Bagaimana cara mengatasi depresi atau tekanan batin?

depresi

Depresi adalah gangguan suasana hati yang dapat mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku. depresi dapat disembuhkan dengan beberapa hal, apa sajakah itu?

Cara mengatasi depresi sangat tergantung dengan seberapa kuat kondisi depresi anda, apakah masih dalam kategori ringan atau sudah masuk kedalam kategori berat ? Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi depresi anda.

Depresi Ringan


Dalam kondisi depresi ringan, anda dapat mengatasinya dengan cara-cara nerikut :

  • Berbicara dengan keluarga dan teman yang bisa dipercaya mengenai apa yang sedang anda rasakan seringkali sangat bermanfaat. Mereka bisa membantu anda untuk mencari solusi dari beberapa masalah yang tengah anda hadapi; selain itu, cukup dengan mengetahui bahwa ada orang-orang yang memperhatikan anda sudah sangat bermanfaat.

  • Menulis masalah-masalah yang sedang anda hadapi, perasaan dan pikiran anda, dan berbagai solusi yang bisa dilakukan akan bisa membantu anda lebih memahami mengenai apa yang tengah anda hadapi dan pilihan-pilihan yang anda punyai.

  • Bicaralah dengan tenaga medis (dokter keluarga, psikiater, psikolog, pekerja sosial klinis, konselor kesehatan mental, atau perawat jiwa) bila anda merasa bahwa anda sedang mengalami depresi. Tenaga medis bisa membantu anda mencari tahu apa yang tengah anda alami dan bisa memberikan saran-saran yang berguna.

  • Pada beberapa kasus, obat-obat antidepresan sangat berguna untuk mengatasi depresi ringan. Tapi pada kebanyakan remaja yang mengalami depresi ringan, obat bukanlah jawaban yang mereka cari.

Depresi BERAT

Untuk kategori depresi berat, maka cara mengatasinya tentunya lebih kompleks dibandingkan ketika depresi tersebut masih dalam kondisi ringan. Berikut cara yang bisa anda lakukan ketika anda masuk didalam depresi kategori berat :

  • Berbicara dengan keluarga dan teman yang bisa dipercaya mengenai apa yang sedang anda rasakan juga masih bermanfaat.

  • Menulis masalah-masalah yang sedang anda hadapi, perasaan dan pikiran anda, dan berbagai solusi yang bisa dilakukan juga masih bisa membantu.

  • Anda harus memeriksakan diri ke dokter bila anda pikir anda mengalami depresi. Depresi berat adalah masalah serius dan harus didiagnosis oleh seorang dokter, psiiater, atau psikolog. Anda bukan harus memeriksakan diri ke poliklinik atau rumah sakit jiwa, tempat dimana tenaga medis kesehatan jiwa biasanya bisa ditemui.

  • Salah satu terapi efektif untuk menangani depresi berat pada remaja adalah dengan menggunakan cognitive behavioral therapy (CBT). CBT adalah proses terapi dengan cara mengobrol yang bertujuan untuk mengajarkan ketrampilan-ketrampilan baru untuk berpikir dan bertindak secara lebih efektif.

  • Terapi efektif lainnya adalah interpersonal therapy (IPT), yaitu terapi dengan cara mengobrol yang bertujuan untuk mengajarkan ketrampilan- ketrampilan baru untuk berinteraksi dengan teman, guru, dan keluarga.

Bila anda mengalami depresi berat, anda harus mencari bantuan tenaga medis

Obat-obatan


Obat-obat antidepresan sangat bermanfaat pada orang dewasa yang mengalami depresi, namun penelitian telah membuktikan bahwa obat-obat ini tidak seefektif itu pada mereka yang berusia lebih muda, bahkan seringkali tidak lebih efektif dari obat placebo. Obat harus digunakan bersama metode-metode terapi lain dan berbagai strategi koping.

