Bagaimana cara mengatasi masalah quarter life crisis?

Quarter life crisis

Saya sedang mengalami krisis kepercayaan diri yang menurut saya cukup parah. Setelah cari tau, keliatannya saya sedang mengalami quarter life crisis. Apakah ada yang mengalami hal yang sama ? Bagaimana menyikapi dan mengatasi permasalahan ini ?

Quarter life crisis adalah krisis piskologis yang melibatkan kecemasan atas arah dan kualitas hidup seseorang. Krisis ini paling sering dialami oleh orang-orang dalam periode mulai dari usia awal dua puluhan hingga pertengahan tiga puluhan.

2 Likes

Quarter life crisis adalah hal yang sangat umum terjadi pada usia muda, dimana cirinya adalah merasa cemas, frustasi, merasa tidak puas, ragu-ragu dan bingung dengan kehidupan yang ada saat ini. Bahkan sampai mempertanyakan apa tujuan hidupnya.

Bagi saya hal itu adalah baik, karena dengan merasa semua itu, minimal kita menjadi lebih aware akan masa depan kita. Yang penting adalah apa rencana kedepanya dan apa yang harus dilakukan agar keluar dari krisis tersebut. Jangan sampai kita terjebak dengan mempertanyakan “kehidupan kita” terus menerus, takutnya malah menjadi overthinking, yang ujung-ujungnya malah menjadi kontraproduktif.

Krisis seperti ini biasanya terjadi dalam waktu yang lama. Paling sering muncul ketika lulus kuliah. Apalagi ketika sudah lulus belum dapat-dapat pekerjaan atau melihat teman kita banyak yang lebih “sukses” dibandingkan kita, rasanya “dunia sudah runtuh aja”.

Cara yang paling ampuh adalah berusaha untuk tidak terlalu “memikirkan” masa depan kita. Fokus saja dengan masa sekarang. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan sekarang, dan biarkan proses ini yang akan menentukan ke arah mana masa depan kita. Intinya, memikirkan masa depan itu penting, tetapi kepikiran masa depan itu yang cenderung negatif.

Kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kita hanya bisa berencana dan berusaha, tetapi kita tidak tau pasti hasil yang akan didapatkan. Kuncinya adalah selalu berusaha dengan kemampuan terbaik kita. Jangan pernah putus asa dan jangan takut dengan kegagalan.

Kegagalan adalah hal yang biasa dalam kehidupan, karena tidak ada orang yang tidak pernah gagal. Bahkan orang-orang yang sukses sekalipun pasti pernah mengalami kegagalan.

J.K. Rowling berada pada titik terendahnya (menjadi single parent dan pengangguran) ketika mengarang Harry Potter. Steven Spielberg mendapatkan nilai yang buruk ketika SMA dan ditolak di Universitas pilihannya hingga tiga kali. Walt Disney dipecat dari perusahaan dan mengalami kebangkrutan ketika memulai usahanya. Vincent Van Gogh mengalami gangguan mental, patah hati dan berusaha bunih diri di usia ke-37. Stephen King hidup dalam kemiskinan, ditolak berkali-kali oleh publisher hingga merasa frustasi dan paranoid dalam kehidupannya. Dan banyak lagi contoh-contoh yang berada dalam kondisi terendah, tetapi bisa bangkit. Bahkan orang-orang yang saya kenal menjadi orang yang sukses, dulunya tidak pernah menyangka akan sesukses seperti saat ini.

Intinya adalah Fokus saja pada yang ada saat ini dan kerjakan dengan kemampuan terbaik yang kita miliki. Apapun yang kita kerjakan, asal dikerjakan secara maksimal dan sepenuh hati, pasti akan berguna bagi masa depan kita.

Daripada takut akan masa depan, takut aja sama penyesalan. Orang hanya akan menyesal ketika dia tau bahwa dia merasa dulunya tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Orang tidak akan menyesal, walaupun hasil yang didapat adalah buruk bagi dirinya, ketika dia sudah merasa mengelurakan kemampuan terbaiknya.

3 Likes

Krisis kepercayaan diri tidak cuma terjadi di usia awal dua puluhan hingga pertengahan tiga puluhan, cuma mungkin di usia ini manusia cenderung mulai banyak terpengaruh dengan suara-suara lingkungan sekitar. Antara lain suara dari keluarga, suami/istri, pacar, teman sekolah, teman komunitas, atau mungkin teman kerja yang sedikit banyak dianggap membingungkan. Krisis kepercayaan diri selalu ada trigger-nya yang kemungkinan besar berawal dari pendapat/masukan/omongan orang lain di lingkungan sekitar, atau bisa jadi juga apa yang terjadi pada hidup orang di lingkungan sekitar yang kita anggap lebih baik daripada apa yang terjadi pada hidup kita.

