Bagaimana cara membangun suasana yang tepat saat memotret Candi?

foto candi

Memotret candi, terutama candi yang tidak terawat dengan baik tidak mudah karena tidak menawarkan pemandangan yang indah dan rapi, dimana kita tinggal jepret saja, pakai kamera apapun dan sudut manapun sudah pasti bagus, Nah gimana sih cara membangun suasana agar menarik dan pas saat dipotret ?

Untuk membangun suasana, sebelum memotret harus mencari posisi untuk memotret dan juga membayangkan mau bagaimana hasil fotonya. Sebelum saya pergi kesana, saya sempat membaca dan membagikan artikel Atmosphere oleh Nick Rains ke peserta tour. Nick adalah salah satu fotografer yang rutin mengajar di Leica Akademie

Dan disana, saya dan teman-teman peserta tour mencoba membangun suasana tersebut sesuai anjuran Nick Rains yaitu:

  1. Memasukkan sebagian tumbuhan seperti pohon dan akar di dalam kompleks kuil supaya membangun suasana antik/jadul
  2. Memasukkan sebagian batu-batu/puing candi
  3. Desain dan ukiran pada dinding candi wajib untuk dimasukkan
  4. Mengubah foto menjadi hitam putih atau monokrom (sepia misalnya) memperkuat kesan jadul
  5. Berikut ketiga foto yang saya buat mengunakan kamera Leica SL dan lensa 24-90mm f/2.8-4 dan editing Lightroom + Silver Efex Pro


Dalam foto diatas saya mencoba menceritakan suasana candi yang telah lama ditinggalkan oleh umatnya sehingga salah satu candi hampir tertutup oleh akar pohon. Meski demikian saya tidak ingin memberikan kesan yang serem, maka itu foto ini saya buat agak terang, terutama dedaunan pohonnya. Selain itu, candi yang tengah dan yang paling jauh saya turunin ketajaman dan kontrasnya sehingga memberikan kesan dimensi dan misterius.


Foto diatas terdiri dari beberapa lapisan, yaitu dua pohon besar, susunan patung, bias cahaya (ray of light) dan gerbang candi. Semua lapisan tersebut di hubungkan oleh jalan setapak. Dalam foto ini saya ingin memberikan kesan suasana di pagi hari, dan juga memberikan kesan ada harapan diujung jalan.


Dalam foto diatas, saya memasukkan puing-puing di bagian depan, dan yang menarik perhatian saya adalah patung-patung dan ukiran di tembok tersebut yang sebagian sudah tidak sempurna dan tekstur batu di tembok juga menarik. Bagian sisi foto sengaja dibuat gelap (vinyet) sehingga fokus lebih ditujukan ke bagian yang tengah. Dibandingkan dengan foto pertama dan kedua, foto yang terakhir ini agak lebih seram dan misterius karena lebih gelap/dark.

Membuat foto-foto seperti diatas bukan hanya membutuhkan teknik foto yang baik semata, tapi juga dibutuhkan kemampuan melihat dan merasakan supaya yang melihat foto tersebut dapat ikut merasakan suasananya.

Sumber

infofotografi.com