Lebih dari separuh remaja yang didiagnosis mengalami depresi akan mendapatkan peresepan obat antidepresan dari dokternya, khususnya bila depresi yang dialami lebih berat dan telah berlangsung dalam waktu lama, atau bila mereka juga mempunyai masalah-masalah lainnya, misalnya kecemasan yang mungkin membutuhkan penanganan farmakologis. Penelitian-penelitian baru telah menunjukkan kombinasi antara obat dan ketrampilan untuk menolong diri sendiri akan jauh lebih baik dibandingkan bila masing-masing digunakan sendiri-sendiri. Bila anda mendapatkan obat antidepresan dari dokter anda, tanyakanlah mengenai berbagai perbaikan gejala depresi yang bisa diharapkan dari obat ini dan efek samping yang mungkin timbul. Pemberian obat juga harus disertai dengan strategi koping yang baik sebagaimana yang dijelaskan dalam buku ini, atau berbagai penanganan psikologis lainnya.

Sebuah penelitian membandingkan CBT, obat antidepresan dan kombinasi keduanya dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kombinasi keduanya akan lebih bermanfaat pada remaja yang mengalami depresi sedang sampai berat. Journal of the American Medical Association, 2004, 292, No.7

Sumber : Dan Bilsker PhD, Merv Gilbert PhD, David Worling PhD, E. Jane Garland MD, FRCP, Melawan depresi : Ketrampilan anti-depresi untuk remaja, diterjemahkan oleh : Irwan Supriyanto, MD, Ph.D, Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Individu yang mengalami depresi harus mendapatkan penanganan segera. Jika dibiarkan lebih lanjut akan memicu perilaku tindakan bunuh diri (Hawari, 2010). Salah satu penanganan depresi ialah melalui konseling. Konseling merupakan proses bantuan penyelesaian masalah, bersifat terbuka dengan bertemu muka yang diberikan oleh tenaga profesional. Konseling dilakukan dengan pendekatan konsep holistik yang mencangkup enam kesejahteraan yaitu kesejahteraan akademik, emosional, sosial, fisik, spiritual, dan okupasional (Wanda, dkk., 2008).

Salah satu pendekatan pada konseling ialah pendekatan tingkah laku kognitif. Pendekatan konseling yang bersifat kognitif memfokuskan pada proses mental dan pengaruhnya pada kesehatan mental dan tingkah laku. Pendekatan ini menggunakan premis bahwa pikiran seseorang menentukan bagaimana perasaan klien dan bagaimana cara klien akan bertingkah laku (Lesmana, 2006).

Davison dan Naela (2001) menjelaskan bahwa depresi dapat ditangai dengan empat cara, yakni:

  • Pendekatan Psikodinamik

    Pendekatan ini akan membantu klien memperoleh hikmah dari konflik yang dialami dan mendorong pelepasan keluar kemarahan yang selama ini terpendam di dalam dirinya. Pendekatan ini akan membantu klien membuka motivasi yang tersembunyi.

  • Pendekatan Cognitive Behavioral

    Pada pendekatan ini butuh adanya konselor mencobat mempersuasi klien depresi untuk merubah pandangannya tentang diri dan peristiwa yang negatif.

  • Pelatihan Keterampilan Sosial

    Pendekatan prilaku memfokuskan pada upaya membantu klien meningkatkan interakasi sosialnya.

  • Pendekatan Biologis

    Bentuk terapi biologis yang dapat digunakan pada klien depresi adalah ECT (Electroconconvulsive therapy). ECT dianggap merupakan pengobatan yang paling optimal untuk depresi parah. Terapi lainnya ialah dengan pemberian obat depresi seperti tricyclis (imipramine dan amitrityline), selective serotonin reuptake inhibitor (fluoxetine dan sertraline), monoamine oxidase inhibitor (parnate).

Seligman (1993) menjelaskan bahwa terdapat empat terapi yang bekerja untuk membantu menyelesaikan gangguan depresi, yakni dua terapi biologis dan dua terapi psikologis.

Terapi biologis


Terapi biologis memberikan bantuan cukup efektif, namun keduanya memiliki efek samping yang serius. Terapi biologis tidak dapat memecahkan masalah mendasar sehingga depresi kemungkinan akan kembali, kecuali jika penderita depresi terus menerus minum obat. Terapi biologis terdiri dari terapi obat dan terapi Electroconvulsive Syok (ECS).

