Bagaimana cara mendidik anak agar mandiri sejak usia dini?

mendidik anak agar mandiri

Kemandirian pada anak perlu dilatih sejak dini. Kemandirian anak bisa dilatih mulai dari hal hal kecil dan kebutuhan dirinya. Mandiri diartikan mampu melakukan hal hal yang dibutuhkan sendiri dan minimal bantuan dari orang lain. Anak yang mandiri akan lebih bisa beradaptasi dengan mudah dengan lingkungannya. Anak yang mandiri juga akan tumbuh cenderung mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik.

Selain itu anak mandiri juga tidak terlalu tergantung dengan orang tua dan tidak akan manja. Anak yang dapat mandiri, tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi, solutif, memiliki rasa tanggungjawab yang baik, dan juga tidak merepotkan orang tua. Anak juga cenderung tidak suka merengek dan tidak egois terhadap keinginannya.

Bagaimana cara mendidik anak agar mandiri sejak usia dini ?

Melatih anak untuk mandiri bisa dimulai saat usia 2 hingga 6 tahun. Berikut cara-cara mendidik anak agar mandiri :

  1. Melatih anak buang air kecil atau air besar di toilet
    Mengajarkan BAK dan BAB di toilet bisa dimulai sejak anak usia sekitar 3 tahun. Hal ini mungkin sulit, namun harus dibiasakan. Ajarkan anak untuk menahan BAK atau BAB sampai dengan ke toilet. Kemudian ajarkan anak menggunakan WC atau alat yang ada di toilet. Kebiasaan ini dilakukan tidak hanya di rumah, namun juga usahakan ketika berada di luar rumah.

  2. Memberikan tugas untuk membersihkan dan menyimpan mainannya
    Mengajarkan anak untuk bertanggungjawab pada mainannya. Ajarkan anak untuk membersihkan mainannya sendiri dan tempat menyimpan mainan. Biasakan anak untuk menaruh mainannya dalam satu box penyimpanan dan membersihkan mainannya setelah selesai bermain. Hal ini juga mencegah mainan berceceran dan membuat rumah tidak rapi.

  3. Mengajari untuk mandi sendiri
    Ketika mandi, ajarkan pada anak juga cara mandi. Ajarkan cara menggosok badan dengan sabun, cara menggosok rambut saat keramas, cara menyiram badan, dan juga cara sikat gigi. Anda bisa mengajarkannya dengan demonstrasi, lalu memberi kebebasan anak untuk melakukannya sendiri.

  4. Mengajari untuk berpakaian sendiri
    Ajarkan anak untuk memakai bajunya sendiri untuk melatih kemandirian. Berikan penjelasan singkat dan mudah dipahami anak sebelumnya, lalu perhatikan anak saat mempraktekkannya. Berikan sedikit bantuan apabila anak masih kesulitan melakukannya sendiri. Mulailah dengan mengajarkan memakai baju baru kemudian celana.

  5. Memberi kebebasan anak untuk memiliki pakaiannya sendiri
    Berikutnya, untuk melatih kemandirian, orang tua harus menanamkan rasa percaya pada anaknya. Berikan kebebasan anak untuk memilih pakaiannya sendiri. Dan berikan penjelasan dan pilihan apabila pilihannya sangat tidak cocok. Jangan lupa berikan pujian apabila pilihannya bagus agar anak merasa lebih percaya diri dengan pilihannnya.

  6. Mengajari anak memakai sepatu
    Ajarkan anak memakai dan memilih sepatu yang ingin digunakan. Ajarkan bagaimana cara menalikan sepatu dan memakai sepatu. Beri kesempatan anak untuk mendemonstrasiikannya sendiri dan beri sedikit bantuan apabila anak masih kesulitan. Jangan lupa berikan pujian terhadap usahanya. Pada anak usia dibawah lima tahun, mungkin sebaiknya menggunakan sepatu dengan tali perekat agar lebih mudah.

  7. Mengajari anak untuk berterimakasih dan meminta maaf
    Kata kata terima kasih dan maaf merupakan komponen penting dalam kehidupan bersosial. Kata kata mutiara ini juga memiliki kekuatan membentuk dan membangun individu tumbuh menjadi lebih baik. Ajarkan anak untuk penggunaan kata terima kasih dan maaf. Ajarkan anak untuk mengatakan hal tersebut kepada orang lain.

  8. Mendidik anak untuk tidur di tempat tidurnya
    Didik anak untuk bisa tidur secara mandiri. Pada awalnya mungkin sulit, dan anak akan terus memanggil nama orang tuanya di malam hari. Hal ini mungkin melelahkan juga untuk orang tua namun perlu tetap dilakukan. Ajarkan anak untuk tidur terpisah dengan orang tua, dan memiliki kamar sendiri. Jika annak berteriak memanggil di malam hari, datanglah menengoknya dan temani sampai anak tertidur kembali. Setelah itu Anda boleh pergi lagi. Seiring berjalannya waktu, ketika anak terbangun dari tidur dan tidak menemukan siapapun di sampingnya akan menjadi hal yang biasa dan anak mampu tidur sendiri.

