Bagaimana cara membangun sikap kritis?

sikap kritis

Kritis merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh kebanyakan orang. Dimana berpikir kritis merupakan sebuah cara yang sangat baik untuk bisa menganalisis sebuah ide berdasarkan penalaran logis dan data yang jelas. Bukan hanya sebuah asumsi atau sesuatu yang dianggap tebakan saja. Ketika anda berpikir kritis maka anda akan berusaha untuk mengasah tingkat keingintahuan namun berbarengan dengan intelektual yang tinggi.

Bagaimana cara membangun sikap kritis ?

2 Likes

Cara untuk membangun sikap kritis yaitu :

  1. Sering Bertanya
    Kritis dimulai dari rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi. Anda ingin membangun sikap kritis maka salah satu cara yang paling mudah jelas bertanya. Dengan bertanya anda bisa mengajukan berbagai argumen atau sesuatu yang jelas membuat anda penasaran. Namun jangan coba-coba untuk membandingkan atau bahkan membalikan sesuatu yang tidak baik, terutama pada orang-orang yang ingin anda ketahui atau ingin anda jadikan inspirasi untuk membangun rasa kritis.
    Sering bertanya juga bisa membantu anda melihat seperti apa atau sejauh mana rasa kritis anda terbangun. Bertanyalah pada sesuatu yang tepat dan coba untuk bertanya pada hal yang memang patut untuk ditanyakan.

  2. Jauhi Lingkungan Buruk
    Apakah anda percaya bahwa lingkungan buruk mempengaruhi anda sangat banyak ? maka jawabannya adalah benar sekali. Bahkan pikiran dan sikap anda bisa saja berubah ke hal yang buruk jika anda berada di lingkungan tidak mencerminkan sikap baik sama sekali.
    Pikiran anda menjadi tumpul dan merasa bahwa hal tersebut bukanlah masalah besar dan tidak memberikan dampak buruk. Mereka yang tinggal di lingkungan perampok pasti akan berpikir bahwa mencuri bukanlah hal besar dan itu cara mereka bertahan hidup. Dengan pemikiran seperti itu bagaimana bisa anda mendapatkan sikap yang kritis. Anda yang memang tinggal di lingkungan buruk tidak sepenuhnya buruk dan tidak bisa membangun sikap kritis, jika anda bisa melawannya balik tentu anda akan berubah dan bisa menjadi lebih hebat!

  3. Tantang Diri Sendiri
    Ketika anda ingin mengasah kekuatan analisa anda, maka akan lucu jika hanya bermain di zona nyaman. Bagaimana anda tahu seberapa hebat diri anda jika tidak pernah bermain dalam sebuah arena games. Begitupun cara yang tepat untuk membangun sikap kritis dalam diri anda. Terus menerus berada di zona nyaman tidak akan membantu anda untuk tumbuh dewasa dan juga berkembang.
    Justru sebaliknya, yang ada anda hanya akan berlindung dan ketika masalah datang anda tidak akan bisa menghadapinya. Cobalah untuk mulai menantang diri sendiri dengan berbagai hal yang dianggap sulit, hal ini akan membantu anda untuk berpikir dan bersikap lebih kritis. Kenapa hal tersebut harus dilakukan, apa saja yang harus anda pikirkan, solusinya bagaimana dan jika berhasil melewatinya. Dijamin anda akan ketagihan dan tentu rasa percaya diri akan meningkat tajam.

  4. Banyak Belajar
    Anda harus banyak belajar untuk menjadi seseorang yang kritis, semua orang mencoba belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik, termasuk membangun sikap kritis dari sana. Banyak belajar bukan hanya teori saja namun anda harus mengaplikasikannya dengan jelas. Pemikiran yang anda bangun untuk menjadi kritis bisa dimulai dari belajar dan belajar. Tidak perlu khawatir tempat, waktu selama anda mencoba mempelajarinya.

  5. Peduli
    Bagaimana anda bisa bersikap kritis jika rasa peduli anda benar-benar rendah ? sikap kritis bisa terbangun dari rasa keingintahuan dan juga seringnya pikiran kritis digunakan dalam situasi tertentu. Bagaimana bisa terbangun jika rasa ingin tahu anda benar-benar rendah. Pertama anda harus tingkatkan rasa peduli yang anda miliki. Jika membicarakan mengenai, anda tidak ingin terlibat dengan urusan orang lain maka mulai dari diri sendiri. Bagian mana yang bisa membantu anda berpikiran kritis, dan bagian dari hidup anda yang mana yang harus diperhatikan dengan benar-benar.

Sifat intelektual seorang perlu dikembangkan dan diasah agar menjadi pemikir yang kritis. Tidak ada resep yang instan untuk mengembangkan sifat- sifat intelektualitas dari seorang pemikir kritis. Sebab berpikir kritis dikembangkan berdasarkan konsep-konsep dan prinsip, ketimbang prosedur yang kaku, atau resep tertentu.

Berpikir kritis menggunakan tidak hanya logika (baik logika formal maupun informal), tetapi juga kriteria intelektual yang lebih luas, meliputi kejelasan, kepercayaan (credibility), akurasi, presisi (ketelitian), relevansi, kedalaman, keluasan, dan signifikansi (kemaknaan).

Salah satu cara yang penting untuk mengembangkan sifat-sifat berpikir kritis adalah mempelajari seni untuk menunda penarikan kesimpulan definitif. Caranya adalah menerapkan orientasi persepsi ketimbang menarik kesimpulan final terlalu dini. Sebagai contoh, ketika membaca sebuah novel, menonton film, mengikuti diskusi atau dialog, hindari kecenderungan untuk menghakimi atau menarik kesimpulan tetap.

Untuk melatih berpikir kritis, seorang perlu menyadari dan menghindari adanya kecenderungan untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang menyebabkan orang tidak berpikir kritis, antara lain sebagai berikut:

  1. Dalam suatu argumen terlalu mengeneralisasi posisi atau keadaan. Sebagai contoh, dalam
    suatu argumen terdapat kecenderungan untuk mengira semua orang tahu, padahal tidak setiap orang tahu. Demikian juga mengira semua orang tidak tahu, padahal ada orang yang tahu. Pemikir kritis berhati-hati dalam menggunakan kata “semua”, atau “setiap”. Lebih aman menggunakan kata “sebagian besar”, atau “beberapa”.

  2. Menyangka bahwa setiap orang memiliki bias (keberpihakan) di bawah sadar, lalu mempertanyakan pemikiran refleksif yang dilakukan orang lain. Pemikir kritis harus bersedia untuk menerima kebenaran argumen orang lain. Perdebatan tentang argumen bisa saja menarik, tetapi tidak selalu berarti bahwa argumen sendiri benar.

  3. Mengadopsi pendapat yang ego-sensitif. Nilai- nilai, emosi, keinginan, dan pengalaman seorang mempengaruhi keyakinan dan kemampuan orang untuk memiliki pemikiran yang terbuka. Pemikir kritis harus menying- kirkan kesalahan ini dan mempertimbangkan untuk menerima informasi dari luar.

  4. Mengingat kembali keyakinan lama yang dipercaya dengan kuat tetapi sekarang dittolak.

  5. Kecenderungan untuk berpikir kelompok, suatu keadaan di mana keyakinan seorang dibentuk oleh pemikiran orang-orang diseki- tarnya ketimbang apa yang ia sendiri alami atau saksikan.