Bagaimana cara menangani kelainan bibir Sumbing?

Bibir sumbing

Bibir sumbing adalah kondisi kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah atau belahan pada bibir bagian atas. Bagaimana mengobatinnya ?

Bibir sumbing atau celah bibir adalah cacat lahir di mana bagian wajah yang membentuk bibir atas terpisah dan tidak menyatu sebelum kelahiran. Celah yang serupa juga dapat terjadi pada langit-langit mulut.

Bibir sumbing dan celah langit dapat terjadi sendiri atau bersamaan pada orang yang sama. Kondisi ini terjadi pada awal pembentukan janin. Cacat dapat disebabkan oleh genetik atau akibat paparan dari lingkungan selama kehamilan.

Tidak ada yang menginginkan cacat lahir pada bayi. Saat kegembiraan akan lahirnya bayi menghadapi stress akibat mengetahui bayi Anda memiliki bibir sumbing atau celah langit-langit, kondisi ini dapat menyebabkan suasana yang emosional bagi seluruh keluarga.

Untuk orang tua dan keluarga

Saat memiliki bayi dengan bibir sumbing dan celah langit di keluarga, ikuti tips berikut:

  • Jangan salahkan diri Anda. Fokus untuk mendukung dan membantu anak Anda.
  • Kenali emosi Anda. Sangat wajar untuk merasa sedih dan kecewa.
  • Cari dukungan dan informasi. Pekerja rumah sakit dapat membantu Anda mencari informasi untuk menjalani operasi untuk memperbaiki bibir sumbing, dan berbagai dukungan lain.

Untuk anak-anak

Anda dapat mendukung anak Anda dengan berbagai cara:

  • Fokus kepada anak Anda sebagai seseorang, bukan pada kondisinya.
  • Tunjukkan atribut positif pada orang lain yang tidak melibatkan tampilan fisik.
  • Bantu anak Anda meningkatkan rasa percaya diri dengan membiarkannya mengambil keputusan.
  • Berikan dorongan bahasa tubuh yang percaya diri, seperti tersenyum, menegakkan kepala dan pundak.
  • Jaga agar komunikasi terbuka. Apabila cemooh atau masalah kepercayaan diri muncul di sekolah, pastikan anak Anda merasa aman untuk membicarakannya dengan Anda.

Sumber : Bibir Sumbing: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya - Hello Sehat

Penanganan bibir sumbing atau kelainan celah bibir dan celah langitan memerlukan penanganan yang multidisiplin karena merupakan masalah yang kompleks, variatif dan memerlukan waktu yang lama serta membutuhkan beberapa ilmu dan tenaga ahli, diantaranya dokter anak, dokter bedah plastik, dokter bedah mulut, pediatric dentists, orthodontist, prosthodontist, ahli THT (otolaryngologist), speech pathologist, geneticist dan psikiater atau psikolog untuk menangani masalah psikologis si pasien.

Sebelum melakukan operasi, orangtua diharapkan melakukan konseling. Hal ini untuk membantu mengurangi kecemasan orangtua pasien dan memberikan informasi mengenai operasi yang akan dilakukan dan bagaimana tampilan anak mereka setelah dilakukan operasi. Konseling juga dilakukan bagi si anak agar saat bertambah besar mereka tidak terganggu secara psikologis.

Anak yang memiliki celah bibir dan atau celah langit-langit memiliki masalah dalam proses makan karena itu dibutuhkan metode agar anak tetap mendapat asupan gizi. Pemberian makan pada anak dengan celah langit-langit lebih sulit dibanding anak dengan celah bibir karena pada celah langit-langit, anak cenderung mengalami kesulitan menghisap atau menelan. Untuk mengatasinya, dapat digunakan dot khusus dengan nipple yang kecil agar aliran air susu bisa kontinu dan terkontrol. Berbeda dengan penderita celah bibir saja yang masih bisa diberi susu dengan botol atau dot biasa.

Beberapa praktisi merekomendasikan penggunaan obturator ( plastic plate ) untuk menutup celah selama anak sedang makan. Plate ini membutuhkan modifikasi agar selalu pas atau fit sejalan dengan perkembangan pertumbuhan langitan anak. Namun pada beberapa kasus celah langitan, bayi bisa diberi asupan makan tanpa menggunakan obturator yaitu bila orangtua bisa mengikuti instruksi pemberian makan yang benar. Posisi pemberian air susu kepada anak diperhatikan, posisi untuk anak yang menderita celah bibir dengan langit-langit atau celah langit-langit saja diusahakan lebih tegak ( upright position ) agar tidak mudah tersedak. Orangtua dapat menggendong bayinya pada 35º-45º terhadap lantai.

