Bagaimana Cara Mengatasi Paranoid?

Gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan rasa curiga dan takut berlebihan. Lalu Bagaimana cara mengatasi Paranoid ?

1 Like

Psikoterapi adalah langkah pertama dan utama dalam mengobati gangguan paranoid atau gangguan delusional. Pengobatan ini berupa perawatan psikososial untuk mengatasi masalah perilaku dan psikologis. Dua masalah itulah yang mungkin terpicu karena gangguan paranoid. Selain psikoterapi, gangguan paranoid dapat disembuhkan dengan cara lain, yang terkait dengan obat-obatan.

Penderita gangguan paranoid atau delusional senantiasa merasa ada seseorang yang akan menipu, membohongi, mengikuti dari belakang, atau berencana mencelakai dirinya. Sebagai gejala lainnya, seseorang dengan gangguan paranoid cenderung mudah marah, sedih, atau tersinggung. Pasien juga kemungkinan mengalami halusinasi, seperti mendengar suara atau mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Untuk menyembuhkan gangguan paranoid dilakukan terapi pada pasien itu sendiri yang bisa mengikutsertakan keluarganya. Terapi-terapi tersebut yaitu:

Terapi keluarga
Keluarga pasien bisa diikutsertakan dalam terapi. Tujuannya agar keluarga dapat mendampingi pasien dalam menjalani terapi. Dengan demikian, terapi dapat dilakukan lebih efektif dan pasien lebih cepat sembuh.

Psikoterapi individu
Tujuan dari terapi ini adalah membantu orang dengan gangguan paranoid untuk mengenali diri sendiri dan penyebab gangguan paranoidnya. Diharapkan, pasien dapat mengendalikan dan memperbaiki pikiran-pikiran yang tidak semestinya.

Terapi kognitif-perilaku
Selain diberi terapi untuk mengenali diri sendiri, pasien juga diberi terapi untuk belajar mengubah pola pikiran dan perilaku. Jadi, perilaku yang membuatnya terus-menerus merasa cemas, takut, dan curiga, berangsur-angsur akan hilang.

Sumber: Paranoid - alodokter.com

Penderita gangguan paranoid atau delusional senantiasa merasa ada seseorang yang akan menipu, membohongi, mengikuti dari belakang, atau berencana mencelakai dirinya. Sebagai gejala lainnya, seseorang dengan gangguan paranoid cenderung mudah marah, sedih, atau tersinggung. Pasien juga kemungkinan mengalami halusinasi, seperti mendengar suara atau mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Psikoterapi


Untuk menyembuhkan gangguan kepribadian seperti gangguan paranoid, dokter biasanya melakukan psikoterapi. Terapi ini dapat mengikutsertakan peran keluarga pasien.

Berikut macam-macam terapinya, yaitu:

  • Terapi keluarga

    Keluarga pasien bisa diikutsertakan dalam terapi. Tujuannya untuk membantu keluarga menghadapi serta memberikan dukungan untuk penderita dengan gejala paranoidnya. Dengan demikian, terapi dapat dilakukan lebih efektif.

  • Psikoterapi individu

    Tujuan dari terapi ini adalah membantu orang dengan gangguan paranoid untuk mengenali diri sendiri dan gejala yang dideritanya. Diharapkan, pasien dapat mengendalikan dan memperbaiki pikiran-pikiran yang tidak semestinya.

  • Terapi kognitif-perilaku

    Selain diberi terapi untuk mengenali diri sendiri, pasien juga diberi terapi untuk belajar mengubah pola pikiran dan perilaku yang bermasalah. Jadi, perilaku yang membuatnya terus-menerus merasa cemas, takut, dan curiga, berangsur-angsur dapat dikendalikan.

Terapi dapat membantu pasien untuk belajar mengontrol gejala yang dirasakan, mengenali tanda-tanda jika penyakit tersebut kambuh, dan mencegah terjadinya kekambuhan.

Penderita paranoid cenderung untuk menyendiri karena merasa curiga ada orang lain yang berusaha membohongi, memanipulasi, atau menyebarkan rahasia mereka. Mereka cenderung tidak memiliki kepercayaan terhadap orang lain, ditambah lagi penderita paranoid pada umumnya tidak merasa bahwa diri mereka mempunyai masalah. Akibatnya, orang dengan gangguan paranoid bisa enggan mengikuti pengobatan yang disarankan, dan ini akan mempersulit dilakukannya psikoterapi.

Obat-obatan


Selain melakukan psikoterapi, penyembuhan paranoid dapat menggunakan obat-obatan medis. Pengobatan ini kerap dilakukan bila terdapat depresi, cemas, atau gejala psikosis. Beberapa gejala psikosis yaitu halusinasi, delusi, linglung, dan tidak dapat membedakan antara halusinasi atau ilusi dengan kenyataan.

