Bagaimana cara memfoto Supermoon?

supermoon

Baru-baru ini saya mencoba untuk memotret bulan namun hasilnya jauh dari kata memuaskan. Hasil foto saya bahkan tidak terlihat bulannya melainkan hanya objek bulat kuning yang sangat kecil.

Apakah ada cara khusus atau trik agar kita bisa memfoto bulan terutama saat lagi Supermoon?

1 Like

Berikut adalah tips-tips untuk memotret Supermoon:

1.Matikan Mode Auto
Untuk mendapatkan hasil maksimal, matikan mode Auto di kamera anda. Lebih baik gunakan mode manual atau shutter priority.

2.Gunakan Manual Fokus
Set kamera untuk fokus di infinity atau gunakan fokus manual untuk memastikan fokus jatuh dibulan dan juga kita perlu terus-terusan mencari fokus mengingat dalam kondisi lumayan gelap fokus suka lari-lari. Bulan tidak akan bergerak liar, jadi anda bisa mengunci titik fokus disitu.

3.Gunakan Spot Metering
Kalau anda mengisolasi obyek bulan terhadap background langit yang gelap, menggunakan spot metering adalah pilihan yang bijaksana. Lain halnya kalau anda memotret bulan dengan latar cityscape misalnya, anda bisa memanfaatkan matrix metering.

4.Buktikan Bahwa Bulan Itu Bopeng Dengan Lensa Tele
Tidak perlu penjelasan panjang lebar. Hanya perlu diingat bahwa kalau anda tidak memiliki lensa super panjang, anda bisa memanfaatkan teleconverter untuk memanjangkan lensa yang anda miliki.

5.Minimalkan Getaran dan Shake
Bawa dan pasang tripod anda (wajib), hidupkan vibration reduction/image stabilisation dan kita akan terhindar dari foto-foto yang blur Anda bisa memakai angka aperture yang aman dari f/4 sampai f/8.

6.Maksimalkan Komposisi
Jangan terpaku hanya memotret bulan saja, coba juga jadi kreatif dengan memanfaatkan obyek sekitar. Bangunan tinggi menjulang. Sebuah pohon yang besar. Pantai. Tiang listrik. Manfaatkan teknik komposisi yang anda ketahui. Jika Anda hanya memotret bulannya saja, maka hasil foto Anda sama dengan hasil foto ribuan orang lain di luar sana.

Sumber: Tips Foto Supermoon

Ada banyak cara untuk memotret supermoon karena ada banyak tempat yang tepat di bumi. Stone (2016) meminta beberapa fotografer profesional untuk memberikan tips tentang bagaimana memposisikan diri Anda (dan kamera Anda) untuk kesempatan mendapatkan bidikan terbaik.

  1. Gunakan Perlengkapan Terbaik
    Gunakan lensa terbesar yang Anda bisa dan kemudian tambahkan lensa teleconverter, kata Mark Thiessen, seorang fotografer staf National Geographic. Theissen memotret bulan untuk majalah sekitar sepuluh tahun yang lalu menggunakan lensa 600mm dan konverter 2x. Dia melakukan perjalanan ke Moab, Utah — dimana lanskap gurun akan memastikan langit yang cerah — dan menggunakan perangkat lunak GPS yang disebut Ephemeris Fotografer untuk mengetahui secara tepat dimana bulan akan naik, serta lengkungan yang akan melintasi langit.

    Secara teknis, bulan memiliki ukuran yang sama dimana pun Anda melihatnya di langit. Tetapi melihatnya di dekat cakrawala dengan struktur seperti bangunan, pohon, atau gunung untuk skala memainkan trik pada pikiran yang membuat bulan tampak sedikit lebih besar (walaupun sebenarnya tidak).

    Memotret dalam cahaya rendah biasanya membutuhkan eksposur yang lama. Tapi itu salah untuk supermoon, kata Theissen. Saat Anda melihat bulan purnama, secara teknis sinar matahari di bulan, jadi potretlah dengan pencahayaan yang sama seperti di siang hari di bumi. Meninggalkan rana terlalu lama akan menghasilkan bulan yang terlalu terang dan tanpa detail bulan.