Dengan memberikan informasi dan pelatihan, bayi bisa diberi makan dengan menggunakan preemie nipple yaitu nipple yang sifatnya lebih lembut dan mudah disesuaikan dengan cleft atau dengan menggunakan nipple khusus seperti Mead-Johnson cross cut nipple dimana aliran susu dapat disesuaikan. Dapat juga merekomendasikan jenis dot khusus untuk anak dengan celah yaitu dot yang memiliki nipple yang panjang atau bersayap dimana susu yang keluar bisa langsung menuju ke faring.

Perbaikan secara bedah melibatkan beberapa prosedur primer dan sekunder. Prosedur pembedahan dan waktu pelaksanaannya bervariasi, tergantung dari tingkat keparahan defeknya dan keputusan dari dokter bedahnya.

Waktu yang tepat untuk dilakukan operasi perbaikan masih diperdebatkan. Namun biasanya dokter bedah memilih waktu antara 24 jam sampai 12 bulan setelah kelahiran, ada juga beberapa dokter bedah yang menunda sampai beberapa bulan untuk menunggu bayi lebih besar dan lebih kuat. Jika tidak ada kontraindikasi medis, bisa diikuti rule of ten , yaitu dapat dilakukan operasi bila pasien berusia 10 minggu, berat badan 10 pon dan hemoglobin setidaknya 10 g/dl. Namun jika terdapat kondisi medis yang membahayakan kesehatan bayi, operasi ditunda sampai resiko medis minimal.

Penutupan bibir awal ( primary lip adhesion ) dilakukan selama beberapa bulan pertama lalu dilanjutkan dengan perbaikan langitan. Tujuan dari penutupan bibir awal ini adalah untuk mendapatkan penampilan yang lebih baik, mengurangi insiden penyakit saluran pernafasan dan untuk mengizinkan perbaikan definitif tanpa halangan berupa jaringan scar yang berlebihan. Prostetik dan orthopedic appliances dapat digunakan untuk mencetak atau memperluas segmen maksila sebelum penutupan defek langitan. Selanjutnya, autogenus bone graft dapat ditempatkan pada daerah defek tulang alveolar.

Prosedur perbaikan sekunder jaringan lunak dan prosedur ortognatik dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi dan tampilan estetik. Teknik yang digunakan dalam penutupan celah bibir yang baik, selain berorientasi pada kesimetrisan dan patokan anatomi bibir juga memperhitungkan koreksi kelainan yang sering dijumpai bersamaan, misalnya hidung, baik pada saat yang bersamaan dengan labioplasty maupun pada kesempatan yang telah direncanakan kemudian hal ini untuk mempersiapkan jaringan dan menghindari parut atau scar yang berlebihan. Prosedur yang mungkin dilakukan antara lain seperti perbaikan konfigurasi anatomi bibir, hidung, langitan durum, langitan molle dan alveolus.

Penggunaan alat ortodontik juga dapat dilakukan untuk mendapatkan susunan gigi geligi yang baik didalam lengkung rahang dan memiliki hubungan fungsional yang baik pula.

Tabel Penatalaksanaan Celah Bibir dan Langitan

USIA TINDAKAN
0 – 1 minggu Pemberian nutrisi dengan kepala miring (posisi 45º)
1 – 2 minggu Pasang obturator untuk menutup celah pada langitan, agar dapat menghisap susu atau memakai dot lubang kearah bawah untuk mencegah aspirasi (dot khusus)
10 minggu Labioplasty dengan memenuhi Rules of Ten : 1. Umur 10 minggu 2. Berat 10 pons 3. Hb > 10gr %
1,5 – 2 tahun Palatoplasty karena bayi mulai bicara
2 – 4 tahun Speech therapy
4 – 6 tahun Velopharyngoplasty , untuk mengembalikan fungsi katup yang dibentuk m.tensor veli palatini & m.levator veli palatini, untuk bicara konsonan, latihan dengan cara meniup.
6 – 8 tahun Ortodonsi (pengaturan lengkung gigi)
8 – 9 tahun Alveolar bone grafting
9 – 17 tahun Ortodonsi ulang
17 – 18 tahun Cek kesimetrisan mandibula dan maksila