Jenis utama terapi obat adalah trisiklik (misalnya, Elavil, Tofranil, dan Sinequan), Inhibitor MAO (Marplan, Nardil, dan Parnate), dan serotonin reuptake inhibitor (Prozac).

Semua obat ini memakan waktu antara sepuluh hari dan tiga minggu untuk mulai bekerja. Mereka meringankan depresi nyata sekitar 65% dari waktu. Sekitar seperempat orang depresi tidak dapat atau tidak akan mengambil obat biasanya karena efek samping.

Electroconvulsive Syok (ECS) adalah terapi yang menakutkan. Terapi ini mengurangi depresi berat sekitar 75% dari waktu. Banyak orang tidak akan setuju untuk ECS karena efek samping yang cukup besar, seperti kehilangan memori, perubahan kardiovaskular, dan kebingungan.

Terapi psikologis


Terapi psikologis terdiri dari terapi kognitif dan terapi interpersonal. Terapi kognitif berusaha untuk mengubah cara berpikir orang yang depresi tentang kegagalan, kekalahan, kerugian, dan ketidakberdayaan. Terapi kognitif bekerja dengan baik, memberikan bantuan yang cukup untuk sekitar 70% dari orang yang depresi.

Terapi Interpersonal (IPT) berfokus pada hubungan sosial, memiliki asal-usul dalam pengobatan psikoanalitik jangka panjang, melainkan terdiri dari 12-16 sesi, biasanya sekali seminggu. Pada IPT pasien diminta untuk mengevaluasi kembali peran yang hilang, mengekspresikan emosi tentang kerugian, mengembangkan keterampilan sosial yang cocok untuk peran baru, dan membangun dukungan sosial baru. IPT merupakan terapi yang singkat dan murah, tidak memiliki efek samping yang merugikan, dan telah terbukti cukup efektif terhadap depresi, memberikan bantuan pada 70% kasus.

Cara Mengatasi Tekanan Batin

Penyakit tekanan batin dapat diatasi dengan obat, psikoterapi, atau kombinasi keduanya yang disertai gaya hidup sehat. Jika hal tersebut tidak mengurangi gejala, maka terapi electroconvulsive (ECT) dan terapi stimulasi otak dapat menjadi pilihan pengobatan selanjutnya.

  • Mengubah Gaya Hidup Menjadi Lebih Sehat – Untuk mengatasi tekanan batin yang menyiksa, cobalah untuk lebih aktif dan berolahraga, tetapkan tujuan yang realistis untuk diri Anda, cobalah untuk menghabiskan waktu dengan orang lain, dan ‘curhat’ kepada keluarga, teman, maupun orang lain yang Anda percaya, cobalah untuk tidak mengisolasi diri dan membiarkan orang lain membantu Anda. Anda juga dapat menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, menghindari minuman beralkohol, dan tidur yang cukup.

  • Obat – Umumnya penderita tekanan batin ditangani dengan obat antidepresan. Ada beragam obat antidepresan, antara lain fluoxetin, citalopram, sertraline, paroxetin, escitalopram, venlafaxine dan duloxetine. Penggunaan obat antidepresan umumnya akan memerlukan resep dan pemantauan dokter secara teratur, terutama pada awal pemakaian. Biasanya, obat antidepresan membutuhkan waktu dua hingga empat minggu untuk bekerja dan mulai menghilangkan gejala yang dirasakan penderita.

  • Psikoterapi. Beberapa jenis program psikoterapi juga terbukti dapat membantu penderita tekanan batin. Pengobatan tersebut meliputi Cognitive Behavior Therapy (CBT), Problem-Solving Therapy (PST), Interpersonal Therapy (IPT), Terapi Psikodinamis, dan Terapi Stimulasi Otak (ECT). Jika Anda merasa sedang mengalami tekanan batin, segeralah berkonsultasi ke dokter atau ke ahli psikologi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.

Penanganan atau pengobatan tekanan batin biasanya tergantung pada gejala yang Anda alami. Anda dan harus dapat bekerjasama dengan dokter atau psikolog untuk menemukan pengobatan yang terbaik. Anda bahkan mungkin butuh perawatan di rumah sakit ketika tekanan batin sudah terlampau berat, seperti berpikir untuk bunuh diri, ingin mencelakakan orang lain, dan tidak bisa membedakan antara nyata dan tidak (psikosis).

