Bagaimana cara melatih ayam bangkok?

ayam bangkok

Bagaimana cara melatih ayam bangkok?

1 Like

Latihan Loncat

Tempaan fisik membentuk kekuatanan saja kurang cukup. Si jago perlu juga diajari bergerak cepat. Ada kemungkinan sewaktu rnelakukan serangan terhadap musuh, harus dilakukan dengan loncatan ke udara. Jago yang tidak terlatih, bakal jatuh terhuyung-huyung begitu menjejakkan kaki di tanah, dan posisi kuda-kuda yang kurang mantap ini menjadi sasaran empuk serangan lawan.

Latihan menyempurnakan mengambil posisi kuda-kuda bagi ayam, bisa dengan melempar-lemparkannya ke atas di udara bebas. Pantat ayam mula-mula kita sangga dengan telapak tangan kiri yang dibuka lebar-lebar, lalu tangan kanan demikian pula, perlu dibuka lebar dan ditelentangkan untuk menyangga bagian tembolok. Sesudah itu ayam diangkat dan dilempar ke atas dalam waktu bersamaan. Ketika melempar, tangan kanan (bagian tembolok) harus mendapat dorongan yang lebih keras, sehingga posisi ayam akan terangkat seperti posisi hendak menerjang lawan yaitu kaki diangkat ke atas.
Mula-mula si jago akan terhuyung-huyung juga. Tapi lama kelamaan ia bakal jatuh dengan empuk dan siap berlaga dengan kokoh. Posisi kaki pun dengan sendirinya diperbaiki. Dengan latihan lempar-lemparan ini, kita mendapat hasil double. Selain latihan kaki dalam menjaga keseimbangan tubuh, juga latihan menerjang sambil meloncat. Seperti latihan sebelumnya, latihan loncat ini dilakukan setahap demi setahap.

Latihan Leher
Latihan berikut ialah latihan leher, yang hampir mirip latihan loncat. Caranya dengan mengangkat ayam ke atas juga. Namun yang disangga ialah bagian pantat (tepat di bawah brutu) dan bagian leher (di bawah kepala). Waktu mengangkat dilakukan secara bersamaan dan tekanannya pun sama besar. Pada saat diangkat inilah, otot leher akan menegang. Makin sering dilakukan, maka urat leher akan keras dan kuat. Leher yang kuat merupakan salah satu senjataandalan bila terpalaksa bertarung dalam jarak dekat.

Dengan adu leher, si jago bisa merebut posisi menyerang mematuk bagian belakang kepala lawan. Kemenangan dalam adu leher, berarti keunggutan dalam mengumpulkan angka pukulan bersih yang menyakitkan lawan.

Latihan Lari
Dengan lari, ayam jadi tambah langsing, tambah lincah, dan pernapasannya pun tambah kuat. Demikian juga dengan otot-otot tubuhnya. Latihan dilakukan dengan cara memegang jago yang lain, sedangkan jago kita dibiarkan bebas di tanah. Lalu kita berlari-lari kecil sambil memancing agar sang jago mengejar lawan. Tetapi jangan sampai dia sempat mematuk ayam jago yang sedang kita pegang. Juga jangan sampai si jago salah sasaran malah mematuk tangan kita, bisa luka berdarah nanti. Selagi si jago hampir melabrak, segeralah hindarkan tangan kita. Tapi cepat-cepat dekatkan lagi. Begitu berkali-kali sambil terus jalan mengitari halaman. Ini dimaksudkan untuk melatih refleks ayam.

Begitu lawan mendekat, ia langsung bereaksi siap menghantam. Latihan semacam ini harap hati-hati, jangan sampai jago yang kita pegangi menjadi tertekan jiwanya, dan ketakutan. Ia tak mau berlama-lama jadi bulan-bulanan pameran kekuatan lawan tanpa sempat mencoba membalas.

Latihan Tarung
Ini merupakan latihan tahap akhir. Dengan memberi kesempatan kepada jago kita untuk sungguh-sungguh menjajal kekuatan lawan, maka kita pun tahu sampai tingkat mana keunggulan jago kita. Dalam latihan ini, sebaiknya kedua jago masih tergolong kelas pemula, jadi setingkat kekuatannya.Dalam latihan tarung ini, diusahakan agar keduanya tidak rusak baik bulu maupun kulitnya. Karena itu mula-mula pertarungan secara tertutup saja, yaitu membalut (dengan plester) paruh, taji (meski masih pendek dan tumpul), dan jari belakang. Setelah beberapa kali dicoba tarung, dengan tiap “ronde” paling-paling satu menit saja, maka plester boleh dibuka.

Penutupan bagian-bagian berbahaya dengan plester, bermaksud melindungi jago dari kemungkinan luka, juga untuk melatih si jago agar membiasakan diri memukul tanpa mematuk lebih dulu. Jadi sang jago diberi pelajaran bagaimana memukul tanpa mematuk, supaya nanti, dalam segala posisi, ia bisa memukul meski tak sempat mematuk lawan.