Bagaimana cara menciptakan komunikasi yang romantis atau romantic communication dengan pasangan kita?

Untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan pasangan, perlu diciptakan komunikasi yang romantis. Bagaimana cara menciptakan komunikasi yang romantiis itu sendiri ?

Sebelum membahas komunikasi yang rimantis, perlu diketahui terkait dengan bagaimana memelihara hubungan dengan pasangan kita. Perilaku pemeliharaan adalah perilaku yang bergungsi untuk melanjutkan (memelihara, mempertahankan) sebuah hubungan. Stafford dan Canary menemukan lima strategi pemeliharaan (Canary, Cody, Manusov, 2008), yaitu :

  • Positifitas
    Positifitas melibatkan perilaku seperti riang, menjadi sopan, menahan diri dari kritik. Positifitas dapat meningkatkan penghargaan dari pasangan dan bermanfaat bagi sesama : tersenyum ketika melihat kita, mengatakan betapa berharganya pasangan, dan tidak pernah mengeluh mengenai hubungan.

  • Keterbukaan
    Strategi dari keterbukaan merefleksikan bagaimana pasangan secara eksplisit membahas bagaimana hubungan mereka. Keterbukaan membantu untuk memelihara hubungan sejauh pasangan mendiskusikan mengenai topik penting dalam hubungan.

  • Kepastian
    Pendekatan ketiga untuk menjalin hubungan adalah kepastian. Dengan menggunakan strategi ini, komunikator menunjukkan bahwa mereka setia, menekankan komitmen dalam hubungan mereka, dan jelas menyiratkan bahwa hubungan mereka memeiliki masa depan (Stafford&Canary, 1991).

  • Jaringan Sosial
    Stafford dan Canary (1991) menemukan bahwa pasangan yang sudah menikah mengunakan sosial media lebih banyak dibandingkan pasangan yang sudah berpacaran. Hal ini terjadi karena pasangan yang sudah menikah mengalami peningkatan dalam melakukan kegiatan bersama dan lingkungan sosial.

  • Pembagian tugas
    Strategi kelima menekankan kepada saling berbagi tugas, atau melakukan pembagian satu pekerjaan dalam hubungan.

Commited Romantic Relationship

Dalam bukunya yang berjudul Interpersonal Communication, Julia Wood menyebutkan 3 dimensi dalam hubungan romantis (Wood, 2007), yaitu :

  • Gairah
    Gairah merupakan hal pertama yang muncul saat memikirkan tentang romance. Gairah tidak hanya terbatas pada perasaan seksual, tetapi juga termasuk pada perasaan luar biasa, spiritual, daya tarik intelektual. Gairah sebagian besar dipengaruhi oleh kehendak kita. Dengan kata lain, gairah dapat menetapkan hubungan asmara, tetapi tidak sekaligus membuat hubungan asmara terus bersama. Dibutuhkan sesuatu yang lebih tahan lama.

  • Komitmen
    Komitmen adalah niat untuk tetap menjalin suatu hubungan. Walaupun seringkali dihubungnkan dengan cinta, komitmen tidak sama dengan cinta itu sendiri. Sebaliknya, komitmen adalah sebuah pilihan berdasarkan investasi dalam hubungan seseorang.

    Komitmen terdiri dari bentuk dan yang paling mudah adalah daya tarik hubungan satu sama lain. Terdapat enam dimensi yang menentukan niat seseorang untuk melakukan komitmen, yaitu : mempersepsi masa depan yang menguntungkan, mengidentifikasi suatu hubungan, mengamati alternatif menarik yang lebih sedikit, kemauan untuk mengerahkan usaha dalam menjalin hubungan, investasi lebih dalam sebuah hubungan, dan menerima tanggung jawab dalam komitmen (Knapp&Vangelisti, 2009).

  • Keintiman
    Dimensi ketiga adalah keintiman, dimana keintiman adalah perasaan dekat antara dua orang dan kekuatan yang mampu mengikat mereka untuk selalu bersama, bukan hanya dalam pengertian fisik namun lebih dari itu bersama dalam mengambil keputusan dan meraih kebahagiaan (Gusmian, 2005).

    Keintiman mendasari dari segi gairah maupun komitmen. Keterkaitan antara keintiman dan gairah adalah komitmen dimana tidak hanya hubungan tidak hanya berbicara di masa sekarang tetapi masa lalu dan masa depan.

Berikut adalah contoh konsep komunikasi romantis dalam kehidupan, ialah :

Pasangan tidak sering mengeluh dan menghargai aktifitas masing-masing

Yani mengakui bahwa dalam perjalanan hidup bersama Joni beberapa kali dia mengeluh karena keadaan tertentu. Bahkan jika tidak diatasi, keluhan Yani berujung kepada kecurigaan yang berlebihan. Sedangkan Marsha menyadari bahwa mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Tidak ada cara lain selain menjalani. Meski demikian, Marsha tidak anti terhadap keluhan.

Bagi Marsha, mendengar keluhan menjadikannya semakin mahir menjadi pendengar yang baik dan membuatnya mengerti apa yang dirasakan Bryan. Saat saat seperti inilah yang digunakan untuk menguatkan satu sama lain. Marsha menjelaskan bahwa salah satu cara bersikap positif adalah dengan menghargai pasangan. Ungkapan betapa berharganya pasangan ini lebih banyak dirasakan dengan perbuatan dibandingkan dengan kata-kata.

Pasangan berdiskusi sebelum mengambil keputusan dan terbuka terhadap perasaan satu sama lain

Bagi yani, penting sekali untuk berdiskusi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Yani sadar bahwa pernikahan merupakan dua individu yang telah menjadi satu. Sehingga harus satu suara dalam mengambil keputusan. Untuk pertimbangan yang besar, Yani selalu meminta pendapat Joni, begitu pula sebaliknya. Tetapi untuk hal kecil, Yani biasanya memutuskan sendiri dan setelah itu menceritakan kepada Joni untuk bertukar pikiran.

Bagi mereka hal ini juga mampu menghargai dan menghormati pasangan. Sedangkan Marsha bukan tipe orang yang suka ribut atau mempermasalahkan suatu hal. Dia mengaku sejak pacaran hingga menikah, dia berusaha mengutarakan pendapatnya walaupun konsekuensi terburuknya harus menghadapi pertengkaran yang besar. Tapi baginya, komunikasi yang baik dimulai dari saling terbuka satu sama lain. Sejak saat itulah Marsha mencoba terus untuk mengeluarkan apa yang menjadi isi hatinya pada saat dan momen yang tepat.

Marsha menjelaskan bagian tersusah bukan saat mengeluarkan apa yang mengganjal di hatinya tetapi memilih momen, waktu, kata-kata yang tepat untuk mengatakannya