  2. Dengan Smartphone
    Lebih banyak fotografer kasual masih bisa mendapatkan bidikan hebat tanpa lonceng dan peluit kamera mewah. Mulailah dengan memperhatikan bulan beberapa hari sebelum supermoon. Jalan tidak akan persis sama, tetapi akan serupa, dan Anda dapat merencanakan dimana dan kapan untuk memotret.

    Gunakan lensa optik Anda saja, bukan zoom digital Anda, saran fotografer National Geographic Michael Christopher Brown. Itu berarti jangan memperbesar sensor telepon Anda sebelum Anda mengambil foto, yang akan menurunkan kualitas. Ambil gambar terlebih dahulu, lalu perbesar untuk memotong atau memperbesar detail.

    Letakkan ponsel Anda pada tripod di suatu tempat yang kuat. “Idealnya telepon stabil,” kata Brown, yang mungkin tidak tampak terlalu mendesak, tetapi ketika memotret sesuatu yang begitu jauh, getaran kecil dari kamera Anda dapat secara dramatis mengurangi kualitas gambar. Jika tidak ada tripod yang tersedia, bahkan menempatkan ponsel Anda di permukaan padat seperti langkan atau jendela dan mengatur timer akan memastikan eksposur yang stabil.

    Gunakan jari-jari Anda untuk mendapatkan keseimbangan cahaya yang tepat. Ingalls menyarankan mengetuk layar dan memegang jari Anda di bulan untuk mengunci fokus di atasnya — alih-alih membiarkan fokus otomatis untuk mengklarifikasi sekelompok bintang. Kemudian Anda dapat menggeser jari Anda untuk meringankan atau menggelapkan eksposur. “Anda biasanya ingin menyeretnya ke bawah karena kekurangan pencahayaan untuk memastikan Anda memiliki semua detail highlight,” kata Brown.

    Satu lagi nasihat yang disetujui semua fotografer: Luangkan waktu untuk menikmati bulan tanpa kamera Anda. Supermoons tidak jarang, tetapi mereka juga bukan kejadian sehari-hari. Jangan terlalu fokus pada sensor Anda sehingga Anda kehilangan pemandangan dunia lain.

Referensi

Stone, Daniel. 2016. How to Photograph a Supermoon. National Geographic.

Rasanya indah sekali memandang ke atas langit pada malam hari saat bulan purnama. Selain malam purnama, bulan juga dapat terlihat lebih besar saat terjadi fenomena Supermoon dimana posisi bulan sedang berada dalam posisi terdekat dengan bumi. Jika dijabarkan akan sangat panjang sekali, dan kita tidak akan melakukan studi tersebut melainkan untuk belajar cara memoret bulan.

Tidak mudah untuk melakukannya, ada banyak sekali hal-hal yang patut diperhatikan baik itu dari segi teknik maupun peralatan pendukung. Seorang fotografer profesional bernama Jason Mrachina pernah mengatakan bahwa mengambil gambar bulan khususnya pada kondisi purnama maupun Supermoon lebih mirip memotret bola lampu di sebuah ruangan yang amat gelap. Dalam artikel ini akan disampaikan tentang beberapa tips dan cara memotret bulan .

Untuk yang pertama tentunya Anda harus mempersiapkan kamera sebagai alat memotret. Dalam hal ini mungkin kamera terbaik adalah DSLR, apapun mereknya dan apapun serinya. Namun bukan berarti kamera jenis lain akan menghasilkan gambar buruk. Kamera Mirrorles, Prosumer maupun SLT juga bagus karena mempunyai pengaturan manual untuk penyesuaian. Sayangnya untuk perangkat lensa, harus dikatakan bahwa lensa Tele jauh lebih bagus dan unggul segalanya dalam mengambil gambar bulan. Bisa pula menggunakan lensa kit biasa, namun kurang maksimal dan bulan akan tetap terlihat kecil. Bagaimana pun juga, sebesa-besarnya bulan yang nampak tetap terlihat jauh jika kita melihat dengan lensa kit biasa.

