Tahap-tahap Peramalan Penjualan
Tahap-tahap peramalan penjualan dapat dibagi atas beberapa analisa sebagai berikut:
-
Analisa penjualan
Analisa penjualan pada masa yang lalu, merupakan analisa bulanan, kuartalan, tahunan ataupun triwulan dan panca tahunan, yang berhubungan dengan analisa produk, daerah pemasaran, langganan maupun pesanan atas barang-barang. Analisa penjualan adalah suatu analisa tentang penjualan yang berhubungan erat dengan daerah pemasaran, produk, langganan, pesanan dan lain-lain.
-
Analisa pasar
Analisa pasar sangat penting sekali mengingat taksiran permintaan ataupun potensi penjualan, dengan cara menentukan porsi pasar suatu barang tertentu. Analisa pasar jangka panjang dan jangka pendek diadakan melalui peramalan penjualan dengan mempelajari potensi permintaan. Selain itu beberapa segi yang perlu dianalisa dalam penelitian pemasaran antara lain adalah peramalan penjualan, cara- cara pemasaran, peranan reklame dan promosi, penentuan lokasi perusahaan, penelitian selera konsumen, analisa produk dan penentuan harga jual.
-
Analisa fungsi produksi
Analisa fungsi produksi merupakan kemampuan manajemen dalam pengalihan faktor-faktor produksi yang tersedia menjadi produksi sehingga tersedianya kuantitas penjualan tergantung kepada kuantitas produksi yang akan dihasilkan sesuai dengan faktor-faktor produksi yang tersedia.
Metode Peramalan Penjualan
Metode peramalan penjualan yang dapat digunakan dalarn perusahaan adalah banyak sekali seperti metode komposisi tenaga penjual, metode opini para eksekutif, metode statistika peramalan penjualan. Tapi yang paling sering digunakan adalah metode kuadrat terkecil atau lebih lazim disebut dengan metode trend.
Dengan mempergunakan metode kuadrat terkecil ini, perusahaan akan dapat melakukan perhitungan peramalan penjualan produk perusahaan melalui dua macam bentuk yaitu bentuk linier/garis lurus dan bentuk kuadrat/garis lurus dan bentuk kuadrat/garis lengkung. Bentuk mana yang akan digunakan oleh perusahaan tergantung dari bentuk mana yang paling sesuai dengan kondisi yang berlaku diperusahaan saat ini.
Adapun bentuk umum dari trend garis lurus dan garis lengkung yang sering dipergunakan untuk penyusunan peramalan penjualan produk perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
Y = a + bx untuk trend garis lurus, serta
Y = a + bx + cx2 untuk trend garis lengkung
dimana :
Y = variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah peramalan penjualan produk perusahaan.
a = konstanta yang akan menunjukan besarnya harga Y apabila X sama dengan 0 (nol)
b = variabel per x yaitu menunjukkan besamya perubahan nilai Y dan setiap perubahan satu unit x.
x = unit waktu, yang dapat dinyatakan dengan minggu, bulan, semester, tahun dan lainnya tergantung kepada kesesuaian dari perusahaan itu sendiri.
Di dalam mempergunakan model peramalan penjualan produk perusahaan seperti diatas, maka Y adalah merupakan variabel yang akan dicari atau variabel yang diramalkan.
X merupakan unit waktu, sehingga manajemen perusahaan yang akan menentukan untuk nilai X, berapa besar peramalan tersebut akan dilakukan. Oleh karena itu dalam penyelesaian peramalan tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu besarnya nilai a dan b untuk garis lurus atau nilai a, b dan c untuk trend garis lengkung.
Untuk mencari besarnya nilai a, b, dan c maka dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus-rumus sebagai berikut:
a = ∑Y/n dan b = ∑ (∑Y)/(∑X2) dengan syarat ∑X = 0 untuk trend garis lurus, dan
∑Y = na + c∑X2
∑XY = b∑X2
∑X2Y = a∑V2 + c∑X4 dengan syarat ∑X = 0 dimana n adalah sama dengan jumlah data.
Study Kasus
PT. Cahaya Cemerlang Abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang bola lampu. Perusahaan ini memproduksi dan sekaligus memasarkan 2 (dua) jenis produk yang masing-masing produk itu adalah Peru 1 (PI) dan Peru 2 (P2). Data penjualan perusahaan tersebut pada waktu-waktu yang lalu adalah sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut ini.
Cara lain yang sering digunakan adalah dengan cara menghitung besarnya standar kesalahan peramalan. Dengan cara ini tentunya manajemen perusahaan yang bersangkutan akan mernilih model peramalan yang mempunyai nilai SKP terkecil diantara model peramalan yang ada. Nilai SKP yang kecil akan menunjukan bahwa peramalan yang disusun tersebut mendekati kenyataan yang ada. Demikian juga sebaliknya.
Adapun besarnya nilai SKP ini akan dapat dicari dengan mempergunakan rumus berikut ini:
SKP = √{X –Y}2 : n }
dimana:
SKP = Standar Kesalahan Peramalan
X = Penjualan Riil/nyata
Y = peramalan Penjualan
n = Banyaknya data
Dan contoh peramalan penjualan produk perusahaan diatas, akan dapat disusun penyimakan peramalan penjualannya dengan melihat standar kesalahan peramalan yang ada. Dari kedua macam model peramalan tersebut kemudian dipilih model yang mempunyai SKP terkecil. Untuk mempermudah perhitungan SKP ini perlu disusun label pertolongan sebagaimana disajikan berikut ini.
Dapat ditentukan model yang paling sesuai atau paling mendekat kenyataan yang ada di dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
- Produk Peni 1 dengan trend garis lengkung
- Produk Peni 2 dengan trend garis lengkung
Dengan demikian perencanaan penjualan induk produk perusahaan tersebut untuk tahun 1999 dan 2000 adalah :
Sumber :
Narumondang Bulan Siregar, Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat Manajemen dalam Pencapaian Tujuan