Cara apa saja yang dapat dilakkan untuk melakukan pengukuran sikap seseorang?

sikap

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.

Bagaimana cara melakukan pengukuran sikap seseorang ?

1 Like

Sikap selalu dikaitkan dengan perilaku yang berada di dalam batas kewajaran dan kenormalan yang merupakan respon atau reaksi terhadap suatu stimulus (Azwar, dalam Mar’at 2000). Sikap pada hakikatnya hanyalah merupakan predisposisi atau tendensi untuk bertingkah laku, sehingga belum dapat dikatakan merupakan tindakan atau aktivitas.

Menurut Mar’at (2000) sikap adalah masalah yang banyak dibahas di dalam cabang Psikologi sosial karena memiliki kegunaan praktis. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya untuk memahami sikap dan perilaku seseorang, yaitu melalui pengukuran (measurement) dan pengungkapan (assesment) sikap.

Sebagai landasan utama dari pengukuran sikap adalah pendefinisian sikap yang dikemukakan terdahulu dimana sikap terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavourable) terhadap objek tersebut. Beragam teknik dan metode telah dikembangkan oleh para ahli dalam upayanya untuk mengungkap sikap manusia.

Metode-metode pengungkapan sikap, yaitu pengamatan perilaku, wawancara langsung, pengungkapan langsung, dan skala sikap.

  1. Pengamatan Perilaku. Pengamatan langsung dilakukan terhadap tingkah laku individu mengenai objek psikologis tertentu. Cara ini penggunaannya amat terbatas, karena amat bergantung dengan jumlah individu yang diamati dan berapa banyak aspek yang diamati. Semakin banyak faktor-faktor yang harus diamati, maka makin sukar serta makin kurang objektif pengamatan terhadap tingkah laku individu. Selain itu juga apabila tingkah laku yang diinginkan terhadap objek psikologis tertentu seringkali tidak terjadi sesuai dengan yang diinginkan, maka hasil pengamatan belum dapat dikatakan menggambarkan keadaan yang objektif (Mar’ at, 1984).

  2. Wawancara Langsung. Wawancara langsung digunakan untuk mengetahui bagaimana perasaan seseorang terhadap objek psikologi yang dipilihnya, maka cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan menanyakan secara langsung melalui wawancara (direct questioning). Asumsi yang mendasari metode ini ada dua yaitu:

    • individu merupakan orang yang paling tabu mengenai dirinya sendiri
    • manusia akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakannya (asumsi keterus-terangan).

    Oleh karena itu, dalam metode ini jawaban yang diberikan dapat dijadikan indikator sikap seseorang. Jawaban yang diperoleh dapat pula dikategorikan dimana individu memiliki sikap yang sesuai ataupun sikap yang tidak sesuai dengan objek psikologis ataupun tidak dapat menentukan sikap sarna sekali (ragu-ragu). Kelemahan dari cara ini adalah apabila individu yang diberi pertanyaan tidak dapat menjawab sarna sekali sehingga kita tidak dapat mengetahui pendapat atau sikapnya.

  3. Pengungkapan Langsung. Suatu metode pengembangan dari wawancara langsung adalah pengungkapan langsung (direct assessment) yang dilakukan secara tertulis dengan menggunakan baik item tunggal maupun ganda. Prosedur pengungkapan langsung dengan item tunggal sangat sederhana. Responden diminta menjawab langsung suatu pertanyaan sikap secara tertulis dengan memberi tanda setuju atau tidak setuju. Kebebasan responden lebih dijamin dalam menjawab pertanyaan karena ia tidak harus menuliskan nama atau identitasnya.

  4. Skala sikap. Skala sikap (attitide scale) berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan mengenai objek sikap. Dari respon pada setiap pernyataan itu kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Pada beberapa bentuk skala dapat pula diungkapkan mengenai keleluasan serta konsisten sikap. Penyusuan skala sikap sebagai instrumen pengungkapan sikap individu ataupun sikap kelompok bukanlah hal yang mudah. Salah satu sikap skala adalah isi pernyataan yang dapat berupa pernyataan yang jelas tujuan ukurnya akan tetapi dapat pula berupa pernyataan tidak langsung yang tampak kurang jelas tujuan ukurnya bagi responden. Walaupun responden dapat mengetahui bahwa skala tersebut bertujuan mengukur sikap namun pernyataan tidak langsung ini biasanya tersamar dan mempunyai sikap proyektif.

