Bagaimana cara menanggulangi pemanasan global?

Pemanasan global (Global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Salah satu penyebab pemanasan global adalah penggunaan bahan bakar fosil yang mengakibatkan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer.

1. Melakukan penghematan listrik

Dengan berhemat listrik, secara tidak langsung kita telah mengurangi kadar CO2 pada lapisan atmosfer karena sebagian besar gas CO2 ini dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil.

2. Menanam pohon atau reboisasi

Menanam pohon atau reboisasi merupakan langkah untuk menyeimbangkan kadar gas CO2 di lapisan atmosfer. Karena pohon akan menyerap gas CO2 untuk melakukan proses fotosintesis dan akan melepaskan oksigen ke udara. Dan hal ini akan membuat udara pada lapisan atmosfer lebih sejuk dan pemanasan global sedikit teratasi

3. Tidak menebang pohon di hutan sembarangan

Seperti disebutkan sebelumnya, pohon merupakan tumbuhan yang menyerap gas CO2. Jadi, jika kita menebangnya, apalagi menebang dalam jumlah yang sangat banyak, akan menimbulkan bahaya jika hutan di bumi terus dieksploitasi secara berlebihan, dan dampak pemanasan global pun akan semakin buruk karena tidak ada yang menyerap gas CO2. Dengan mengurangi dampak penebangan hutan secara liar juga kita turut membantu cara menjaga kelestarian hutan yang saat ini banyak mengalami dampak akibat kerusakan hutan.

4. Menggunakan Energi Alternatif

Kita dapat menggunakan energi alternatif guna meminimalisir hal – hal yang dapat menjadi penyebab pemanasan global. Misalnya mengganti pemakaian pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil dengan energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari, panas bumi, angin atau air.

5. Tidak menggunakan alat yang menghasilkan gas CFC

Gas CFC ini biasanya dihasilkan oleh peralatan pendingin udara. Dan perlu diketahui bahwa saat ini CFC menyumbangkan 20% proses terjadinya efek rumah kaca. Maka dari itu, penggunaan CFC harus dihentikan. menghapus penggunaan CFC secara menyeluruh.

6. Mengurangi penggunaan kendaraan bahan bakar fosil

Kendaraan bahan bakar fosil, seperti mobil atau motor merupakan penyumbang CO2 terbesar di perkotaan. Apalagi jika menggunakan kendaraan pribadi. Dengan banyaknya pemakaian kendaraan pribadi maka akan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi karbon dioksida. Tetapi jika kita mengurangi penggunaan kendaraan, maka sedikitnya kita sudah mengurangi emisi karbon dioksida yang dikeluarkan oleh kendaraan tersebut.

7. Melakukan Reuse, Reduce dan Recycle

Reuse, merupakan cara pemanfaatan sampah atau memanfaatkan kembali barang yang sudah tidak terpakai atau penggunaan barang – barang yang tidak sekali pakai, jadi barang tersebut masih dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk pemakaian kedua dan seterusnya. Misalnya seperti menggunakan kertas bekas untuk kertas corat-coret atau catatan keperluan sehari hari atau menggunakan sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada menggunakan kertas tissue.

Reduce, yaitu melakukan penghematan dan mengurangi sampah. Misalnya hemat dalam menggunakan kertas dan tissue karena kertas dan tissue terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan. Atau bisa juga membeli produk yang berlabel ramah lingkungan dan mengurangi pemakaian produk yang dikemas plastik atau styrofoam. Dan berhenti menggunakan semprotan aerosol untuk mengurangi CFC yang akan mengganggu lapisan Ozon bumi.

Recycle, yaitu mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak dapat digunakan menjadi barang yang memberikan manfaat. Misalnya dengan cara memisahkan barang-barang yang berbahan organik dan bukan organik terlebih dahulu. Lalu yang berbahan organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos dan yang bukan organik seperti botol plastik bisa dikreasikan menjadi kotak pensil atau pot tanaman.

If you want to change the world, you must change your self before.

Menurut para ahli dan ilmuwan dari Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC), yang bisa kita lakukan adalah :

Di rumah

  • Mengganti lampu bohlam biasa dengan lampu fluorescent yang hemat energi

  • Membeli dan menggunakan produk-produk daur ulang

  • Membuat kompos dari sampah rumah tangga

  • Menanam banyak pohon (bunga, tanaman hias lainnya dan pohon). Selain berfungsi mencegah global warming, juga memperindah rumah, halaman dan lingkungan.