Berikut obat-obatan antipsikosis yang umumnya diresepkan oleh dokter, yaitu:

  • Antipsikosis atipikal

    Serotonin adalah zat kimia pembawa pesan antar neuron (neurotransmitter).yang terlibat dalam timbulnya gangguan paranoid. Obat antipsikosis atipikal bekerja dengan menghalangi efek serotonin di otak. Dengan demikian, gangguan paranoid dapat ditekan. Obat ini adalah jenis baru dan diyakini lebih efektif dalam mengobati gangguan paranoid.

  • Antipsikosis konvensional

    Cara kerja obat antipsikosis konvensional ini sama dengan antipsikosis atipikal. Namun, neurotransmitter yang dihalangi efeknya adalah dopamin, yang juga ada di otak.

Obat-obatan lain yang juga bisa diberikan adalah obat penenang. Obat ini diberikan bila pasien memiliki gangguan tidur atau gangguan psikologi, seperti cemas berlebihan. Obat antidepresan juga diberikan bila pasien mengalami depresi.

Menurut Cameron, gangguan kepribadian paranoid dianggap yang paling sedikit untuk disetujui untuk pengobatan. Alasan utamanya adalah karena kurangnya wawasan pada individu gangguan kepribadian paranoid, motivasi yang buruk dan tidak dapat membentuk hubungan yang penuh kepercayaan dengan psikoterapis, sehingga pengobatan untuk mereka menjadi sulit untuk dilakukan.

Individu dengan gangguan kepribadian paranoid menjadi terlibat dalam pengobatan biasanya atas desakan dari beberapa orang lain atau pasangan, anak, orang tua, pengadilan atau sosial lainnya. Terapis juga dapat menemukan orang-orang gangguan kepribadian paranoid dalam pengobatan untuk masalah lain. Individu dengan gangguan kepribadian paranoid bahkan dalam terapi memiliki pengekangan, enggan dan curiga terhadap terapi.

Menurut Cameron, faktor-faktor berikut ini penting untuk psikoterapi bagi individu dengan gangguan kepribadian paranoid:

  • Pengurangan kecemasan

  • Presentasi dari sudut pandang yang berbeda tentang realitas

  • Perkembangan hubungan saling percaya

Pencegahan yang dapat dilakukan bagi individu dengan gangguan kepribadian paranoid, antara lain:

1. Pencegahan Primer

Usaha pencegahan pada gangguan kepribadian paranoid sebenarnya jarang. Tetapi peneliti telah memfokuskan pada dua faktor resiko utama yang perlu menjadi fokus pada pencegahan gangguan kepribadian paranoid, yang pertama adalah penganiayaan anak. Usaha pencegahan penganiayaan anak dapat membantu mempengaruhi perkembangan gangguan kepribadian paranoid. Keberhasilan pencegahan penganiayaan anak sering melibatkan seringnya kunjungan ke rumah, mengurangi stress ibu, meningkatkan dukungan sosial, dukungan keluarga dan pelatihan bagi orang tua.

2. Pencegahan Sekunder

Faktor resiko utama lain yang perlu menjadi fokus pencegahan adalah kurangnya kemampuan interpersonal. Kebanyakan orang dengan gangguan kepribadian paranoid mengalami kesulitan interpersonal dalam konteks hubungan keluarga, pertemanan, dan situasi kerja. Usaha untuk meningkatkan kemampuan sosial seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid dapat membantu mencegah masalah gaya interpersonal yang menjadi karakteristik gangguan kepribadian paranoid.

3. Pencegahan Tersier

Beberapa dokter telah memberikan ECT (Electro Convulsif Therapy) kepada individu gangguan kepribadian paranoid, mungkin dari gagasan bahwa paranoid akan melupakan isi dari delusi mereka. Electro Convulsif Therapy adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini adalah bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien untuk membangkitkan kejang grandmall. Selain itu juga Cognitive Therapy dapat diberikan kepada individu dengan gangguan kepribadian paranoid, dimana terapi ini difokuskan pada keterampilan belajar untuk mengatasi stress dan kecemasan dengan lebih efektif dan ketakutan pada pemeriksaan.

Ketika hubungan telah ditetapkan, penjelasan alternatif untuk kesalahan persepsi klien dapat disarankan. Terapi kelompok harus dihindari karena klien dengan gangguan kepribadian paranoid cenderung salah menafsirkan pernyataan dan situasi yang timbul dalam prosesterapi.

Obat penenang mungkin diresepkan untuk mengurangi kecemasan tetapi orang dengan gangguan kepribadian paranoid mungkin menolaknya karena kecurigaan bahwa obat tersebut adalah racun.

Metode utama pengobatan antara lain:

  1. Metode Psikoanalitik

Dibandingkan dengan penyakit mental lainnya, pada gangguan ini metode tersebut kemungkinan sulit diterapkan karena pasien tidak mau bekerja sama dengan dokter.

  1. Suntikan Insulin

Beberapa pasien juga merespon pengobatan ini, tetapi tidak semua pasien bisa menerima pengobatan ini karena perasaan curiga yang dimilikinya.

