Bagaimana cara mencegah penyakit leptospirosis pada hewan?

Leptospirosis

Mencegah Leptospirosis Demi keamanan hewan anda supaya tidak terinfeksi atau terjangkit penyakit leptospirosis. Sebaiknya anda melakukan cara berikut ini :

Mencegah Leptospirosis Demi keamanan hewan anda supaya tidak terinfeksi atau terjangkit penyakit leptospirosis. Sebaiknya anda melakukan cara berikut ini :

  1. Vaksinasi

    Melakukan vaksinasi merupakan cara pencegahan yang memang harus dilakukan karena demi mencegah penularan atau terjangkitya penyakit leptospirosis ini. Jika anda tidak melakukan vaksinasi bisa saja hewan anda terjangkit atau terinfeksi, ini juga dapat membahayakan hewan anda atau hewan lainnya bahkan anda sendiri sebagai manusia.

  2. Mencegah kontak

    Cara lain selain vaksinasi adalah mencegah hewan anda melakukan kontak dengan sumber penyakit termasuk sumber air yang terinfeksi, hewan liar yang termasuk reservoir, dan hewan yang carier atau pembawa bakteri leptospira sp.

  3. Isolasi

    Untuk hewan yang baru lahir atau baru datang sebaiknya dilakukan isolasi terlebih dahulu apakah aman, memiliki gejala atau carier atau terjangkit atau juga sehat. Maka dari itu melakukan isolasi itu berguna demi hewan dan anda juga. Masa isolasi biasanya 1 bulan atau lebih tergatung penanganannya. Demikian artikel tentang pengertian dan cara mengobati leptospirosis pada hewan. Semoga bermanfaat dan terima kasih. Pastikan anda harus berhati hati dan menjaga hewan serta diri anda supaya tidak terkena leptospirosis.

Referensi:
http://www.ilmuhewan.com/pengertian-dan-cara-mengobati-leptospirosis-pada-hewan/

Menurut Saroso (2003) pencegahan penularan kuman leptospirosis dapat dilakukan melalui tiga jalur yang meliputi :

  • Jalur sumber infeksi

    1. Melakukan tindakan isolasi atau membunuh hewan yang terinfeksi.

    2. Memberikan antibiotik pada hewan yang terinfeksi, seperti penisilin, ampisilin, atau dihydrostreptomycin, agar tidak menjadi karier kuman leptospira. Dosis dan cara pemberian berbeda-beda, tergantung jenis hewan yang terinfeksi.

    3. Mengurangi populasi tikus dengan beberapa cara seperti penggunaan racun tikus, pemasangan jebakan, penggunaan rondentisida dan predator ronden.

    4. Meniadakan akses tikus ke lingkungan pemukiman, makanan dan air minum dengan membangun gudang penyimpanan makanan atau hasil pertanian, sumber penampungan air, dan perkarangan yang kedap tikus, dan dengan membuang sisa makanan serta sampah jauh dari jangkauan tikus.

    5. Mencengah tikus dan hewan liar lain tinggal di habitat manusia dengan memelihara lingkungan bersih, membuang sampah, memangkas rumput dan semak berlukar, menjaga sanitasi, khususnya dengan membangun sarana pembuangan limbah dan kamar mandi yang baik, dan menyediakan air minum yang bersih.

      • Melakukan vaksinasi hewan ternak dan hewan peliharaan.
      • Membuang kotoran hewan peliharaan. Sadakimian rupa sehinnga tidak menimbulkan kontaminasi, misalnya dengan pemberian desinfektan.
  • Jalur penularan
    Penularan dapat dicegah dengan :

    1. Memakai pelindung kerja (sepatu, sarung tangan, pelindung mata, apron, masker).

    2. Mencuci luka dengan cairan antiseptik, dan ditutup dengan plester kedap air.

    3. Mencuci atau mandi dengan sabun antiseptik setelah terpajan percikan urin, tanah, dan air yang terkontaminasi.

    4. Menumbuhkan kesadara terhadap potensi resiko dan metode untuk mencegah atau mengurangi pajanan misalnya dengan mewaspadai percikan atau aerosol, tidak menyentuh bangkai hewan, janin, plasenta, organ (ginjal, kandung kemih) dengan tangan telanjang, dan jangn menolong persalinan hewan tanpa sarung tangan.

    5. Mengenakan sarung tangan saat melakukan tindakan higienik saat kontak dengan urin hewan, cuci tangan setelah selesai dan waspada terhadap kemungkinan terinfeksi saat merawat hewan yang sakit.

    6. Melakukan desinfektan daerah yang terkontaminasi, dengan membersihkan lantai kandang, rumah potong hewan dan lain- lain.

    7. Melindungi sanitasi air minum penduduk dengan pengolalaan air minum yang baik, filtrasi dan korinasi untuk mencengah infeksi kuman leptospira.

    8. Menurunkan PH air sawah menjadi asam dengan pemakaian pupuk aau bahan-bahan kimia sehingga jumlah dan virulensi kuman leptospira berkurang.

    9. Memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai air kolam, genagan air dan sungai yang telah atau diduga terkontaminasi kuman leptospira.

    10. Manajemen ternak yang baik.

  • Jalur pejamu manusia

    1. Menumbuhkan sikap waspada
      Diperlukan pendekatan penting pada masyarakat umum dan kelompok resiko tinggi terinfeksi kuman leptospira. Masyarakat perlu mengetahui aspek penyakit leptospira, cara-cara menghindari pajanan dan segera ke sarana kesehatan bila di duga terinfeksi kuman leptospira.

    2. Melakukan upaya edukasi
      Dalam upaya promotif, untuk menghindari leptospirosis dilakukan dengan cara-cara edukasi yang meliputi :

      • Memberikan selembaran kepada klinik kesehatan, departemen pertanian, institusi militer, dan lain-lain. Di dalamnya diuraikan mengenai penyakit leptospirosis, kriteria menengakkan diagnosis, terapi dan cara mencengah pajanan. Dicatumkan pula nomor televon yang dapat dihubungi untuk informasi lebih lanjut.

      • Melakukan penyebaran informasi.