  • Membangun rumah dengan banyak jendela agar AC idak diperlukan.

  • Mencabut semua kabel elektronik (TV, DVD player, charger telepon, dsb) ketika tidak digunakan.

  • Mematikan lampu ketika meninggalkan ruangan

  • Mengerinhkan pakaian tanpa alat pengering, cukup dengan panas matahari.

  • Menggunakan sobekan kertas bekas untuk packing, daripada menggunakan Styrofoam.

Saat Berkendara

  • Mengajak orang yang tujuannya searah naik bersama-sama

  • Menggunakan transportasi umum seperti bus atau kereta, daripada mengendarai mobil atau motor sendirian ke kantor.

  • Mematikan mesin mobil jika berhenti lebih dari satu menit.

  • Hindari jalan macet. Selain mengurangi penggunaan bahan bakar, anda juga terhindar dari stres

  • Mempertimbangkan saat yang tepat untuk menggunakan AC mobil

  • Menurunkan barang yang tidak diperlukan dari bagasi, untuk efisiensi penggunaan bahan bakar.

  • Mengendarai sepeda atau jalan kaki untuk menuju jarak yang dekat.

Di Kantor

  • Mematikan monitor komputer ketika tidak digunakan lebih dari 20 menit.

  • Mencetak tulisan pada kedua sisi kertas. Di perkuliahan dalam memasukkan tugas makalah lebih baik melalui internet atau menggunakan CD.

  • Menggunakan tangga, bukan eskalator atau lift paling tidak sampai pada lantai ketiga. Selain mengurangi karbon, tubuh anda menjadi sehat.
    Saat Berbelanja

  • Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

  • Memilih produk yang dapat diisi ulang

  • Berbelanja di tempat yang paling dekat rumah dan sekaligus dalam jumlah yang banyak untuk menghemat bahan bakar, tenaga dan waktu.

Selain itu, perlu adanya dukungan pemerintah dalam menjalankan hal ini. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan adalah :

  1. Mengeluarkan kebijakan yang berwawasan lingkungan seperti kajian AMDAL yang benar untuk setiap pembangunan kawasan industri dan bisnis. Selain itu, adanya tata ruang yang tepat yang merepresentatifkan daerah hutan dan penyerapan air yang lebih luas.

  2. Penegakkan Hukum (Law enforcement) yang lebih kuat. Seperti pembebasan daerah aliran sungai dari pemukiman, perbaikan daerah aliran sungai, hukuman terhadap pelaku illegal logging (penebangan hutan) dan sebagainya.

  3. Penetapan standar emisi buangan dan tindakan pengawasannya. Tidak mengijinkan kendaraan yang emisinya lebih dari standar yang ada.

  4. Pembuatan perumahan yang secara vertikal atau rumah susun. Hal ini mengurangi pembebasan lahan dan mengurangi pembabatan daerah hutan atau pepohonan.

  5. Mengalokasikan dana ke sektor pelestarian lingkungan seperti penghijauan, pembuatan taman atau hutan di tengah kota, penanaman bakau di daerah pantai dan sebagainya.

Penanggulangan pemanasan global


Usaha pertama yang harus ditempuh untuk menanggulangi pemanasan global adalah dengan mengurangi emisi karbon ke atmosfer; dengan demikian upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Menaikan efesiensi penggunaan energi bahan bakar fosil;
  • Mengikat dan mendaur ulang C02;
  • Pengendalian pemanfaatan hutan secara tidak terkontrol;
  • Peningkatan reboisasi dan penghijauan

Upaya-upaya penanggulangan pemmanasan global yang secara rinci diuraikan sebagai berikut:

  1. Efesiensi Penggunakan Energi Bahan Bakar Fosil

    Bahan bakar fosil, merupakan sumber cemaran CO2 terbesar. walaupun sebagian mampu diikat oleh jasa biologis pepohonan dalam proses fotosintesis. Namun demikian kandungan lainnya yang tercampur dengan bahan cemaran tersebut seperti aerosol, kadar debu dan kandungan kimiannya, cenderung meningkatkan GRK.

    Kumpulan Makalah Periode 1987-2008 Melalui kesadaran untuk efesiensi dalam penggunaan bahan bakar fosil, nampaknya merupakan alternatif yang dinilai positif. Kesadaran tersebut mulai muncul dengan perancangan pemanfaatan energi surya sebagai sumber penerangan dan atau kini sedang diuji pemanfaatanya untuk kepentingan otomotif.

