Bagaimana cara mengamati atau mencermati tanaman yang mengalami defisiensi dan toksisitas hara?

Defisiensi nutrisi tanaman

Saya ada beberapa Tanaman yang sepertinya tidak mengalami pertumbuhan dengan baik , saya ingin bertanya apakah tanaman saya mengalami defisiensi/toksisitas hara dan bagaimana cara mengamati bahwa tanaman tersebut mengalami defisiensi/toksisitas hara.

1 Like

Halo! Sejauh yang saya tahu, cara mengamati tanaman mengalami toksisitas (keracunan) atau defisiensi (kekurangan) unsur hara adalah dengan melihat wujud tanaman, baik dari warna daun, bentuk tumbuhnya, hasil buahnya ataupun dari perakarannya dan uji laboratorium.

Setiap tanaman yang mengalami defisiensi atau toksisitas unsur hara tertentu menunjukan ciri tertentu pula. Namun, jika ingin menganalisis dengan cara melihat langsung kondisi tanaman, maka buku acuan defisiensi atau toksisitas unsur hara bisa menjadi referensi. Misalnya jika kekurangan unsur P (fosfor) maka daun tanaman akan berwarna merah keunguan, akarnya tidak kuat atau tanaman cepat roboh; kekurangan unsur K dan Ca maka pertumbuhan buah tanaman jadi kurang optimal, warna daunnya jadi putih; dan jika kekurangan N maka daun tanaman akan berwarna kuning kering, pinggir daunnya seperti terbakar (nekrosis); dan masih banyak ciri lain yang bisa dijadikan referensi.

Menganalisis defisiensi atau toksisitasdengan melihat langsung kondisi tanaman, tidak menjamin bahwa tanaman itu mengalami kondisi yang sama dengan analisis kita. Untuk menjamin tanaman itu mengalami defisiensi ataupun toksisitas dengan akurat maka diperlukan uji laboratorium, sehingga kita bisa memberikan penanganan yang akurat untuk tanaman tersebut bisa tumbuh optimal.

Terimakasih

1 Like

Banyak jenisnya, mungkin kamu bisa mulai mempelajari unsur penting dalam tanaman dimulai dari unsur N, P, dan K. karna unsur tersebut unsur yang dominan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. nah ciri2 tanaman yang mengalami defisiensi unsur N yaitu daun menjadi kuning, daun tanaman menjadi kering dan merah kecoklatan, bunga dan buah akan berukuran kerdil,

Defisiensi unsur P yaitu tanaman kering dan terhambat pertumbuhannya.

Defisiensi unsur K yaitu ujung daun terbakar, daun keriting, muncul bercak kuning pada daun, jadi bisa dikenali gejala2 tersebut, kalau toksisitas atau keracunn hara, tanaman jadi layu dan lama-lama mati

Gejala defisiensi unsur hara adalah tanda-tanda yang diperlihatkan oleh tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu atau lebih unsur hara. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami kekurangan salah satu atau lebih unsur hara tersebut, misalnya pada daun, muncul bercak-bercak.

Berikut ini adalah istilah- istilah umum yang dipakai untuk menggambarkan gejala kekurangan hara pada tanaman:

  1. Klorosis: secara umum menggambarkan jaringan tanaman yang menguning atau memutih karena kurangnya klorofil

  2. Nekrosis: matinya jaringan tanaman; biasanya dimulai dengan menguningnya jaringan tanaman, sampai akhirnya menjadi coklat, kemudian mati

  3. Klorosis Interveinal: hanya jaringan tanaman yang terletak di antara tulang-tulang daun yang menunjukkan adanya gejala klorosis

  4. Terbakar atau menjadi kering: terjadi kekuningan atau kecoklatan lokal yang parah, menunjukkan penampilan yang hangus

  5. Bercak-bercak: pola-pola bercak yang terlihat, tidak teratur, dan tidak konsisten

Pengaruh defisiensi unsur hara yang nyata adalah menghambat pertumbuhan tanaman sehingga ukuran tanaman menjadi relative lebih kecil. Efek lebih jauh adalah menurunkan asimilat (hasil fotosintesis) bersih tanaman. Berikut merupakan pengaruh defisiensi berbagai unsur hara terhadap jaringan/organ yang dipengaruhi menurut Fageria (1992):

  1. Defisiensi N : menekan jumlah sel (akar), menghambat pembesaran sel (daun dan akar), meningkatkan denukleasi (kortek akar), meningkatkan pembentukan sel aerenchyma (kortek akar).