Narsisme dapat Membantu mengatasi Depresi dan Stres

Apakah Anda merasa bahwa Anda lebih baik daripada orang lain, dan tidak perlu malu atas kondisi Anda? Jika demikian, Anda mungkin akan dianggap sebagai seorang “narsis” dan dapat dianggap sebagai orang yang paling menjengkelkan di lingkungan Anda.

Tetapi beberapa penelitian yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa beberapa tipe narsisme mungkin bukan hal yang buruk. Mengapa? Karena narsisme dapat memberikan tingkat ketangguhan mental sehingga dapat melindungi dalam menghadapi kritik dan keraguan diri.

Kostas Papageorgiou, penulis utama studi tersebut dan asisten profesor di sekolah psikologi Queen’s University Belfast, Irlandia Utara, mengatakan bahwa setidaknya terdapat beberapa aspek narsisme yang dapat membantu seorang individu dalam meningkatkan ketahanan mereka terhadap beberapa jenis psikopatologi, yaitu, gejala depresi dan stres yang dirasakan. Narsisme tampaknya berkorelasi positif terhadap harga diri dan extraversion yang sehat.

Secara total, penelitian ini meneliti sekitar 700 peserta, pada usia rata-rata antara 22 dan 25. Kuesioner dirancang untuk mengukur kecenderungan narsis, ketangguhan mental, dan stres. Peserta juga mendapat peringkat untuk lebih dari satu jenis narsisme. Papageorgiou menekankan bahwa penelitian ini tidak fokus pada narsisme yang ekstrem, atau dalam istilah klinis dikenal sebagai "gangguan kepribadian narsistik. Bagaimanapun, narsisme yang ekstrem akan mempengaruhi kesehatan mental seseorang secara negatif.

Pada intinya adalah bahwa orang harus fleksibel. Mereka harus bisa beradaptasi dengan cepat apabila kondisi dan keadaan seseorang berubah. Misalnya, orang lebih banyak memilih berjalan dibandingkan berlari. Tetapi terkadang mereka harus bisa berlari ketika mereka harus berlari.

James Maddux, seorang profesor emeritus psikologi klinis di Universitas George Mason, Fairfax, Va., sependapat dengan penelitian ini. Beliau berpendapat bahwa "ada berbagai strategi untuk mencegah dan menangani depresi, termasuk mengubah cara berpikir tentang diri mereka sendiri, tentang dunia dan tentang suatu hubungan.

Beliau juga menambahkan bahwa penelitian ini tidak menyarankan seorang individu untukmenjadi lebih narsis sebagai cara untuk mencegah depresi, tetapi bahwa sifat kepribadian yang kita sebut narsisme dapat mencakup beberapa karakteristik yang dapat menurunkan risiko depresi.

Kuncinya adalah narsisme yang baik adalah narsisme yang memiliki harga diri yang tinggi. Mengapa? Karena Depresi sebagian besar merupakan ‘gangguan’ harga diri. Orang-orang yang merasa depresi sering merasa mereka tidak berharga, tidak ada yang peduli tentang mereka dan mereka tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar.

Jadi, memiliki harga diri yang tinggi secara alami akan membuat seseorang lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami depresi.

Depresi sebelumnya dianggap sebagai suatu jenis neurastenia yang termasuk dalam kategori gangguan jiwa ringan. Penderita depresi memiliki suasana hati yang buruk secara berkepanjangan, kehilangan minat terhadap segala hal, dan merasa kekurangan energi. Suasana hati mereka sangat buruk sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Lalu, bagaimana cara untuk mencegah atau melawan depresi ?

