Bagaimana cara melakukan pengukuran poket periodontal?

Poket periodontal didefinisikan sebagai pendalaman patologis pada sulkus gingiva (ruang sempit berbentuk V).

Bagaimana cara melakukan pengukuran poket periodontal ?

Pemeriksaan poket periodontal harus mempertimbangkan : keberadaan dan distribusi pada semua permukaan gigi, kedalaman poket, batas perlekatan pada akar gigi, dan tipe poket (supraboni atau infaboni ; simple, compound atau kompleks).

Metode satu-satunya yangpaling akurat untuk mendeteksi poket peridontal adalah eksplorasi menggunakan probeperiodontal. Poket tidak terdeteksi oleh pemeriksaan radiografi. Periodontal poket adalah perubahan jaringan lunak.

Radiografi menunjukkan area yang kehilangan tulang dimana dicurigai adanya poket. Radiografi tidak menunjukkan kedalaman poket sehingga radiografi tidak menunjukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah penyisihan poket kecuali kalau tulangnya sudah diperbaiki. Ujung gutta percha atau ujung perak yang terkalibrasi dapat digunakan dengan radiografi untuk menentukan tingkat perlekatan poket periodontal.

Menurut Carranza (1990), kedalaman poket dibedakan menjadi dua jenis, antara lain :

  1. Kedalaman biologis
    Kedalaman biologis adalah jarak antara margin gingiva dengan dasar poket (ujung koronal dari junctional epithelium).

  2. Kedalaman klinis atau kedalaman probing
    Kedalaman klinis adalah jarak dimana sebuah instrumen ad hoc (probe) masuk kedalam poket. Kedalaman penetrasi probe tergantung pada ukuran probe, gaya yang diberikan,arah penetrasi, resistansi jaringan, dan kecembungan mahkota.

Kedalaman penetrasi probe dari apeks jaringan ikat ke junctional epithelium adalah ± 0,3 mm. Gaya tekan pada probe yang dapat ditoleransi dan akurat adalah 0,75 N. Teknik probing yang benar adalah probe dimasukkan pararel dengan aksis vertikal gigi dan “berjalan” secara sirkumferensial mengelilingi permukaan setiap gigi untuk mendeteksi daerah dengan penetrasi terdalam (Carranza, 1990).

Jika terdapat banyak kalkulus, biasanyasulit untuk mengukur kedalaman poket karena kalkulus menghalangi masuknya probe. Maka,dilakukan pembuangan kalkulus terlebih dahulu secara kasar (gross scaling) sebelumdilakukan pengukuran poket (Fedidkk, 2004).

image
Gambar Probe “berjalan” untuk mengetahui poket dan perluasannya (Carranza, 1990)

Untuk mendeteksi adanya interdental craters, maka probe diletakkan secara obliquebaik dari permukaan fasial dan lingual sehingga dapat mengekplorasi titik terdalam padapoket yang terletak dibawah titik kontak (Carranza, 1990).

image
Gambar Insersi probe secara vertikal (kiri) tidak mendeteksi interdental crater ;probe dengan posisi oblique (kanan) mencapai titik terdalam crater (Carranza, 1990)

Pada gigi berakar jamak harus diperiksa dengan teliti adanya keterlibatan furkasi.Probe dengan desain khusus (Nabers probe) memudahkan dan lebih akurat untuk mengekplorasi komponen horizontal pada lesi furkasi (Carranza, 1990).

image
Gambar Eksplorasi dengan probe peridontal (kiri); Nabers probe (kanan) (Carranza, 1990)