Krisis kepercayaan diri merupakan suatu hal yang sangat manusiawi, namun jangan sampai krisis ini terjadi berlarut-larut apalagi sampai mengganggu studi, pekerjaan bahkan kesehatan kita.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari terjadinya krisis kepercayaan diri di usia muda antara lain :

  1. Tentukan prioritas hidup kita. Dalam menentukan prioritas hidup, tidak perlu berpatokan pada pendapat orang lain karena pada dasarnya kebutuhan tiap individu pasti berbeda dan ingatlah bahwa tidak ada yang akan membenarkan atau menyalahkan prioritas hidup kita. Jadi itu murni dari hati nurani kita sendiri dan tidak perlu juga kita sampaikan kepada orang lain.

  2. Siapkan niat baik di setiap tindakan dan keputusan. Selalu yakin bahwa apapun yang berawal dari niat baik pasti berakhir baik.

  3. Komitmen dan konsisten memegang prioritas hidup dan mewujudkan niat baik. Jangan mudah terpengaruh apapun yang terjadi atau pendapat lingkungan sekitar. Selalu ingat bahwa yang paling mengenal diri kita adalah diri kita sendiri. Sempatkan waktu sendiri untuk introspeksi atau review hidup kita sebelum mengambil keputusan atau sebelum bertindak.

4 Likes

Salah satu cara mengatasi quarter life crisis … adalah melakukan hal atau pekerjaan kecil dan sederhana, yang bisa dilakukan. Ketika pekerjaan kecil tersebut membuahkan hasil maka hal tersebut akan memberikan motivasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar.
Sering orang menjadi putus asa karena ybs langsung mau meraih hasil yang besar dan gagal, dan hal tersebut dilakukan secara berulang.

4 Likes

Wah ini aku banget, selalu terpaku sama keinginan-keinginan besar tetapi lupa kalau mewujudkan keinginan besar selalu dimulai dengan capaian-capaian kecil. Terimakasih banyak kak @Endro_Swasono udah diingatkan.

Masalahnya mengejar capaian kecil itu rasanya “kurang menyenangkan”, apalagi ketika baru memulainya. Ketika aku mulai usaha, yang pastinya mulai dari kecil, rasanya gampang banget ingin menyerah saja. Apalagi melihat temen-temen seangkatan yang udah kerja dan pendapatannya jauh lebih besar dibandingkan pendapatan dari usaha kecilku. Belum lagi kalau ngebandingin kerjanya, aku banting tulang, kerja ngga ada jamnya, tapi kok ya segini-gini aja penghasilannya, sedangkan temen-temen dengan jam kerja yang jauh lebih singkat, bisa mendapatkan penghasilan lebih besar. Belum lagi kalau kumpul sama teman-teman, rasanya semakin minder aja. :sob:

Tapi rasanya wajar kan ya, kalau orang itu ngga suka memulai dari awal, pinginnya yang langsung “terlihat” indah saja. Ibarat membangun rumah, siapa yang mau kerja bikin pondasi, yang harus kotor-kotor nggali tanah, kepanasan dan butuh tenaga yang besar. Itupun nanti hasilnya kekubur tanah. Pinginnya kan langsung nge-desain interior, kerjaannya langsung keliatan hasilnya, kerja di tempat yang sudah bersih dan adem. Padahal kan ngga mungkin bikin rumah tanpa pondasi.

Mungkin karena mereka tidak biasa memulai sesuatu dari yang kecil, sehingga capaian itu dinilai hanya dari materi saja dan dalam rentang waktu yang singkat. Aku akan berusaha fokus sama capaian-capaian kecil, selama ada progress, rasanya sudah patut untuk disyukuri.

Makasih banyak ya, baca quote kak @inong jadi tumbuh keyakinan lagi bahwa apa yang aku lakuin dan pilih ini gak bakalan sia-sia. Ketika aku memutuskan untuk memilih jalan ini, rasa-rasanya sudah ketata niatnya, cuman ya itu tadi, semakin lama keyakinan itu semakin turun aja. Emangnya wajar ya kalau niat seseorang itu berubah-ubah seiring dengan waktu ?

Ini yang susah banget. Emang bener yang bikin komitmen menjadi berkurang itu gara-gara pengaruh dari lingkungan sekitar. Kalau masukan dari orang tua sih ok, walaupun secara harfiah “negatif”, kenyataannya malah bikin semangat dan lebih berhati-hati lagi. Tapi yang banyak malah masukan dari teman-teman. Bukannya kasih support, tetapi malah nge-jatuhin. Mungkin motivasinya beda kali ya :joy:

Jaga komitmen dan konsistensi emang penting sekali, walaupun susah tetep harus diusahakan. I couldn’t agree more with you! :heart_eyes:

Siap kak, aku bakalan selalu berpikir ketika mengambil keputusan kok. Yang terpenting aku dah melakukannya dengan kemampuan terbaik, apapun hasilnya, aku yakin kalau apa yang aku lakuin ini akan bermanfaat buat orang lain dan tentunya buat aku sendiri.