  9. Mengajak anak membantu pekerjaan rumah
    Ketika orang tua melakukan pekerjaan rumah, ajaklah anak untuk ikut terlibat. Misalnya saat ibu memasak, mencuci piring, ayah bertanam, membersihkan mobil dan sebagainya. Selain menambah kedekatan anak dengan orang tua, hal ini juga melatih anak untuk mandiri dan mampu melakukan banyak hal.

  10. Mengajarkan menabung
    Ajarkan anak untuk menyimpan uang atau menabung. Berikan pengetahuan tentang pentingnya uang dan manfaat menabung. Sehingga anak memiliki semangat untuk menyimpan uangnya. Sediakan tempat menabung dengan karakter atau bentuk yang lucu dan disukai anak agar lebih bersemangat.

Menurut Tassoni banyak hal yang dapat dilakukan sepanjang hari untuk mendorong anak bertindak mandiri. Namun hal ini bukan berarti meninggalkan anak untuk melakukannya sendiri. Beberapa hal yang dapat menolong anak menjadi mandiri melalui kegiatan bermain diantaranya;

  1. Mendorong anak membereskan mainannya sendiri
  1. Mendorong anak untuk memilih mainannya sendiri

  2. Mengijinkan anak berlatih mengenakan pakaian dengan menyediakan baju-baju yang menarik bagi anak untuk dipakaikan

  3. Mendorong anak untuk membersihkan meja bila kotor

  4. Memuji anak jika mereka sudah mencoba untuk menjadi mandiri

Aktivitas makan juga dapat menolong anak menjadi mandiri, menurut Hendricks bukan hanya aktivitas makannya saja, namun bisa juga dilatih untuk menyediakan makanan, untuk melayani, membuat pilihan, membersihkan meja dan sebagainya. Salah satu cara untuk menolong anak memiliki kemandirian yang berkaitan dengan aktivitas makan adalah memberi keyakinan bahwa mereka tidak perlu menunggu untuk disuapi.

Berk juga menyatakan bahwa keterampilan merawat diri anak usia dini, berangsur-angsur berkembang menjadi mahir berpakaian dan makan. Anak usia 2 tahun sudah dapat meletakkan dan mengambil baju. Anak usia 3 tahun sudah dapat buang air kecil dan buang air besar sebagaimana diperlukan. Antara usia 4-5 tahun sudah dapat mengenakan dan melepaskan baju tanpa pengawasan.

Anak juga dapat menggunakan sendok ketika makan, bahkan usia 4 tahun sudah dapat menggunakan garpu dan usia 5-6 tahun sudah dapat menggunakan pisau untuk memotong makanan yang lembut. Mengancingkan baju dan menaikkan resleting juga sudah mampu dilakukan anak usia pra sekolah. Pada anak usia 6 tahun keterampilan merawat diri sudah lebih rumit seperti memakai sepatu bertali sendiri. Mereka sangat puas bisa mengatur tubuh mereka sendiri.

Mereka bangga akan kemandirian mereka dan keterampilan baru mereka ini juga akan membuat hidup lebih mudah ketika dewasa kelak. Namun orang tua perlu kesabaran akan kemampuan anak-anak mereka. Ketika anak lelah dan tergesa-gesa, mereka akan makan dengan tangan mereka sendiri, memakai baju terbalik, memakai sepatu kiri di kaki kanan dan sebagainya.

Untuk melatih kemandirian anak, selain menyediakan kesempatan yang sesuai dengan umur anak (menyelesaikan tugas sendiri, membuat keputusan) juga perlu menyediakan bantuan hanya jika mereka minta. Kadang anak minta bantuan ketika mereka sebenarnya hanya minta ditemani atau diperhatikan.

Anak perlu didorong untuk melakukan sesuatu sendiri yang mereka dapat lakukan. Ada perbedaan antara me- lakukan untuk (doing to) dengan melakukan bagi (doing for) anak. Perlu menahan diri untuk menunggu anak menaikkan resleting, mengerti kapan anak perlu dibantu tanpa diambil alih, tidak berbicara terlalu banyak saat anak sedang berusaha belajar.

Membangun kompetensi pada diri anak dengan membiarkan anak melakukannya sendiri, akan meningkatkan harga diri yang selanjutnya dapat melatih pengendalian diri anak. Mengijinkan anak mengalami “penguasaan” dengan membuat keputusan sendiri dan menjadi mandiri adalah dua cara untuk mendorong terbentuknya kompetensi. Maccoby (1980) mengatakan bahwa mendorong anak untuk membuat pilihan dan keputusan melakukan sesuatu bagi diri mereka sendiri akan mengurangi rasa tidak mampu dan meningkatkan perasaan mampu dan mengembangkan standar pencapaian yang logis.

Dapat disimpulkan bahwa sejak dini anak sudah memiliki kapasitas untuk mengembangkan kemandirian. Oleh karena itu, orang tua harus memberi kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kemandiriannya dengan mencoba keterampilan baru. Misalnya memberi kesempatan menggunakan peralatan makan, memilih baju kesukaan, membuka kemasan