Bagaimana Cara Memberikan Edukasi Seksual Kepada Anak?

Edukasi seksual sejak dini mulai disuarakan terutama kepada orang tua. Tidak banyak orang tua yang memberikan edukasi seksual kepada anak karena dinilai tabu. Masih banyak orang tua percaya bahwa memberikan edukasi seksual sejak dini berarti sama dengan mengajarkan kegiatan seksual sejak dini. Namun konsepsi ini pada dasarnya bertujuan untuk edukasi seksual dengan tujuan menghindari anak dari persepsi yang salah mengenai seksualitas.

Dikutip dari liputan berita oleh reporter Permana (2019) terdapat penelitian yang dilakukan oleh Reckitt Benckiser dengan 500 responden mengenai edukasi seksual kepada anak. Hasil dari penelitian tersebut setidaknya ada tiga topik edukasi seks yang kurang dibahas oleh orangtua pada anaknya. Diantaranya adalah topik pengetahuan mengenai kehamilan dan pernikahan di bawah 20 tahun dan resikonya (hanya 38% dari responden yang mendapatkannya), penjelasan rinci soal anatomi tubuh manusia dan organ reproduksinya (hanya 29% responden yang mendapatkannya), edukasi soal hubungan seksual yang sehat meliputi penggunaan dan alat kontrasepsi dengan baik dan benar (hanya 24% dari responden yang mendapatkannya).

Menurut Youdics, Apakah betul edukasi seksual itu tabu untuk anak-anak? Lalu bagaimana cara orang tua atau orang dewasa memberikan edukasi seksual sejak dini? Tuliskan pendapatmu di dalam kolom komentar ya!

Referensi

Permana, Rizki Wahyu. (2019). Pendidikan Seks Masih Dianggap Tabu, Sejumlah Topik Kurang Diajarkan pada Anak. Pendidikan Seks Masih Dianggap Tabu, Sejumlah Topik Kurang Diajarkan pada Anak | merdeka.com diakses pada tanggal 03 Agustus 2021 pukul 08.00
Ilustrasi oleh vectorjuice https://www.freepik.com/vectors/school/vectorjuice diakses pada tanggal 03 Agustus 2021 pukul 08.30

1 Like

Tidak sedikit orangtua yang menganggap sepele atau tabu dalam memberikan edukasi seks pada anak dan remaja. Padahal, edukasi seks atau pendidikan seksual sebaiknya dimulai sejak dini. Dikutip dari Journal of The American Academy of Pediatrics, baik anak-anak maupun remaja perlu menerima pendidikan yang akurat tentang seksualitas. Hal ini diperlukan agar mereka mengetahui bagaimana perilaku seksual yang sehat serta mencegah terjadinya pelecehan seksual. Edukasi seksual pada anak juga tidak hanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan organ seksual saja, namun juga berhubungan dengan kepemilikan dan kenyamanan tubuh.

Menurut aku sendiri memang hal tersbut sangat penting dan sangat, untuk bagaimana caranya memberitahunya sendiri mungkin bisa dilakukan dengan :

  1. Mengajarkan dari dasar tentang bagian tubuh dan apa fungsinya , tujuannya sendiri juga agar anak-anak bisa lebih mencintai dirinya sendiri dan juga dapat menggunakan bagian tubuhnya secara tidak sembarangan.
  2. Menjelaskan tentang masa pubertas dan apa saja yang akan berubah dari tubuh. Hal ini juga bertujuan agar semasa anak memasuki masa puber, mereka tidak malu dengan perubahan pada tubuhnya.
  3. Menjelaskan terkait aktivitas seksual , tujuannya sendiri agar anak mengerti hal apa saja yang tidak pantas atau tidak perlu dilakukan sebelum memasuki usia yang sudah matang atau sudah menikah. Dengan penjelasan tersebut diharapkan juga anak bisa memahami tentang batasan dalam memperlakukan lawan jenis dan juga resiko yang akan didapatkan jika melakukan aktivitas seksual.
  4. Memberitahu tentang bahaya akan pelecehan seksual dan kekerasan. Dengan memberitahu akan hal tersebut, anak juga akan memahami tentang bagaimana cara menjaga dirinya dalam hal berpakaian atau perilaku.

Edukasi seksual merupakan sesuatu hal yang terkadang disepelakan perannya oleh sebagian orang tua. Namun perlu kita ketahui bahwasanya, anak membutuhkan edukasi seks sejak dini. Dikutip dari Journal of The American Academy of Pediatrics, baik anak-anak maupun remaja perlu menerima pendidikan yang akurat tentang seksualitas. Hal ini diperlukan agar mereka mengetahui bagaimana perilaku seksual yang sehat serta mencegah terjadinya pelecehan seksual. Ketika anak sudah diberikan edukasi seks atau pendidikan seksual sejak dini, di masa remaja ia pun tidak merasa canggung dan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Memberikan edukasi seks dapat dimulai dengan mengajarkan alat kelamin sedini mungkin dengan kata-kata yang tepat. Memilih bahasa yang benar untuk berbicara tentang bagian tubuh membantu mengurangi stigma seputar seks. Orang tua juga dapat memanfaatkan keingintahuan alami yang dimiliki anak kecil. Ketika anak-anak kecil mengajukan pertanyaan, orang tua dapat menanggapi dengan sangat sederhana atas pertanyaan yang diajukan. Selain itu, usia yang relatif muda juga merupakan waktu yang baik bagi orang tua untuk memperkenalkan diskusi tentang gender.

