Bagaimana cara menanamkan disiplin pada anak?

disiplin pada anak

Terkadang, saat orangtua sedang mendisiplinkan anaknya, orang akan menilai bahwa Orangtua tersebut sedang menghukum anaknya. Padahal, Kedisiplinan merupakan cara untuk mengajarkan anak pelajaran kehidupan. Bukan sebagai alat untuk menghukum anak.

Lalu bagaimana cara kita sebagai orang tua menananmkan disiplin pada anak ?

Menurut Adimia Rila Oktoga, S.Psi, M.Psi, Psikolog, Proses Menanamkan Disiplin Pada Anak terdiri atas:

  1. Pengajaran
    Orangtua menunjukkan dan mengajarkan perilaku yang baik. Serta mengajarkan alternatif perilaku yang lebih “tepat” kepada anaknya.

  2. Penetapan Aturan dan Batasan
    Beberapa orang tua beranggapan bahwa dengan memberikan aturan dan batasan anak, akan membuat anak menjadi tidak bahagia.
    Anggapan tersebut adalah SALAH BESAR. Karena tanpa adanya batasan dan aturan yang jelas, anak akan merasa tidak aman dan kebingungan. Anak juga akan kesulitan akan beradaptasi di lingkungan luar nantinya.

  3. Pengoreksian Perilaku
    Ketika anak diajarkan kedisiplinan dengan cara yang positif dan logis. Namun tetap penuh kasih maka mereka akan belajar bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan.
    Misalnya ketika anak tidak melakukan tugas membereskan kamar sesuai dengan yang telah disepakati. Padahal sudah diingatkan oleh orang tuanya selama beberapa kali. Anak akan kehilangan waktunya menonton TV.
    Ketika aturan dan konsekuensi yang akan diterimanya jelas, spesifik dan logis. Anak akan belajar unuk mendisiplinkan dan mengatur tindakannya sendiri.

  4. Menunjukkan Rasa Sayang dan Menghargai
    Bagaimana Orangtua ingin diperlakukan oleh anak, maka seperti itu pulalah cara yang harus ditunjukkan kepada anak. Terutama saat mendisiplinkan anak.
    Pastikan bahwa anak memahaminya meskipun Kita tidak menyukai apa yang ia katakan/lakukan. Namun Kita tetap menyayangi dan menghargainya. Dengarkan pendapatnya kemudian jelaskan tingkah laku yang benar seperti apa disertai alasannya.

  5. Konsisten
    Orangtua menghukum atas perbuatan anaknya, padahal biasanya memperbolehkan. Jika Orangtua menerapkan aturan tertentu tapi ketika anak melanggar aturan itu anda mengabaikannya atau sebaliknya. Tentunya hal ini akan membuat anak anda jengkel dan bingung.
    Konsiten perilaku Orangtua adalah hal terpenting dalam menanamkan kedisplinan. Hal itu membuat anak menjadi paham perilaku seperti apa yang diharapkan oleh orang tua. Anak pun bisa memahami/memperkirakan perilaku orangtuanya.

  6. Kerja Sama
    Kedisplinan anak itu bukan hasil dari kediktatoran orangtua dalam mengatur perilaku anak. Orang tua bisa berdiskusi dengan anak, meskipun masih berusia 5 tahun.
    Berikan kesempatan anak untuk mengungkapkan pendapatnya atas aturan yang berlaku di rumah. Berilah konsekuensi tingkah laku yang menyertainya jika aturan dilanggar. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa Orangtua menghormati pemikiran dan perasaan anaknya. Juga mengajarkan pada mereka bahwa opini setiap anggota keluarga adalah hal yang penting untuk dihargai.
    Diskusi ini penting agar anak paham pentingnya aturan dan keuntungan aturan itu bagi dirinya. Pemahaman yang tepat penting sebagai dasar untuk masa depan anak. Dimana nantinya ketika mereka dewasa, mereka bisa membuat keputusan yang baik untuk diri mereka sendiri.

Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter. Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan. Sebaliknya, banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang atau tidak disiplin. Banyak agenda yang telah ditetapkan tidak dapat berjalan karena kurang disiplin. Menanamkan prinsip agar peserta didik memiliki pendirian yang kokoh merupakan bagian yang sangat penting dari strategi menegakkan disiplin. Menurut Furqon (2010) penegakan disiplin antara lain dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

  • Peningkatan motivasi
    Motivasi merupakan latar belakang yang menggerakkan atau mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis motivasi, yaitu:

    • motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari luar diri kita.
    • motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri kita.

    Dalam menegakkan disiplin, mungkin berawal berdasarkan motivasi ekstrinsik. Orang melakukan sesuatu karena paksaan, pengaruh orang lain, atau karena keinginan tertentu. Akan tetapi setelah berproses, orang tersebut dapat saja berubah ke arah motivasi intrinsik. Setelah merasakan bahwa dengan menerapkan disiplin memiliki dampak positif bagi dirinya kemudian orang tersebut melakukan sesuatu dilandasi dengan kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Idealnya menegakkan disiplin itu sebaiknya dilandasi oleh sebuah kesadaran.

  • Pendidikan dan latihan
    Pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk dan menempa disiplin. Pendidikan dan latihan merupakan suatu proses yang di dalamnya ada beberapa aturan atau prosedur yang harus diikuti oleh peserta didik. Misalnya, gerakan-gerakan latihan, mematuhi atau mentaati ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan, mendidik orang untuk membiasakan hidup dalam kelompok, menumbuhkan rasa setia kawan, kerja sama yang erat dan sebagainya. Peraturan-peraturan tersebut merupakan faktor-faktor penting dalam suksesnya mencapai tujuan tertentu.

  • Kepemimpinan
    Kualitas kepemimpinan dari seorang pemimpin, guru, atau orangtua terhadap anggota, peserta didik ataupun anaknya turut menentukan berhasil atau tidaknya dalam pembinaan disiplin. Karena pemimpin merupakan panutan, maka faktor keteladanan juga sangat berpengaruh dalam pembinaan disiplin bagi yang
    dipimpinnya.

  • Penegakan aturan
    Penegakan disiplin biasanya dikaitkan penerapan aturan (rule enforcement). Idealnya dalam menegakkan aturan hendaknya diarahkan pada “takut pada aturan bukan takut pada orang”. Orang melakukan sesuatu karena taat pada aturan bukan karena taat pada orang yang memerintah. Jika hal ini tumbuh menjadi suatu kesadaran maka menciptakan kondisi yang nyaman dan aman. Pada dasarnya penegakan disiplin adalah mendidik agar seseorang taat pada aturan dan tidak melanggar larangan yang dilandasi oleh sebuah kesadaran.

  • Penerapan reward and punishment
    Reward and punishment atau penghargaan dan hukuman merupakan dua kesatuan yang tidak terpisahkan. Jika penerapannya secara terpisah maka tidak akan berjalan efektif, terutama dalam rangka penegakan disiplin.

Untuk menerapkan disiplin yang baik kepada anak, anak harus mempunyai karakter yang baik. Berikut ini ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh guru dan orang tua dalam membangun karakter anak usia dini, diantaranya adalah:

  • Memperlakukan anak sesuai dengan karakteristiknya. Dengan memahami keunikan itu, maka orang tua dan guru akan memberikan stimulus entah berupa bimbingan, pelatihan, pendidikan maupun pengkondisian akan tepat sasaran dan efektif terhadap anak.

  • Memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan kasih sayang dan pemberian makanan yang bergizi.

  • Pola pendidik guru dengan orang tua yang dilaksanakan baik dirumah dan di sekolah hendaknya saling berkaitan.

  • Peran orang tua dan guru hendaknya memberikan dukungan dan penghargaan ketika anak menampilkan tingkahlaku yang terpuji.

  • Orang tua dan guru hendaknya memberikan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan usia perkembangan anak.