  2. Defisiensi P : Menghambat pembesaran sel (Daun), Meningkatkan pembentukan sel aerenchyma (akar).

  3. Defisiensi K : Ukuran sel mengecil (Daun)

  4. Defisiensi Ca : Menghambat pembelahan sel (berbagai organ), Menghambat pembesaran sel (pollen tube), Meningkat denukleasi (kortek akar)

  5. Defisiensi Fe : Memacu pembelahan sel (akar)

  6. Defisiensi Mn : Memacu pembesaran sel (akar), Memacu pembelahan sel (akar)

  7. Defisiensi B : Menekan pembelahan sel (akar), Menekan pembesaran sel (akar), Menekan pemanjangan sel (akar).

  8. Kelebihan Na : Menekn pembelahan sel (akar), Menekan pembesaran sel (akar).

Sedangkan berikut merupakan gejala-gejala umum defisiensi unsur hara menurut Fageria et.al. (1991):

  1. Defisiensi Nitrogen (N) : Perubahan warna menjadi pucat (klorosis) terjadi pada daun-daun tua. Secara keseluruhan daun-daun berwarna hijau kekuningan (pucat) dan pertumbuhan terhambat (kerdil)

  2. Defisiensi Fosfor ( P) : Pertumbuhan terhambat (kerdil), daun-daun tua ungu oranye, daun-daun muda berwarna hijau tua kusam

  3. Defisiensi Kalium (K) : Daun-daun tua menunjukkan gejala flek-flek terbakar atau pada tepi daun mulai dari ujung daun. Tanaman lebih peka terhadap penyakit, kekeringan dan udara dingin

  4. Defisiensi Kalsium (Ca) : Daun-daun muda yang baru terbentuk berwarna putih, titik tumbuh mati (mati pucuk) dan mengeriting

  5. Defisiensi Magnesium (Mg): Tepi-tepi daun helaian di sela-sela tulang daun dan mengalami klorosis dan disertai perubahan warna daun tua menjadi bersemu merah muda, daun kadang-kadang menggulung mirip dengan gejala kekeringan

  6. Defisiensi Sulfur (S): Klorosis terjadi pada daun-daun muda. Pada kasus berat seluruh daun tanaman berwarna hijau kekuningan (pucat) seperti gejala defisiensi N.

  7. Defisiensi Seng (Zn): Timbul strip-strip karat pada daun tua dan disertai klorosis pada daun-daun dewasa, ukuran daun lebih sempit-sempit

  8. Defisiensi Besi (Fe): Klorosis terjadi pada helaian di sela-sela tulang daun muda, pada kasus berat seluruh daun berubah warna menjadi kuning yang akhirnya putih

  9. Defisiensi Mangan (Mn): Gejala yang timbul akibat defisiensi Mn mirip dengan gejala defisiensi Fe, tetapi pada taraf berat daun tidak menjadi putih melainkan mengalami nekrosis (mati)

  10. Defisiensi Tembaga (Cu): Klorosis pada daun-daun muda, daun menggulung dan mati pucuk

  11. Defisiensi Molibdenum (Mo): Daun-daun muda menjadi burik pucat, daun-daun menjadi putih dan mengalami kelayuan.

  12. Defisiensi Boron (Bo): Pucuk daun berwarna hijau pucat, berwarna perunggu dan kematian pada titik tumbuh.



Serta berikut ini merupakan gejala-gejala gejala-gejala Umum keracunan unsur hara menurut Fageria et.al.(1997):

  1. N : Tanaman berwarna hijau tua, rimbun, namun biasanya membentuk sistem perakaran yang kecil (dangkal dan terbatas), gejala terbakar pada daerah tepi daun dan diikuti mati jaringan pada helaian di sela-sela tulang daun

  2. P : Nekrosis dan mati titik tumbuh. Klorosis pada helaian daun di sela-sela tulang daun muda dan gejala gosong di daerah tepi daun tua

  3. K : Kelebihan K menyebabkan defisiensi Mg, Mn, Zn dan Fe.

  4. S : Pertumbuhan terhambat dan ukuran daun menjadi sempit, tulang daun menguning dan menimbulkan gejala terbakar pada daun.

  5. Mg : Kelebihan Mg dapat menginduksi defisiensi k

  6. Fe : Menyebabkan timbulnya warna perunggu pada daun-daun tua dan menyebabkan defisiensi unsure P, K dan Zn.

  7. Zn : Kelebihan Zn dapat menyebabkan defisiensi Fe. Klorosis terjadi pada helaian di sela-sela tulang daun muda, pada kasus berat seluruh daun berubah warna menjadi kuning yang akhirnya putih

  8. Mn : Penguningan daun yang dimulai dari tepi daun-daun tua. Penyebaran klorofil yang tidak merata.

  9. Cu : Pertumbuhan terhenti, cabang yang terbentuk sedikit, menginduksi defisiensi Fe

  10. B : Interveinal necrosi

Referensi

I Wayan, W. (2017). Defisiensi Dan Toksisitas Hara Mineral Serta Responnya Terhadap Hasil. Fakultas Pertanian Unud

Trail, P. (2016). Mendiagnosa Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman Di Lahan. Bidang Penelitian Dan Teknis ECHO Asia

Yulianus R., Matana., Dan Mashud, N. (2015). Respons Pemupukan N, P, K Dan Mg Terhadap Kandungan Unsur Hara Tanah Dan Daun Pada Tanaman Muda Kelapa Sawit. Balai Penelitian Tanaman Palma