Apa saja yang dapat menjadi penyebab pencemaran air?

Pencemaran air

Pencemaran air memang merupakan hal yang sangat merugikan, oleh karena itulah perlu dicegah agar tidak menimbulkan berbagai macam bahaya bagi alam dan makhluk hidup yang ada di Bumi.

Penyebab pencemaran air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualias air menurun dan air pun tercemar.

Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung.

  • Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.

  • Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan.

Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

Selain itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:

Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

Sampah organik seperti air comberan ( sewage ) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.

Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum.

Komponen pencemaran air

Jaman sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia. Sebagian besar sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Seperti pestisida yang digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, deterjen yang digunakan di rumah tangga, atau PCBs yang biasa digunakan dalam alat-alat elektronik.

Secara umum jenis jenis bahan buangan dapat dikategorikan sebagai berikut:

  • Bahan Buangan Padat
    Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.

  • Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan
    Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.

  • Bahan buangan anorganik
    Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.

  • Bahan buangan cairan berminyak
    Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.

  • Bahan buangan berupa panas
    Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.

  • Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan dikelompokkan menjadi:

  • Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
  • Bahan pemberantas hama (insektisida).

Pencemaran Air Sungai

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya.
Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan. Pembuangan limbah industri dan domestik/rumah tangga ke badan air merupakan penyebab utama pencemaran air.

Pencemaran air terjadi ketika energi dan bahan-bahan yang dirilis, menurunkan kualitas air untuk pengguna lain. Polusi air mencakup semua bahan limbah yang tidak dapat diurai secara alami oleh air. Dengan kata lain, apa pun yang ditambahkan ke air, ketika melampaui kapasitas air untuk mengurainya, disebut polusi. Polusi, dalam keadaan tertentu, dapat disebabkan oleh alam, seperti ketika air mengalir melalui tanah dengan keasaman yang tinggi. Tetapi yang lebih sering menyebabkan polusi pada air adalah tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab sehingga polutan dapat masuk ke air (Safe Dringking Water Foundation, n.d.).

Pencemaran air permukaan dapat mengakibatkan resiko kesehatan. Hal ini disebabkan karena air permukaan atau yang lebih dikenal dengan air sungai tersebut sering digunakan secara langsung sebagai air minum atau sumber air minum. Kekhawatiran juga muncul ketika air permukaan tersebut terhubung dengan sumur dangkal yang digunakan untuk minum air. Selain itu, aliran air sungai memiliki peran penting karena sering digunakan masyarakat sekitarnya untuk mencuci dan membersihkan, untuk pertanian perikanan dan ikan, dan untuk rekreasi (Kjellstrom, et al., n.d.).

Sumber Pencemar

Secara umum, ada dua sumber utama pencemaran air, yaitu sumber pencemar air dari titik tetap/tidak bergerak (point sources) dan sumber pencemar air dari titik tidak tetap/bergerak (non point sources). Sumber pencemar dari titik tetap antara lain pabrik, fasilitas pengolahan air limbah, sistem septik tank, dan sumber lain yang jelas membuang polutan ke sumber air. Sumber tidak tetap lebih sulit untuk diidentifikasi, karena tidak dapat ditelusuri kembali ke lokasi tertentu. Sumber tidak tetap termasuk limpasan termasuk sedimen, pupuk, bahan kimia dan limbah dari peternakan hewan, bidang, situs konstruksi dan tambang. Landfill juga bisa menjadi sumber tidak tetap pencemaran, jika zat lindi dari TPA ke dalam persediaan air (Kjellstrom, et al., n.d.).
Menurut Mulyanto (2007), sumber tidak tetap juga bisa berasal dari hujan dan salju cair mengalir melewati lahan dan menghanyutkan pencemar-pencemar diatasnya seperti pestisida dan pupuk dan mengendapkannya dalam danau, telaga, rawa, perairan pantai dan air bawah tanah serta kota-kota dan pemukiman yang juga menjadi penyumbang pencemar (Minyak, n.d.).

Jenis Bahan Pencemar

Environmental Protection Agency (EPA) America Serikat membagi bahan pencemar air ke dalam enam kategori berikut (Safe Dringking Water Foundation,
n. d.; Effect, n. d.; NST, 2008):

  • Limbah Organik
    Limbah organik (biodegradable) sebagian besar terdiri dari kotoran manusia dan hewan. Ketika limbah biodegradable memasuki pasokan air, limbah menyediakan sumber energi (karbon organik) untuk bakteri. Hal ini mengakibatkan terjadinya dekomposisi biologis yang dapat menyebabkan terkurasnya oksigen terlarut di sungai, yang akan berdampak pada kehidupan air. Selaiun itu, kekurangan oksigen juga dapat menimbulkan baud an rasa yang tidak enak pada air.

  • Nutrisi Tanaman
    Seperti phospat dan nitrat, yang masuk ke dalam air melalui limbah, dan ternak dan limpasan pupuk. Phospat dan nitrat juga ditemukan dalam limbah industri. Meskipun merupakan bahan kimia yang alami terdapat di air, 80% nitrat dan 75% phospat di dalam air merupakan kontribusi kegiatan manusia. Nitroggen dan phospat merupakan tanaman nutrisi yang mendorong pertumbuhan alga, sehingga jika terdapat secara berlebihan dalam air, dapat mengakibatkan terjadinya euterofikasi.

  • Panas
    Panas dapat menjadi sumber polusi di air. Dengan meningkatnya temperatur air, jumlah oksigen terlarut akan menurun. Polusi termal dapat terjadi secara alami, misalnya pada sumber air panas dan karena kegiatan manusia, misalnya melalui pembuangan air yang telah digunakan untuk mendinginkan pembangkit listrik atau peralatan industri lainnya. Panas yang tinggi dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air sehingga dapat mempengaruhi kehidupan air. Selain itu suhu air yang tinggi juga akan berdampak buruk pada penggunaannya sebagai pendingin di industri- industri.

  • Bahan buangan padat atau Sedimen
    Bahan buangan padat atau Sedimen adalah salah satu sumber yang paling umum dari polusi air. Sedimen terdiri dari mineral atau bahan padat organik yang dicuci atau ditiup dari tanah ke sumber-sumber air. Sulit untuk mengidentifikasi polusi sendimen, karena berasal dari sumber non-titik, seperti konstruksi, operasi pertanian dan peternakan, penebangan, banjir, dan limpasan kota. Sedimen ini apabila dibuang ke sungai dapat mengakibatkan terjadinya pelarutan oleh air, pengendapan di dasar air dan pembentukan koloidal yang melayang di dalam air.

  • Bahan kimia berbahaya dan beracun
    Bahan kimia berbahaya dan beracun yang merupakan bahan-bahan yang tidak digunakan atau dibuang dengan benar yang berasal dari kegiatan manusia. Misalnya titik sumber polusi kimia meliputi limbah industri dan tumpahan minyak. Selain itu pembersih rumah tangga, pewarna, cat dan pelarut juga beracun, dan dapat menumpuk ketika didibuang ke pipa saluran pembuangan. Hal ini dapat memeberikan dampak negatif pada manusia serta satwa dan tanaman.

  • Mikroorganisme
    bakteri pathogen, virus dan lain-lain yang merupakan ancaman kesehatan.

  • Polutan radioaktif
    Polutan radioaktif berasal dari pembuangan air limbah dari pabrik-pabrik, rumah sakit dan tambang uranium. Selain itu radioaktif juga dihasilkan dari isotop alami, seperti radon. Polutan radioaktif bisa berbahaya, dan dibutuhkan bertahun-tahun sampai zat radioaktif tidak lagi dianggap berbahaya.