Summary

Memberi Edukasi Seks untuk Anak, Bagaimana Caranya?
Tips dan Cara Memberikan Pendidikan Seksual kepada Anak

Pendidikan sex di Indonesia masih menjadi kontroversi, masih banyak anggota masyarakat yang belum menyetujui pendidikan sex di rumah maupun di sekolah. Secara umum pandangan masyarakat tentang pendidikan sex merupakan hal yang dipandang “tabu” utuk dibicarakan terhadap anak, terutama anak usia dini. masyarakat seringkali berpandangan bahwa belum waktunya anak-anak usia dini utuk memahami tentang hal-hal yang berhubungan dengan sexualitas. Masyarakat beranggapan bahwa ada masanya mereka akan memahaminya secara alamiah. Pandangan yang kurang setuju dengan pendidikan sex mengkhawatirkan bahwa pendidikan sex yang diberikan kepada anak akan mendorong mereka melakukan hubungan sex lebih dini. Sementara pandangan yang setuju pada pendidikan sex beranggapan dengan semakin dini mereka mendapatkan informasi mereka akan lebih siap menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mampu menghindarkan diri dari kemungkinan yang bisa terjadi. Pendidikan sex pada anak usia dini harus diawali dengan konsep tentang perbedaan gender, dimana anak akan benar-benar memahami tentang perbedaan antara laki-laki dan wanita. Apa dan bagaimana peran mereka sebagai laki-laki dan wanita. Konsep sexualitas untuk anak usia dini sangatlah berbeda dengan orang dewasa, pada anak-anak lebih kepada bagaimana caranya mereka mengenal dirinya, dan memiliki konsep yang positip Memperkenalkan bagian tubuh yang pribadi, siapa yang boleh menyentuh dan siapa yang tidak boleh menyentuhnya, secara alammiah juga diajarkan batasan atau bagian mana aurat laki-laki dan aurat perempuan beserta bagaimana cara menjaganya. Jadi kesimpulannya cara mengenalkan pendidikan sex kepada anak dengan cara mengajari tentang siapa dirinya, supaya anak tersebut mengenal siapa diri, baru kemudian dilanjutkan dengan akibat dan dampak dari sex dan seterusnya.

S. E. Haryono, H. Anggareni, S. Muntomimah, and D. Iswahyudi, “Impelementasi pendididkan sex pada anak usia dini di sekolah,” JAPI (Jurnal Akses Pengabdi. Indones. , vol. 3, no. 1, p. 24, 2018, doi: 10.33366/japi.v3i1.839.

Kondisi di Indonesia masih banyak orang tua dan guru yang menganggap bahwa memberikan pendidikan tentang seksual merupakan hal yang tabu dan tidak layak diberikan kepada anak sedini mungkin. Mereka mengkhawatirkan bahwa anak akan mengenal perilaku seks sejak dini pula, padahal anak seharusnya diberikan dari awal untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual, supaya anak yang telah dibekali pengetahuan tentang seks dapat mencegah pelecehan seksual dengan mudah dan penuh keberanian. Hasil penelitian dari Leitenberg & Gibson menyatakan pendidikan seks dalam sekolah terbukti mampu menurunkan resiko terjadinya kekerasan seksual pada anak dan tidak mengakibatkan kelainan perilaku seksual pada masa dewasa anak tersebut.

Pengetahuan anak mengenai seksual seharusnya didukung dan didampingi oleh orang tuanya. orang tua dapat memberikan pendidikan seks dimulai saat anak bertanya tentang perbedaan jenis kelamin, selain orang tua seharusnya pengetahuan tentang seks diberikan sedini mungkin pada anak baik melalui pendidikan formal maupun informal. Erlinda (2014) menyatakan anak perlu dibeli tentang pendidikan seks agar anak mengerti dan memahami peran jenis kelamin, setiap perubahan fisik, serta memperkuat rasa percaya diri dan tanggngjawab terhadap dirinya.

Sumber

Dari pengalaman saya, saya setuju bahwasannya di Indonesia pendidikan seksual bagi anak adalah sebuah hal yang tabu. Banyak orang tua yang sebenernya mengerti dan paham mengenai pendidikan seksual, namun tidak banyak yang tau kapan harus membicarakan hal tersebut kepada sang anak. Apalagi jika sang anak masih dibawah umur.

Dari jurnal yang ditulis oleh Ratnasari R. F. & Alias M. (2016) yang berjudul Pentingnya Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini, pendidikan seks dapat diberikan berdasarkan usia anak. Dimana dalam jurnal tersebut dibagi menjadi rentang usia 3-5 tahun, 6-9 tahun, 9-12 tahun, dan 12-14 tahun.

Dalam usia 3-5 tahun, orang tua dapat mengajarkan mengenai organ-organ tubuh serta fungsi dari masing-masing organ. Penyebutan organnya pun diharapkan tidak menggunakan sebutan lain. Kemudian, ajarkan bagaimana anak menghargai secara penuh organ intim mereka yang harus dijaga dengan baik.

Dalam usia 6-9 tahun, anak dapat diajarkan dengan perlindungan diri. Perlindungan diri yang dimaksud adalah penolakan jika seseorang ingin membuka baju anak dengan imbalan atau ingin meraba kelamin anak.

Dalam usia 9-12 tahun, orangtua dapat memberikan informasi secara detail mengenai perkembang anak saat menjelang masa puber. Orangtua juga dapat memberikan pengetahuan mengenai kesehatan pada alat kelamin.

Dalam usia 12-14 tahun, orangtua dapat mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana cara kerjanya. Orangtua juga dapat memberitahukan bagaimana konsekuensi yang ada dari berbagai segi seperti psikologis, sosial, yang timbul jika mereka melakukan hubungan seksual.

Sumber