penurunan absorbsi vitamin yang larut lemak.

Golongan ini diabsorbsi sedikit dan tidak menunjukkan efek lanjut pada wanita hamil. Tetapi belum ada rekomendasi FDA untuk penggunaan pada wanita hamil.

Golongan osmotic laxatives dan stimulant laxatives dihubungkan dengan terjadinya dehidrasi dan gangguan elektrolit terutama pada penggunaan jangka panjang. Contoh golongan osmotic laxatives yang beredar di Indonesia adalah Lactulose, termasuk golongan B untuk kehamilan menurut FDA.

Sedangkan contoh stimulant laxatives adalah Bisacodyl, dapat meningkatkan rangsang otot uterus sehingga terjadi kontraksi uterus sehingga sebaiknya dihindarkan. Termasuk golongan C untuk kehamilan menurut FDA.