Respon individu terhadap stimulus (pertanyaan-pertanyaan sikap yang berupa jawaban setuju atau tidak setuju itulah yang menjadi indikator sikap seseorang. Respon yang tampak dapat dinikmati langsung dari jawaban yang diberikan seseorang, merupakan bukti satu-satunya yang dapat kita peroleh. Itulah yang menjadi dasar bagi kita untuk menyimpulkan sikap seseorang atau kelompok.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran sikap pada penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Observasi Perilaku

    Perilaku merupakan salah satu indikator sikap individu yaitu:

    • Perilaku hanya akan konsisten dengan sikap apabila kondisi dan situasi memungkinkan.

    • Interpretasi sikap harus sangat hati-hati apabila hanya didasarkan dari pengamatan terhadap perilaku yang ditampakkan oleh seseorang.

  2. Penanyaan Langsung

    • Individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri.

    • Manusia akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakannya.

    • Orang akan mengemukakan pendapat dan jawaban yang sebenarnya secara terbuka hanya apabila situasi dan kondisi memungkinkan.

    • Sikap merupakan variabel yang terlalu kompleks untuk diungkap dengan pertanyaan tunggal sangat tergantung pada kalimat yang digunakan dalam pertanyaan, konteks pertanyaannya, cara menanyakannya, situasi dan kondisi yang merupakan faktor luar, dll.

  3. Pengungkapan Langsung

    • Pengungkapan secara tertulis dapat dilakukan dengan menggunakan item tunggal atau item ganda.

    • Item tunggal, responsden diminta menjawab langsung suatu pernyataan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju atau tidak setuju.

    • Item ganda, disajikan dengan menggunakan sepasang kata sifat yang bertentangan satu sama lain. Contoh: Cantik – Jelek, Suka – Benci.

  4. Skala Sikap

    • Berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek sikap.

    • Dapat berupa pernyataan langsung yang jelas tujuan ukurnya tapi juga bisa berupa pernyataan tidak langsung yang tampak kurang jelas tujuan ukurnya bagi responsden.

    • Model pengungkapan sikap dalam bentuk self-report yang hingga kini dianggap paling dapat diandalkan.

  5. Pengukuran terselubung

    • Observasi perilaku berupa pengamatan thd reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari oleh yang bersangkutan. Contoh: reaksi wajah, nada suara, gerak tubuh.

    • Reaksi-reaksi fisiologis dapat mencerminkan intensitas sikap seseorang terhadap suatu objek akan tetapi tidak menjelaskan arah sikapnya apakah positif atau negatif.

Penggunaan konsep sikap untuk memahami dan memprediksi tindakan, kita perlu alat ukur yang reliabel dan valid. Pengukuran sikap itu harus dilakukan secara tak langsung. Sikap hanya dapat diukur berdasarkan inferensi yang ditarik dari respons-respons individu terhadap objek, tindakan-tindakannya yang nyata dan pernyataan lisannya tentang keyakinannya, perasaannya, dan disposisinya untuk bertindak berkaitan dengan obyek tersebut.

Salah satu model yang paling banyak dipergunakan untuk mengukur sikap itu adalah skala sikap, yang terdiri dari seperangkat pernyataan atau item, yang terhadapnya individu mengindikasikan kesetujuan atau ketidaksetujuannya. Pola respons individu terhadap item-item tersebut memberikan jalan bagi psikolog untuk menarik inferensi tentang sikapnya.

Kriteria Pemilihan Skala Sikap

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk memilih skala sikap yang tepat, yaitu:

1. Perumusan Item

Menentukan item apa yang akan dimasukkan dalam suatu skala dan berapa item yang diperlukan, empat kriteria berikut ini dapat dipergunakan:

  • Membedakan fungsi. Sebuah item harus dapat benar-benar membedakan orang berdasarkan warna sikapnya,
  • Ketajaman pembedaan. Item-item juga harus mampu membedakan setajam mungkin,
  • Pembedaan secara halus. Item sebaiknya tidak hanya mampu membedakan antara domba dan kambing, tetapi juga harus mampu membedakan antara domba yang lebih ekstrim dengan domba yang kurang ekstrim, antara kambing yang lebih ekstrim dengan kambing yang tidak begitu ekstrim,
  • Jumlah item yang minimal dengan tingkat reliabilitas yang tinggi. Semakin banyak jumlah item dalam satu skala, semakin tinggi pula tingkat reliabilitasnya. Tetapi jumlah item yang minimal dengan tingkat reliabilitas yang tinggi akan efisien.

2. Jenis-Jenis Item

Jenis yang paling banyak dipergunakan adalah pernyataan evaluatif tentang obyek, yang mengungkap komponen kognisi dan perasaan. Item jenis kedua, yang hanya dipergunakan dalam beberapa skala saja, terdiri dari deskripsi tentang tindakan spesifik terhadap obyek yang disikapi dalam situasi tertentu. Subyek ditanya apakah dia akan atau tidak akan melakukan tindakan tersebut.