  1. Medikasi

Medikasi atau pengobatan untuk gangguan kepribadian paranoid secara umum tidaklah mendukung, kecenderungan yang timbul biasanya adalah meningkatnya rasa curiga dari pasien yang pada akhirnya melakukan penarikan diri dari terapi yang telah dijalani. Para ahli menunjuk pada bentuk perawatan yang lebih berfokus kepada kondisi spesifik dari gangguan tersebut seperti kecemasan dan juga delusi, dimana perasaan tersebut yang menjadi masalah utama perusak fungsi normal mental penderita. namun untuk penanggulangan secara cepat terhadap penderita yang membutuhkan penanganan gawat darurat maka penggunaan obat sangatlah membantu, seperti ketika penderita mulai kehilangan kendali dirinya seperti mengamuk dan menyerang ornag lain.

Sama halnya dengan gangguan kepribadian lainnya, tidak ada obat medis yang dapat menyembuhkan secara langsung PPD. Penggunaan obat-obatan diberikan bila individu mengalami kecemasan berupa diazepam (dengan batasan waktu tetentu saja), penggunaan thioridazine dan haloperidol (anti psikotik) diberikan bila individu PPD untuk mengurangi agitasi dan delusi pada pasien.

  1. Psikoterapi

Psikoterapi merupakan perawatan yang paling menjanjikan bagi para penderita gangguan kepribadian paranoid. Ahli terapi harus langsung dalam menghadapi pasien. Jika ahli terapi dituduh tidak konsisten atau gagal, seperti terlambat untuk suatu perjanjian, kejujuran dan permintaan maaf adalah lebih baik daripada penjelasan yang membela diri. Ahli terapi harus mengingat bahwa kejujuran dan toleransi keintiman adalah bidang yang sulit bagi pasien dengan gangguan.

Dengan demikian psikoterapi individual memerlukan gaya yang professional dan tidak terlalu hangat dari pihak ahli terapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, mereka juga tidak mungkin mentoleransi introsivitas terapi perilaku. Klinisi yang terlalu banyak menggunakan interpretasi khususnya interpretasi mengenai perasaan ketergantungan yang dalam, masalah seksual, dan keinginan untuk keintiman secara jelas meningkatkan ketidakpercayaa pasien.

  1. Farmakoterapi

Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada sebagian besar kasus, obat anti anxietas seperti diazepam dapat digunakan. Pemberian obat anti anxietas di indikasikan atas dasar adanya kecemasan dan kekhawatiran yang dipersepsi sebagai ancaman yang menyebabkan individu tidak mampu beristirahat dengan tenang. Diazepam dapat diberikan secara oral dengan dosis anjuran 10-30 mg/hari dengan 2-3 kali pemberian. Atau mungkin perlu untuk menggunakan anti psikotik, seperti thioridazine atau haloperidol, dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional. Obat anti psikotik pimozide bisa digunakan untuk menurunkan gagasan paranoid.

Hal-hal lain yang harus diperhatikan terapis adalah bagaimana terapis menjaga sikap, perilaku, dan pembicaraanya, individu PDD akan meninggalkan terapi bila ia curiga, tidak menyukai terapisnya. Terapis juga harus menjaga dirinya untuk tidak melucu didepan individu PPD yang tidak memiliki sense of humor. Menjaga tidaknya konfrontasi ide-ide atau pemikiran secara langsung dengan pasien.

Perawatan untuk gangguan kepribadian paranoid akan sangat efektif untuk mengendalikan paranoia (perasaan curiga berlebih) penderita, namun hal itu akan selalu menjadi sulit dikarenakan penderita akan selalu memiliki kecurigaan kepada dokter atau terapis yang merawatnya. Jika dibiarkan saja maka keadaan penderita akan menjadi lebih kronis. Perawatan yang dilakukan, meliputi sistem perawatan utama dan juga perawatan yang berada di luar perawatan utama (suplement), seperti program untuk mengembangkan diri, dukungan dari keluarga, ceramah, perawatan di rumah, membangun sikap jujur kepad diri sendiri, kesemuanya akan menyempurnakan dan membantu proses penyembuhan penderita. Sehingga diharapkan konsekuensi sosial terburuk yang biasa terjadi dari gangguan ini, seperti perpecahan keluarga, kehilangan pekerjaan dan juga tempat tinggal dapat dihindari untuk dialami oleh si penderita.

Walau penderita gangguan kepribadian paranoid biasanya memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan perawatan, namun sering kali juga mereka sendiri juga lah yang menghentikan proses penyembuhan secara prematur ditengah jalan. Demikian juga dengan pembangunan rasa saling percaya yang dilakukan oleh sang terapis terhadap klien, dimana membutuhkan perhatian yang lebih, namun kemungkinan akan tetap rumit untuk dapat mengarahkan klien walaupun tahap membangun rasa kepercayaan telah terselesaikan.