Bagaimana cara mengatasi fobia ketinggian?

Akrophobia merupakan fobia terhadap ketinggian, atau ketakutan yang berlebihan terhadap ketinggian yang dialami seseorang. Rasa takut yang berlebihan ini dapat memicu perasaan yang berlebihan pula seperti kepanikan, stress dan kecemasan. Dalam bahasa Yunani, Akrophobia adalah Akron atau puncak dan Phobos atau takut yaitu perasaan takut ekstrim dan tidak rasional yang dialami seseorang dengan tempat yang tinggi. Akropobia merupakan bagian dari beberapa kelompok phobia yang spesifik, yang biasa disebut Space and Motion Discomfort.

Kebanyakan orang mengalami tingkatan tertentu ketakutan yang wajar ketika terekspos kepada ketinggian, atau takut akan jatuh. Orang yang tidak memiliki fobia akan dengan mudah melakukan kegiatan seperti hiking, menaiki tangga, memanjat gunung dan lain sebagainya yang berhubungan dengan tempat tinggi. Para penderita fobia ketinggian mengalami ketakutan yang tidak wajar dan biasanya dapat mengalami serangan panik pada tempat tinggi dan menjadi terlalu terganggu untuk membawa dirinya turun dengan sendirinya. Sekitar dua sampai lima persen dari populasi umum mengalami fobia ketinggian, dan dua kali lebih banyak dialami pada wanita daripada pria.

Bagaimana cara mengatasi fobia ketinggian ?

Untuk mengatasi fobia ketinggian, penderita dapat melakukan beberapa hal berikut :

  1. Bertekad
    Tanpa kemauan dan tekad yang kuat untuk mengalahkan dan menaklukkan fobia ketinggian yang diderita, seseorang tidak akan berhasil untuk mengatasi masalah ketakutan serta kecemasan berlebihannya. Ketika seseorang bertekad kuat untuk menghadapi masalah dan mencari penyelesaiannya, maka hal itu akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

  2. Hipnoterapi
    Dalam terapi jenis ini pemicunya akan diidentifikasi dan menghipnotis pasien untuk membuang kekhawatiran yang dirasakannya dari alam bawah sadar untuk membentuk pikiran baru yag bebas dari fobia. Dengan melakukannya secara bertahap, perlahan – lahan seseorang akan dapat mengontrol kecemasannya yang berlebihan dan kepanikannya ketika menghadapi situasi yang terkait fobia tersebut.

  3. Melatih Diri Sendiri
    Walaupun sudah menjalani terapi, namun penderita fobia ketinggian tetap harus melatih dirinya sendiri untuk menghadapi situasi yang akan memicu fobianya tersebut. Misalnya, menghadapi situasi ringan terkait fobia ketinggian yang dialaminya untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan ketika berada dalam situasi tertentu dan mengulanginya setiap kali untuk membiasakan diri dengan frekuensi yang semakin meningkat.

  4. Terapi Virtual
    Terapi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan teknologi komputer untuk memviualisasikan suatu hal yang menjadi sumber ketakutan penderita fobia. Melalui teknologi komputer akan diciptakan suatu lingkungan virtual yang menyerupai kenyataan sebenarnya yang ditakuti oleh penderita. Dalam beberapa penelitian, cara ini terbukti lebih efektif untuk mengurangi ketakutan yang dialami oleh orang yang fobia ketinggian.

  5. Terapi Desentisisasi
    Fobia ketinggian ringan biasanya dapat diatasi dengan menggunakan terapi ini. Penderita fobia ketinggian biasanya akan diminta untuk membayangkan hal-hal yang indah ketika ada di ketinggian, sehingga tidak perlu cemas akan bahayanya. Contohnya, mereka diminta untuk membayangkan kesenangan dan keseruan ketika bermain flying fox, naik roller coaster, dan lain-lain.

  6. Metode Abreaksi
    Selain membayangkan senangnya beraktivitas di ketinggian, penderita fobia akan dibiasakan untuk terus berimajinasi atau membayangkan membayangkan bahwa dirinya sedang berada di ketinggian. Juga membiasakan diri untuk menonton acara televisi yang menyuguhkan atraksi di ketinggian misalnya acara sirkus atau olah raga. Setelah terbiasa membayangkan hal tersebut si penderita fobia kemudian akan dibawa untuk mengunjungi tempat-tempat yang tinggi dan melakukan seperti apa yang biasa dikhayalkannya

  7. Reframing
    Cara ini membuat penderita membayangkan kembali atau melakukan flash back kepada awal kejadian di masa lampau yang membuatnya menjadi trauma dengan tempat yang tinggi. Ketika sedang mengenang itulah, dimasukkanmotivasi kepada orang tersebut bahwa bukan hanya dirinya saja yang dapat mengalaminya, namun orang lain pun juga sama yang pernah mengalami ketakutan sepertinya namun ada yang berhasil mengalahkan ketakutannya tersebut. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan juga membangkitkan keberanian orang tersebut kembali.