Rekomendasi penggunaan lensa Tele, cukup dengan Tele dengan focal length maksimal 200mm. Jadi tidak perlu harus menggunakan lensa Tele terpanjang kecuali memang sudah ada. Namun jika belum memiliki lensa Tele, satu-satunya cara adalah dengan meng- crop foto agar bulan terlihat lebih besar. Beberapa orang memang ada yang memilih menggunakan Teleconverter sebagai perbesaran, namun sayang harganya cukup mahal dan hampir sama dengan lensa Tele kualitas standar.

Peralatan pendukung lain bisa menggunakan tripod atau penyangga kamera untuk meminimalisir getaran yang berresiko membuat foto kabur. Meskipun menggunakan tripod , fitur stabilizer juga sebaiknya tetap stay on agar lebih maksimal. Flash eksternal adalah alat yang tidak berguna dalam aktivitas ini apalagi flash internal. Cahayanya tidak akan mampu sampai ke luar angkasa dan jika tetap digunakan maka gambar bulan malah tidak akan terlihat. Alat tersebut sekiranya sangat cukup, namun bisa ditambahkan alat lain seperti Remote Release dan lain-lain. Sisanya tinggal Anda yang harus mengutak-atik pengaturan shoot.

Lalu kapan waktu yang tepat dalam mengambil gambar bulan purnama atau Supermoon? Jika memungkinkan sebenarnya waktu terbaik adalah kala senja yakni tidak lama setelah matahari terbenam, karena saat itu masih ada sisa langit yang terlihat sehingga dapat menambah dramatisasi serta keunikan foto. Namun jika memotret pada waktu lebih malam juga bisa menghasilkan foto bagus.

Cara memotret bulan yang baik tentunya dengan teknik dan pengaturan tepat. Langsung saja jangan gunakan mode Auto karena pasti flash akan otomatis menyala. Anda bisa menggunakan mode Manual atau Shutter Priority . Sedangkan untuk fokus lensa, bisa menggunakan manual fokus, namun jika masih kesulitan tetap bisa menggunakan autofocus. Atur metering pada opsi Spot jika ingin mengisolasi obyek bulan terhadap background langit yang gelap. Namun jika ingin memadukan bulan dengan pemandangan atau landscape bisa gunakan matrix metering . Angka-angka yang diatur apabila menggunakan mode Manual, Shutter Speed usahakan diatur lebih cepat, kira-kira diatas angka 1/100 sampai 1/200.

Diafragma tentu harus kecil agar gambar bulan terlihat jelas. Ingat, ini bukan foto manusia dengan gaya portrait meskipun fokus utamanya hanya satu. Mungkin angka teraman dari aperture adalah f/8 sampai f/11 dan kepekaan cahaya ISO cukup dengan angka 100 sampai 400 saja. Setelah diatur demikian, tekan tombol Shutter dan lihat hasilnya.

Mengambil gambar bulan tidak harus selalu dengan subjek bulan saja, Anda bisa melakukan kreativitas dengan memadukan unsur dan benda-benda sekitarnya seperti bangunan kota yang tinggi menjulang, sebuah pohon yang besar, pantai, tiang listrik dan lain-lain. Bedanya, jika memadukan dengan lingkungan, Anda harus mengatur ISO lebih tinggi, aperture lebih besar dan juga Shutter Speed lebih rendah. Akan lebih bagus lagi jika langit-langit disekitar bulan dapat terlihat jelas. Jika masih belum memuaskan Anda bisa mengubah setting -an hingga benar-benar sesuai keinginan Anda. Untuk yang terakhir, tidak ada salahnya jika Anda mengolah foto yang sudah jadi dengan software editing.