Bagaimana cara mencegah penyakit myo pada udang ?

penyakit mio

Myo atau Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) kebanyakan penyakit ini menginfeksi pada udang putih atau udang Vannamei. Penyakit Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) telah menjadi salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh para peternak udang putih di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, dikarenakan penyakit Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) ini para peternak udang putih mengalami kerugian yang besar, bahkan dikarenakan oleh penyakit ini, beberapa para peternak udang putih menghentikan operasi sementara pada peternakannya dan ada juga beberapa yang menutup usaha budidaya udangnya.

Bagaimana cara mencegah penyakit myo pada udang ?

Sejumlah langkah yang bisa dilakukan para petambak untuk meminimalisir penyakit myo, yang pertama adalah selalu gunakan benur dari indukan yang sudah terbukti bebas dari penyakit atay SPF (Specific Pathogen Free). Selanjutnya adalah penerapan biosekuriti yang ketat dalam kawasan pertambakan, kurangi kepadatan tebar benur tanpa oksigen yang cukup untuk supra intensif dan lakukan pemanenan bertahap.

Biosekuriti yang dapat dilakukan contohnya pembalikan tanah tambak, pengeringan tambak selama 2 minggu, pemberian klorin yang harus di netralkan nantinya agar tidak menjadi racun yang membunuh udang. Klorin harus dibilas keluar dari tambak dengan mengalirkan air ke dalam tambak kemudian airnya dibuang. Selanjutnya dapat dilakukan penyaringan air dengan tambak tandon, serta aplikasi plankton dan probiotik dapat memutus mata rantai serangan penyakit. Langkah lainnya untuk mencegah penyakit myo dan penyakit lain masuk tambak baik melalui air, benur, maupun agen pembawa (kepiting, ikan, burung dan lainnya). Misalkan dengan memasang jaring atau plastik di dasar tambak untuk mencegah biota air seperti kepiting masuk tambak dan menggunakan alat penghalau burung.

Penerapan biosekuriti juga sebaiknya dilakukan pada satu area pertambakan yang menggunakan satu saluran atau sumber air dan benur yang sama. Ada baiknya dibentuk klaster pertambakan supaya ada kesepakatan pengelolaan antar petambak satu kawasan. Kesepakatan yang dimaksud, misalnya jika satu tmbak terserang penyakit makan air tambaknya jangan langsung dibuang melainkan diberi perlakuan dulu seperti klorin pada air yang akan dibuang untuk meminimalisir penyebaran penyakit ke tambak lainnya.