Menurut Tassoni banyak hal yang dapat dilakukan sepanjang hari untuk mendorong anak bertindak mandiri. Namun hal ini bukan berarti meninggalkan anak untuk melakukannya sendiri. Beberapa hal yang dapat menolong anak menjadi mandiri melalui kegiatan bermain diantaranya;
- Mendorong anak membereskan mainannya sendiri
-
Mendorong anak untuk memilih mainannya sendiri
-
Mengijinkan anak berlatih mengenakan pakaian dengan menyediakan baju-baju yang menarik bagi anak untuk dipakaikan
-
Mendorong anak untuk membersihkan meja bila kotor
-
Memuji anak jika mereka sudah mencoba untuk menjadi mandiri
Aktivitas makan juga dapat menolong anak menjadi mandiri, menurut Hendricks bukan hanya aktivitas makannya saja, namun bisa juga dilatih untuk menyediakan makanan, untuk melayani, membuat pilihan, membersihkan meja dan sebagainya. Salah satu cara untuk menolong anak memiliki kemandirian yang berkaitan dengan aktivitas makan adalah memberi keyakinan bahwa mereka tidak perlu menunggu untuk disuapi.
Berk juga menyatakan bahwa keterampilan merawat diri anak usia dini, berangsur-angsur berkembang menjadi mahir berpakaian dan makan. Anak usia 2 tahun sudah dapat meletakkan dan mengambil baju. Anak usia 3 tahun sudah dapat buang air kecil dan buang air besar sebagaimana diperlukan. Antara usia 4-5 tahun sudah dapat mengenakan dan melepaskan baju tanpa pengawasan.
Anak juga dapat menggunakan sendok ketika makan, bahkan usia 4 tahun sudah dapat menggunakan garpu dan usia 5-6 tahun sudah dapat menggunakan pisau untuk memotong makanan yang lembut. Mengancingkan baju dan menaikkan resleting juga sudah mampu dilakukan anak usia pra sekolah. Pada anak usia 6 tahun keterampilan merawat diri sudah lebih rumit seperti memakai sepatu bertali sendiri. Mereka sangat puas bisa mengatur tubuh mereka sendiri.
Mereka bangga akan kemandirian mereka dan keterampilan baru mereka ini juga akan membuat hidup lebih mudah ketika dewasa kelak. Namun orang tua perlu kesabaran akan kemampuan anak-anak mereka. Ketika anak lelah dan tergesa-gesa, mereka akan makan dengan tangan mereka sendiri, memakai baju terbalik, memakai sepatu kiri di kaki kanan dan sebagainya.
Untuk melatih kemandirian anak, selain menyediakan kesempatan yang sesuai dengan umur anak (menyelesaikan tugas sendiri, membuat keputusan) juga perlu menyediakan bantuan hanya jika mereka minta. Kadang anak minta bantuan ketika mereka sebenarnya hanya minta ditemani atau diperhatikan.
Anak perlu didorong untuk melakukan sesuatu sendiri yang mereka dapat lakukan. Ada perbedaan antara me- lakukan untuk (doing to) dengan melakukan bagi (doing for) anak. Perlu menahan diri untuk menunggu anak menaikkan resleting, mengerti kapan anak perlu dibantu tanpa diambil alih, tidak berbicara terlalu banyak saat anak sedang berusaha belajar.
Membangun kompetensi pada diri anak dengan membiarkan anak melakukannya sendiri, akan meningkatkan harga diri yang selanjutnya dapat melatih pengendalian diri anak. Mengijinkan anak mengalami “penguasaan” dengan membuat keputusan sendiri dan menjadi mandiri adalah dua cara untuk mendorong terbentuknya kompetensi. Maccoby (1980) mengatakan bahwa mendorong anak untuk membuat pilihan dan keputusan melakukan sesuatu bagi diri mereka sendiri akan mengurangi rasa tidak mampu dan meningkatkan perasaan mampu dan mengembangkan standar pencapaian yang logis.
Dapat disimpulkan bahwa sejak dini anak sudah memiliki kapasitas untuk mengembangkan kemandirian. Oleh karena itu, orang tua harus memberi kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kemandiriannya dengan mencoba keterampilan baru. Misalnya memberi kesempatan menggunakan peralatan makan, memilih baju kesukaan, membuka kemasan