  • Orang tua dan guru harus bersikap tegas, konsisten dan bertanggung jawab.

Dengan terbentuknya karakter yang baik maka anak akan mudah untuk menerapkan karakter disiplin baik dirumah maupun di sekolah, dan hal ini akan sangat berimbas ketika anak tumbuh menjadi dewasa.

Tujuan disiplin pada anak adalah untuk mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri. Kapan dan bagaimana cara menerapkan disiplin sangat bervariasi, bergantung pada tahap perkembangan dan temperamen masing-masing anak. Disiplin dan kebebasan merupakan dua hal yang tak terpisahkan satu sama lain.

Pendekatan dalam menegakkan disiplin terhadap anak sangat mempengaruhi kebebasan mereka dalam bersikap. Dalam menyusun falsafah disiplin perlu melihat rentang hidup anak sepenuhnya. Jika terlalu dini dengan sikap kaku anak kelak bisa menjadi penakut dan tak berani berekspresi, kalau bersikap negatif dan banya menghukum itu akan membuat anak menjadi pemarah dan agresif.

Jika terlalu banya memberikan kebebasan akan mengarahkan anak menjadi inpulsif dan terlibat pergaulan bebas pada saat remaja. Jika pada awalnya terlalu memberikan kebebasan dan kemudian berusaha memegang kendali karena merasa bahwa ia terlalu bebas, maka ini akan membuat anak menjadi remaja pemberontak.

Ada dua sisi menanamkan disiplin. Sisi pertama adalah membuat peraturan dan konsekuensi. Adanya peraturan dan konsekuensi ini membuat anak memiliki landasan yang kuat dan mengetahui mana arah yang benar. Dengan demikian mereka akan termotivasi untuk mematuhi peraturan bahkan ketika mereka mendapat dorongan untuk berbuat yang sebaliknya. Sisi lain yang terkankandung dalam disiplin adalah menumbuhkan keyakinan positif pada anak. Anak-anak yang memiliki keyakinan positif mengenai dirinya akan berperilaku lebih baik ketimbang anak-anak yang memiliki keyakinan negatif mengenai dirinya sendiri.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan sisi positif anak, pertama mengkomunikasikan secara langsung sesuatu yang positif terhadap anak adalah cara yang selalu efektif. Komunikasi pribadi dengan anak adalah sesuatu yang istimewa bagi anak. Komunikasi ini bisa dilakukan kapan saja, ketika dia berangkat tidur adalah waktu yang paling bagus. Kedua, ini merupakan cara yang sama efektifnya untuk mengkomunikasikan informasi positif kepada anak adalah mengatakan dengan orang lain yang memungkinkan dia untuk “mencuri dengar”.

Selain ada beberapa cara untuk menumbuhkan sisi positif anak, ada pula beberapa cara untuk mendidik dan mendisiplinkan anak diantaranya adalah:

1. Contoh teladan (modeling)

Contoh ini bisa dilakukan dengan cara menonjolkan tingkah laku yang positif. Orang tua yang sudah matang akan berusaha untuk memperhatikan contoh-contoh yang positif untuk anak-anak mereka dengan cara dan jalan yang bermacam-macam.

2. Hadiah dan ganjaran

Ahli filsafat Jeremy Benthan (abad ke 19) mengatakan bahwa dalam diri manusia ada dua tenaga pendorong yaitu kesenangan dan kesakitan. Kita cenderung untuk mengulangi tingkah laku yang membawa kesenangan dengan hadiah dan menghindari tingkah laku atau pebuatan yang menimbulkan ketidak senangan. Salah satu prinsip belajar yang paling jelas ialah jika anda hendak memperbesar atau mengembangkan suatu jenis tingkah laku yang positif dalam diri anak maka berilah anak itu sesuatu yang menyenangkan sesudah perbuatan yang dikehendaki itu dilaksanakan.