Sekali lagi terimakasih banyak buat kak @Endro_Swasono dan kak @inong atas supportnya. Rasanya kayak aneh aja, orang yang tidak kita kenal malah rasa-rasanya bisa memahami apa yang ada dipikiranku, sedangkan yang kenal malah ngga kasih support seperti kakak :pray:t2:

4 Likes

Diusia seperempat abad memang manusia sering dihadapkan dengan hal-hal yang diluar ekspektasinya. Sebelum mencapai usia tersebut, biasanya kita mencita-citakan banyak hal, ada yang ingin jadi youtuber karena sekarang sepertinya ini jadi profesi yang menggiurkan, ada yang ingin jadi penulis,jadi model, dan banyak lagi. Tetapi kenyataannya setelah usia semakin bertambah, hal-hal yang diharapkan tak kunjung terjadi karena itu muncul kecemasan, rasa tidak percaya diri, rasa tidak berguna dan kadang sampai mempertanyakan “kenapa aku harus hidup?”. Ini yang menyebabkan quarter life crisis sering terjadi, yaitu karena harapan tidak sesuai dengan realita.

Ini umum dialami oleh orang-orang yang baru lulus sarjana karena padamasa kuliah sudah berharap akan dapat bekera di perusahaan yang bagus setelah wisuda, atau akan menjadi seorang entrepreneur yang sukses dan mimpi-mimpi besar lainnya. ternyata setelah lulus mereka dihadapkan dengan susahnya mencari kerja karena lapangan kerja yang sedikit atau keahlian tidak sesuai dengan tawaran pekerjaan yang ada. Semakin stress lagi ketika ada tuntutan dari orang tua untuk membantu perekonomian keluarga, atau melihat teman yang sukses lebih dulu.

Ketika menghadapi masa sulit, ketahuilah bahwa tantangan tidak datang untuk menghancurkanmu. Mereka datang untuk meningkatkan dan memperkuat dirimu".

Cara mengatasi hal tersebut bisa dengan melakukan beberapa hal berikut.

  1. Mempertanyakan dalam diri what should i do? dan menjabarkan beberapa keinginan dengan beberapa kendala yang mungkin ada pada masing-masing keinginan, sehingga ketika keinginan yang satu benar-benar gagal, bisa menjalankan keinginan yang lain.
  2. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Ini hanya makin menambah stress, lebih baik belajar dari kesuksean mereka atau memegang prinsip “kita semua pasti sukses hanya beda timing aja” :grin:
  3. Carilah teman yang akan mendukung tindakanmu dan bersedia mengkorekasimu ketika kamu salah. Intinya teman yang selalu ada dan berpengaruh positif untuk dirimu. Jadi hindari teman yang TOXIC.
  4. Love yourself. ya ini simple tapi susah sih, karena kadang kita terlalu menuntut diri untuk bisa jadi seperti orang lain, berusaha untuk menjadi kebanggaan. Padahal dengan mencintai diri sendiri, kepercayaan diri akan tumbuh dan akan merasa senang pada setiap pencapaian-pencapaian diri meskipun itu hal kecil.

"Your self-worth is determined by you. You don’t have to depend on someone telling you, who you are.” - Beyoncé

1 Like

Quarter life crisis memang menjadi sebuah proses ataupun fase seseorang dalam menjalani kehidupan, perasaan tersebut akan muncul pada diri setiap individu. Cemas akan masa depan atau hari esok, merasa belum memiliki keahlian yang pasti dll.

Hidup di fase umur 20 tahunan memang memiliki tantangan hidup yang cukup besar, ekspektasi pada sesuatupun tinggi dan tanggung jawab yang dipikul semakin besar. Quarter life crisis akan menjadikan diri bimbang akan kehidupan misalnya :
“Pilihanku ini tepat gak ya?”
“Salah gak sih kalau aku bersikap seperti itu?”
“Besok kalau udah lulus mau kerja dimana ya?”
“Aku harus ngapain lagi?”
dll

Fikiran dan perasaan tersebut sangatlah wajar sekali, karena ketika kita melihat orang lain yang sekiranya telah 1 garis di depan kita akan timbul perasaan tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan, misalnya :

  1. Lakukan hal-hal yang kamu suka, namun sewajarnya saja jangan berlebih. Misalnya kamu adalah orang yang suka travelling, lakukanlah hal tersebut agar diri dan hatimu lebih tenang lagi.
  2. Menajauhi orang-orang yang kamu rasa mereka toxic dalam hidupmu. Hal tersebut bukan berarti membenci, namun lebih kepada agar dirimi lebih tenang dan damai.
  3. Bersyukur dengan pencapaianmu saat ini, intinya jangan hanya melihat dari 1 sudut pandang saja namun lihatlah sudut pandang lainnya.
  4. Berbagi dan bermanfaat untuk orang lain, hal tersebut akan menjadikan dirimu lebih bersyukur dalam memaknai hidup sampai saat ini.
  5. Selalu motivasi diri sendiri, misalnya nih aku sering banget bikin tulisan-tulisan motivasi disebelah kasur tempat tidur ataupun dikaca. Agar aku bisa membaca setiap saat dan selalu termotivasi.
1 Like