3. Model-Model Penyekalaan

Terdapat lima model penyekalaan utama, yaitu:

  1. Model Equal-Appearing Intervals

    Thurstone dan Chave (2009) adalah pencipta konstruksi model skala sikap. Skala Thurstone dapat dikembangkan untuk mengukur sikap terhadap objek apa pun. Hal pokok yang mendasar pada model ini adalah penggunaan penilai untuk menetapkan nilai skala pada setiap item dalam tes. Salah satu kritik utama terhadap model equal-appearing intervals ini adalah bahwa sikap penilai dapat mempengaruhi penilaiannya.

  2. Social-Distance Scale

    Bogardus (2005) adalah salah seorang yang pertama merancang teknik khusus untuk mengukur dan membandingkan sikap terhadap bermacam-macam kebangsaan. Social-distance scale dari Bogardus ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang dipilih untuk merangsang respons yang menunjukkan tingkat penerimaan subyek terhadap suatu kelompok kebangsaan.

  3. Model Summated Ratings

    Satu pendekatan yang berbeda terhadap pen-skala-an sikap dikembangkan oleh Likert (2002) dalam penelitiannya tentang berbagai sikap terhadap imperialisme, internasionalisme, dan terhadap orang Negro. Prosedurnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Pengumpulan sejumlah besar pernyataan yang dipertimbangkan oleh eksperimenter sehubungan dengan kaitannya pada obyek yang bersangkutan,
    2. Menyajikan pernyataan-pernyataan tersebut kepada sekelompok subjek yang untuk setiap itemnya mereka dapat menyatakan sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, atau sangat tidak setuju,
    3. Menentukan skor total untuk masing-masing individu dengan menjumlahkan responsnya terhadap semua item itu, dengan ketentuan bahwa kelima kategori respons di atas masing-masing diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1, untuk item-item yang positif dan kebalikannya untuk item-item negatif,
    4. Melakukan analisis item untuk memilih item yang paling tinggi kadar diskriminasinya,
    5. Langkah terakhir tersebut dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor pada masing-masing item dengan skor total pada keseluruhan item. Kemudian, item-item dengan korelasi tertinggi disimpan untuk skala akhir.

    Skor yang dihasilkan dari skala Likert hanya dapat diinterpretasikan berdasarkan di mana kedudukan skor individu dalam distribusi skor orang-orarng lain; skor tersebut tidak memiliki makna absolut. Interpretasi skor minimum dan maksimum biasanya jelas: skor minimum menunjukkan sikap negatif, dan skor maksimum menunjukkan sikap positif. Tetapi skor di antara skor minimum dan maksimum lebih sulit untuk diinterpretasikan karena skor yang paralel dengan titik netral tidak dikenal.

  4. Cumulative Scaling

    Skala kumulatif adalah model untuk mengevaluasi perangkat pernyataan untuk menentukan apakah pernyataan-pernyataan tersebut memenuhi persyaratan jenis skala tertentu - biasanya disebut skala Guttman. Skala ini didefinisikan oleh Guttman (2000:60) sebagai berikut: “Seperangkat item yang isinya biasa-biasa saja dapat disebut skala jika seseorang yang peringkatnya lebih tinggi daripada orang lain akan sama tingginya atau lebih tinggi pada setiap item daripada orang lain itu”.

    Contoh skala Guttman yang sempurna adalah skala tentang berat, yang item-itemnya berbunyi sebagai berikut: a) Berat saya lebih dari 100 pon. b) Berat saya lebih dari 120 pon. c) Berat saya lebih dari 140 pon. Dalam skala tersebut, orang yang memberikan respons positif terhadap item 3, juga akan memberikan respons positif terhadap item 1 dan 2.

    Berdasarkan contoh di atas, kita tahu bahwa skala itu hanya mengukur satu dimensi fisik, yaitu berat badan. Tujuan prosedur Guttman adalah untuk menentukan apakah seperangkat pernyataan sikap hanya mengukur satu sikap atau tidak. Jika pernyataan-pernyataan itu membentuk satu skala Guttman, maka dapat dikatakan bahwa pernyataan itu merupakan skala unidimensional, artinya hanya mengukur satu sikap. Dalam skala Guttman yang sempurna, skor total seorang individu akan mempunyai hubungan satu banding satu dengan pola responsnya terhadap item-item yang membentuk skala itu.