3. Perjanjian

Suatu perjanjian ialah suatu persetujuan formil yang tertulis antara orang tua dan anak. Suatu bentuk perjanjian khusus dengan syarat- syarat dan hadiah-hadiah yang diberikan kepada seorang anak, sesudah ia melakukan pebuatan khusus tertentu. Bentuk dan isi dari perjanjian itu bergantung kepada kebijaksanaan dan pendapat orang tua.

4. Memuji

Kata-kata pujian sangat perlu untuk menghangatkan seorang anak dan untuk kehidupan yang bergairah sebagai perbuatan-perbuatan kasih sayang dan cinta. Pujian yang bijaksana buat anak-anak merupakan sinar matahari untuk bunga.

5. Menggunakan sebab akibat yang wajar atau alamiah

Suatu prosedur disiplin yang efektif ialah dengan membiarkan anak-anak untuk belajar dari akibat-akibat/konsekuensi yang wajar atau alamiah dari tingkah lakunya. Tingkah lakunya dapat mengajarkan banyak dari kehidupan ini kepada anak. Selama akibat yang alamiah dari suatu tingkah laku itu tidak menyenangkan atau malah menyakitkan tetapi tidak bahaya secara serius terhadap seorang anak. Biarkan anak untuk belajar sendiri agar tidak mengulangi tingkah laku itu lagi. Dengan membiarkan anak untuk belajar dari kesalahan-kesalahan mereka dengan demikian akan mengembangkan sikap berdiri sendiri percaya terhadap diri sendiri dan belajar sendiri.

6. Mensugesti

Mensugesti berarti membawa atau memasukkan suatu fikiran kedalam jiwa seseorang anak untuk dipertimbangkan. Sugesti itu seringkali menuju suatu perbuatan atau tindakan dimana hal itu tidak akan terjadi jika tidak karena sugesti. Suatu sugesti pada prakteknya tidak melakukan tekanan supaya dituruti, sehingga kebebasan untuk berbuat atau tidak untuk berbuat tetap terserah. Kekuatan dari sugesti sebagian besar bergantung kepada keyakinan yang besar dan dipunyai hampir semua anak dalam keluarbiasaan orang tua mereka. Anak cenderung untuk menerima secara tidak kritis apa yang disebut orang tua mereka sebagai “kebenaran”. Hal ini istimewa mengandung kebenaran, jika suatu hubungan yang positif berada antara orang tua dan anak.

7. Meminta

Suatu permintaan berarti meminta seorang anak untuk melakukan sesuatu untuk anda sebagai suatu kemurahan atau kebaikan hati. Anak-anak akan bersedia untuk menuruti permintaan-permintaan kalau anda mempunyai suatu hubungan bersahabatan yang positif dengan mereka.

Beberapa jenis disiplin yang digunakan pada awal masa kanak- kanak diantaranya adalah:

  • Disiplin otoriter

Merupakan bentuk disiplin tradisional dan yang berdasarkan pada ungkapan kuno yang mengatakan bahwa “menghemat cambukan berarti memanjakan anak”. Dalam disiplin yang bersifat otoriter, orang tua dan pengasuh yang lain menetapkan peraturan-peraturan dan memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan- peraturan tersebut.

  • Disiplin yang lemah

Disiplin yang lemah berkembang sebagai proses terhadap disiplin otoriter yang dialami oleh banyak orang dewasa dalam masa kanak-kanaknya. Filsafat yang mendasari adalah bahwa melalui dari akibat perbuatannya sendiri anak akan belajar sendiri bagaimana berperilaku secara sosial. Dengan demikian anak tidak diajarkan peraturan-peraturan, ia tidak dihukum karena sengaja melanggar peraturan, juga tidak ada hadiah bagi anak yang berperilaku sosial baik.

  • Disiplin demokratis

Dalam disiplin yang demokratis hukuman “disesuaikan dengan kejahatan” dalam arti diusahakan agar hukuman yang diberikan berhubungan dengan kesalahan perbuatannya, tidak lagi diberi hukuman badan. Penghargaan terhadap usaha-usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial yang tercakup dalam peraturan-peraturan diperlihatkan melalui pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujian dan pengakuan sosial.