  • Cobalah untuk mendiskusikan perasaan dan menyalurkan stres Anda dengan benar.
  • Pertahankan gaya hidup yang sehat, misalnya terlibat dalam aktivitas atau hobi yang sehat.
  • Bersikap yang terbuka dan positif terhadap depresi.
  • Secara aktif mencari bantuan untuk memecahkan masalah.
  • Mintalah saran dari para tenaga medis profesional seperti psikolog klinis, dokter keluarga, psikiater, perawat, pekerja sosial, terapis profesional, dll. Mereka memiliki keterampilan profesional dalam konseling dan bisa membantu Anda memecahkan masalah secara positif.
  • Biarkan keluarga dan teman mengetahui emosi Anda
  • Tetapkan tujuan yang realistis untuk diri Anda sendiri dan hindari mengambil tanggung jawab yang tidak bisa dipenuhi.
  • Berolahragalah secara teratur untuk meringankan stres.

Lalu bagaimana apabila kita sudah terindikasi mengalami depresi ?

Apabila anda sudah merasa dalam kondisi depresi, maka sebaiknya anda sesegera mungkin menemui tenaga ahli yang mampu mengatasi masalah depresi anda secara profesional. Beberapa yang biasa dilakukan untuk melawan orang-orang yang sudah mengalami depresi adalah dengan menggunakan obat-obatan antidepresan dan juga melakukan terapi. Kedua cara tersebut hanya bisa dilakukan oleh dokter spesialis kejiwaan.

1. Obat-obatan

Dokter bisa meresepkan obat untuk mengobati depresi. Ada dua jenis pengobatan utama:

  • Antidepresan bekerja dengan menormalkan neurotransmiter di otak.
  • Penenang membantu mengurangi kecemasan sementara.

Pengobatan bisa meringankan gejala depresi dalam jangka waktu 3 hingga 4 minggu dan pasien bisa sembuh dalam jangka waktu 4 hingga 6 minggu. Secara umum, pasien harus terus mengonsumsi obat setidaknya 4 hingga 9 bulan setelah gejala penyakit hilang. Untuk depresi yang berat atau sering berulang, pasien harus tetap mengonsumsi obat untuk jangka waktu yang lebih lama. Pengobatan hanya boleh dihentikan menurut instruksi dokter.

Efek samping obat (tergantung pada jenis anti-depresan yang Anda gunakan)
mencakup:

Sembelit, diare, mulut kering, muntah, rasa mengantuk, susah tidur, pusing, sakit
kepala, rasa lelah, peningkatan berat badan, penglihatan kabur, dan sesak nafas.
Tidak semua orang mengalami efek samping yang sama. Selain itu, efek samping
biasanya bersifat sementara dan akan mereda seiring dengan berjalannya waktu.

Peringatan:

Jangan mengubah atau menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter
terlebih dahulu.

2. Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi psikoanalitik (atau terapi psikodinamik) merupakan jenis psikoterapi yang umum digunakan oleh dokter spesialis. Psikoterapi bertujuan untuk membantu pasien mengubah pola pikir negatif mereka dan berperilaku positif, sehingga bisa menyelesaikan masalah emosional secara objektif dan efisien. Para tenaga medis profesional akan membantu pasien untuk mengetahui faktor pemicu depresi mereka. Bila perlu, psikoterapi akan digunakan bersamaan dengan obat untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik.

  • Terapi perilaku kognitif
    Bertujuan untuk membantu pasien mengembangkan pola pikir dan gaya hidup baru melalui analisis pemikiran. Periode pengobatan biasanya bersifat singkat dengan target terapeutik yang telah ditentukan sebelumnya.

  • Terapi psikoanalitik
    Bertujuan untuk membantu pasien memahami alam bawah sadar yang memengaruhi emosi dan perilaku saat ini dengan menganalisis pengalaman dan pemikiran di masa lalu. Terapi ini merupakan proses terapi intensif dan memiliki jangka waktu yang agak panjang.

3. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

Dokter bisa menyarankan terapi elektrokonvulsif kepada penderita depresi berat yang tidak bertambah baik setelah mendapatkan pengobatan dan psikoterapi. Dalam terapi elektrokonvulsif, arus listrik dialirkan melalui otak untuk menghilangkan gejala depresi. Pengobatan tergantung pada kebutuhan individu.

Sebelum ECT diberikan, pasien diberi anestesi ringan. Sengatan listrik akan diterapkan ke kepala pasien yang dapat meningkatkan kadar zat kimia yang terkait dengan suasana hati seperti serotonin dan noradrenalin di otak.