  5. Scale-discrimination Technique

    Teknik ini dikembangkan oleh Edwards dan Kilpatrick (2008: 65). Langkah- langkah dalam teknik ini adalah sebagai berikut: Pertama, dipilih sejumlah besar item. Kemudian penilai diminta untuk menyaring item-item tersebut dan mengkategorikannya berdasarkan tingkat kebaikkannya. Item-item yang tidak dipilih secara konsisten oleh para penilai itu dibuang. Item-item sisanya disiapkan dalam bentuk pilihan jamak dengan enam kategori respons: sangat setuju, setuju, agak setuju, agak tidak setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Pernyataan- pernyataan tersebut disajikan kepada sekelompok subyek. Respons dari setiap subjek itu kemudian diskor untuk memperoleh skor total baginya. Masing-masing item kemudian dianalisis dan item yang nondiskriminatif dibuang. Item-item selebihnya didikotomikan dan dimasukkan ke dalam skala kumulatif.

    Wilayah Netral (Neutral Region). Wilayah netral dari sebuah skala adalah titik di mana sikap pro dan kontra bertemu, di mana subyek tidak menunjukkan sikapnya. Penentuan wilayah netral pada sebuah skala sangat penting dalam pengukuran sikap. Tidak ada model penyekalaan yang dapat mengidentifikasi wilayah netral ini dengan memuaskan. Jalan keluar yang paling memuaskan adalah dengan menetapkan wilayah terendah dari kurva bila skor intensitas atau skor kepastian dibandingkan dengan skor valensi.

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) dan pengukuran (measurement) sikap (Azwar S, 2011).

Menurut Azwar S (2011) Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran sikap yaitu :

1. Thrustone

Metode penskalaan Thrustone sering disebut sebagai metode interval tampak setara. Metode penskalaan pernyataan sikap ini dengan pendekatan stimulus yang artinya penskalaan dalam pendekatan ini ditujukan untuk meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan menunjukkan derajat favourable atau tak favourable pernyataan yang bersangkutan.

Dengan metode ini perlu ditetapkan adanya sekelompok orang yang akan bertindak sebagai panel penilai (judging group). Tugasnya adalah menilai satu penyataan per satu dan kemudian menilai atau memperkirakan derajat favourable atau tak f avourable nya menurut suatu kontinum yang bergerak dari 1 sampai dengan 11 titik. Anggota panel tidak boleh dipengaruhi oleh oleh rasa setuju atau tidak setujunya pada isi pernyataan melainkan semata-mata berdasarkan penilaiannya pada sifat favourable nya.

Dalam menentukan penilaian derajat favourable atau tak favourable setiap pernyataan sikap, kepada kelompok penilai disajikan suatu kontinum psikologis dalam bentuk deretan kotak-kotak yang diberi huruf A sampai dengan K.

Kotak berhuruf A yang berasa paling kiri merupakan tempat untuk meletakkan pernyataan sikap yang berisi afek paling tidak favourable. Sebaliknya kotak berhuruf K adalah tempat meletakkan pernyataan yang paling tidak favourable serta kotak F merupakan tempat meletakkan sikap yang dianggap netral. Sebelum itu, apabila terdapat penilai yang meletakkan lebih dari 30 pernyataan ke dalam satu kotak yang sama, maka penilai dianggap tidak melakukan penilaian dengan cara yang semestinya dan hasil penilaiannya harus tidak ikut dianalisis.

Huruf f berarti frekuensi, yaitu banyaknya anggota kelompok penilai yang menempatkan pernyataan nomor 1 ke dalam kotak tertentu. Selanjutnya kotak p berarti proporsi yang merupakan perbandingan antara frekuensi pada setiap huruf dan banyaknya subyek kelompok penilai seluruhnya. Jadi p= f/N. Huruf pk berarti proporsi kumulatif, yaitu jumlah proporsi pada interval atau angka tertentu ditambah semua proporsi di bawahnya.

Guna menentukan skor sikap responden, pemeriksa hanya memperhatikan pernyataan-pernyataan yang disetujui oleh responden saja. Nilai skala seluruh pernyataan yang disetujui oleh responden kemudian dijadikan dasar pemberian skor, melalui perhitungan median atau mean nilai-nilai skala.

Skor responden yang telah dihitung lewat cara komputasi mean atau komputasi median merupakan representasi sikap responden yang angkanya dapat dikembalikan letaknya pada kontinum yang terdiri atas 11 tingkatan. Jadi, suatu skor sikap responden yang mendekati angka 11 menunjukkan adanya kecenderungan bersikap positif, sedangkan skor yang mendekati angka 1 mengindikasikan adanya sikap yang negatif dan skor yang berada di sekitar angka 6 menunjukkan adanya sikap yang netral.

2. Likert

Menurut Likert dalam buku Azwar S (2011), sikap dapat diukur dengan metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated Ratings) . Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable nya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study).

Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh 2 asumsi (Azwar S, 2011), yaitu:

  • Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favourable .

  • Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai pernyataan negatif.

Suatu cara untuk memberikan interpretasi terhadap skor individual dalam skala rating yang dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor kelompok di mana responden itu termasuk (Azwar S, 2011).