  2. Mengikat dan Mendaur Ulang CO2

    Secara umum telah diketahui bahwa secara alamiah dalam kaitannya dengan CO2terdapat dua proses yang berlawanan; yaitu proses fotosintesis dan pernafasan. Dalam proses fotosistensis hanya dapat dilakukan oleh hijau daun; dimana CO2 diolah menjadi gula dengan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energinya. Sedangkan hasil samping yang diperoleh adalah O2 (oksigen).

    Selanjutnya gula dimanfaatkan untuk membentuk bagian dari tubuh tumbuhan (batang, akar dan daun), dengan demikian semakin banyak biomassa hijau, berarti pula semakin banyak CO2 yang diikat (diserap), demikian halnya dengan oksigen yang diproduksi. Dalam proses pernafasan adalah sebaliknya; bahwa dalam tubuh memerlukan energi untuk pembakaran. Kedua proses tersebut berjalan bersamaan, dan secara lamiah bahwa hasil proses fotositesis lebih besar dibanding dengan proses pernafasan.

    Oleh karena itu jumlah CO2 yang diserap jauh lebih besar, berarti proses fotosintesis membantu dalam mengurangi jumlah CO2 pada atmosfer. Jika menggunakan bahan bakar kayu untuk kepentingan rumah tangga dan atau lainnya, maka jumlah CO2 yang dihasilkan cukup besar. Dengan dalih bahwa kayu yang dimanfaatkan diimbangi dengan laju pertumbuhan hutan, maka besaran emisi CO2 di udara jumlahnya akan tetap dan tidak menjadi bertambah. Sebuah aspek yang cukup menarik adalah pohon randu (Ceiba petandra), dulu dimanfaatkan sebagai pengisi kasur dan bantal, akan tetapi sekarang justru tersingkir oleh karet busa. Karet busa diproduksi dengan menggunakan CFC di pabrik, dan merupakan sumber ozon di stratosfer. Untuk itu mempromosikan kembali untuk menggunakan kasur dan bantal dengan kapuk merupakan cara yang sehat dan membantu mengurangi ERK.

  3. Pengendalian Pemanfaatan Hutan

    Penebangan hutan yang tidak terkontrol, perladangan berpindah dan aktifitas perhu-tanan lainnya. Penebangan hutan selain mengurangi jumlah biomassa yang berperanan fungsi sebagai pengikat CO2 namun demikian akan dinilai wajar apabila terciptanya kese-imbangan antara biomassa yang diproduksi dengan biomassa yang dibangun. Perladangan berpindah seperti yang dilakukan oleh masyarakat nomadik di sekitar kawasan hutan, walaupun metode pendekatan bercocok tanamannya dengan cara melakukan pembakaran; akan tetapi cara-cara yang dilakukan secara tertib dan terkontrol, karena pemba-karan dilakukan bertepatan menjelang 2-3 hari datangnya hujan, luasannya terbatas 0,5-1,5 ha, hingga cemaran CO2 cenderung dapat dikendalikan.

    Berbeda halnya dengan pembangunan hutan tanaman industri, dimana lahan yang dibuka relatif luas dan melakukan pembakan yang tidak terkontrol, hingga menyebabkan cemaran udara, yang cenderung mendukung terjadinya pemanasan global.

  4. Peningkatan Reboisasi dan Penghijauan

    Kegiatan ini selain memperbaiki kerusakan tanah, juga merupakan sumber oksigen yang diperoleh dari proses pengikatan (penyerapan) CO2 di alam bebas. Se-makin luas implentasi reboisasi yang dibangun; berarti pula memberikan efektifitas terkendalinya ERK. Dalam kenyataanya bahwa kegiatan reboisasi dan atau penghijauan juga sering meman-faatkan pendekatan melalui pembakaran hutan. Cara-cara pembangkaran yang menimbulkan polusi udara, nampaknya sudah mulai tidak lagi dilakukan. Dengan reboisasi dan penghijauan, selain memberikan manfaat terhadap pengendalian ERK, juga bermanfaat dalam hal pemulihan dan peningkatan produktifitas lahan

Referensi :

  • Waryono, T. (2011). Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelestarian Hutan sebagai Pencegah Pemanasan Global. FMIPA dan Pengelola Hutan Kota. Universitas Indonesia .