Bagaimana cara memelihara ternak sapi perah?

images (1)

Pemeliharaan Pedet


Pedet adalah anak sapi yang baru dilahirkan hingga berumur 11 bulan, berdasarkan umurnya pedet dibagi menjadi dua, yakni :

  • Pedet Pra-Sapih (0-4 bulan)
    Masih diberi susu sebagai pakan utama. Pada minggu pertama pedet diberi kolostrum. Kolostrum penting diberikan karena mengandung immunoglobulin (pembentuk antibody pedet) dan laktosa ( sumber energi). Kolostrum diberikan selambatnya 2 jam setelah pedet lahir sebanyak 2 liter setiap hari dan diberikan 2-4 kali. Setelah satu minggu, pedet dapat diberi hijauan secukupnya dan calf starter sebanyak 100g – 1,5kg. Kandang yang digunakan untuk pedet pra-sapih adalah kandang individu.

  • Pedet Post-Sapih (5-11 bulan)
    Pedet mulai makan hijauan dan konsentrat sebagai sumber nutrisi utama. Diberi pakan berupa hijauan sebanyak 7-25kg, dan konsentrat sebanyak 1,5-2kg. kandang yang digunakan pada pedet post sapih adala kandang koloni.

Ciri pedet sehat adalah sebagai berikut:

Mata cerah, tidak berair, dan tidak terdapat kotoran
Hidung tidak berlendir
Bulu halus, bersih, dan mengkilat
Pergerakan lincah

Sapi Dara


Heifers atau sapi perah betina merupakan sapi perah betina yang merupakan calon induk sudah dewasa kelamin (berumur 6-8 bulan) sampai beranak pertama kali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sapi perah dara (heifers) sebagai berikut:

  • Bangsa sapi

  • Besar waktu lahir

  • Pertumbuhan pada periode pedet sampai umur 6 bulan

  • Pengaruh pakan

  • Pengaruh kebuntingan pada waktu pertumbuhan

  • Pengaruh Lingkungan

     Pemeliharaan sapi dara yang terlalu gemuk menyimpan lemak di ambingnya, akan menghambat pembentukan sel-sel yang mensekresi susu. Jika *heifers* terlalu gemuk, mungkin akan terjadi akumulasi lemak pada saluran reproduksi mereka sehingga bisa mengakibatkan berkurangnya fertilitas dan dapat menimbulkan distokia. 
    

Heifers yang terlalu kurus juga akan mengalami penurunan fertilitas, serta dikhawatirkan akan menimbukan masalah kesehatan yang lain dibandingkan dengan heifers yang bobot badannya berukuran ideal dan tumbuh secara baik.

Mengingat tujuan utamanya sebagai calon induk maka perlu sekali diperhatikan kriteria-kriteria sebagai calon induk, antara lain :

  • Berasal dari turunan yang mempunyai produksi susu yang tinggi
  • Menunjukan pertumbuhan yang baik dan normal
  • Bebas dari cacat tubuh dan penyakit

Sapi Bunting


Sapi bunting merupakan sapi yang mengandung fetus di dalam rahimnya. Sapi bunting selama 305 hari. Dua bulan menjelang kelahiran yaitu pada kebuntingan 7 bulan. Apabila sapi sedang dalam masa laktasi maka harus dikeringkan walaupun produksinya masih tinggi, sebab waktu 2 bulan tersebut diperlukan sapi untuk mempersiapkan laktasi yang akan datang.

Pengeringan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

  • Pemerahan berselang
  • Pemerahan tak lengkap
  • Penghentian pemberian konsentrat dengan tiba - tiba dibarengi dengan pemerahan bersela (Syarief dan Sumoprastowo, 1990)

Induk sapi bunting perlu diberi kesempatan berolahraga dengan cara dilepas di lapangan penggembalaan secara teratur selama 1 - 2 jam setiap hari. Dengan demikian, induk tersebut dapat bergerak secara bebas, mendapatkan sinar matahari dan udara segar serta urat menjadi terlatih sehingga peredaran darah berjalan lancar yang kesemuanya ini akan menunjang kelancaran proses kelahiran pedet.

Adapun ciri-ciri sapi yang akan beranak :

  • Badannya memanjang
  • Perutnya menurun
  • Ambing membesar,keras dan kencang.
  • Sapi nampak gelisah karena kesakitan, induk sebentar berdiri,kemudian berbaring lagi.
  • Kaki belakang sulit di gerakkan dan posisi kedua kaki tersebut agak terbuka keluar
  • Bibir kemaluan membesar
  • Jika puting di pijat, pertama-tama keluar cairan berwarna seperti air kental kemudian berubah menjadi susu biasa.

Kelahiran abnormal sering terjadi pada sapi sapi yang berukuran besar, pemeliharaannya dikandangkan secara terus menerus, sapi yang terlalu muda, masa kebuntingan yang terlalu lama, kelahiran kembar, infeksi uterus, kematian fetus, dll.

Pada saat induk menjelang melahirkan, peternak harus menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, higienis, tenang, dan nyaman. Oleh karena itu, beberapa kegiatan harus dilakukan oleh peternak yaitu: mengupayakan kandang harus selalu bersih, kering dan hangat.

Pencegahan penyakit pada sapi perah bunting maupun sapi perah lainnya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan orang yang memelihara atau merawatnya. Ada baiknya pada waktu-waktu tertentu lantai kandang dibersihkan dengan menggunakan karbol atau densol, tetapi dijaga agar jangan sampai membahayakan sapi.

Sapi Laktasi


Kurva dinamika laktasi

  • Produksi susu nampak tidak tetap. Mula-mula agak rendah kemudian meningkat sampai mencapai puncaknya sekitar laktasi ke-2 (6 – 8 minggu). Setelah itu turun mencapai terendah bulan 8 – 10.

  • Selera makan sapi memperlihatkan kecenderungan yang berlawanan dengan produksi susu yaitu : pada saat produksi susu tinggi, selera makan sapi rendah, kemudian berangsur-angsur bangkit sehingga mencapai puncaknya sekitar bulan laktasi ketiga.

  • Selanjutnya karena adanya fetus dalam kandungan semakin membesar, banyak meminta ruang dalam rongga perutnya, selera makan cenderung turun lagi.

  • Selama laktasi bobotnya tidak tetap. Mula-mula produksi susu tinggi, bobotnya susut kemudian berangsur-angsur naik. Puncak bulan laktasi ke-7.

  • Pada awal laktasi, sapi ada dalam neraca makan yang negatif (negative energy balance), artinya: sapi tersebut lebih banyak mengeluarkan energi untuk produksi susu, tinja dan air seni daripada yang diperolehnya melalui pemberian pakan. Sehingga terjadi kekurangan zat pakan yang diambil dari tubuhnya sendiri mengakibatkan bobot badannya mengalami penurunan.

  • Pada saat produksi susu turun, sulit sekali ditingkatkan dengan pemberian pakan, karena pada saat ini pakan digunakan untuk memulihkan kondisi tubuh dan pertumbuhan anak.

  • Jika pemberian pakan tidak ditambah menjelang akhir laktasi, sapi perah mempunyai peluang untuk susut bobotnya.