Bagaimana Cara Melakukan Pencegahan Skizofenia?

Banyak orang yang tidak mengetahui dan memahami mengenai gangguan psikologi yang ada di sekitar kita. Salah satu gangguan psikologi adalah skizofrenia. Terdapat beberapa penyebab dan pencegah yang bisa ditangani.

Penyebab skizofenia antara lain :

  • Riwayat keluarga yang memiliki skizofenia.
  • Komplikasi kehamilan.
  • Terganggunya senyawa kimia di otak.
  • Fungsi dan struktur otak yang berbeda.
  • Faktor lingkungan, misalnya seperti banyak tekanan, status ekonomi rendah).

Pencegahan atau saran praktis dari suatu gangguan antara lain :

  • Evaluasi positif dari lingkungan.
  • Penyuluhan bagi keluarga.
  • Belajar mengatasi stress.

Luana (dalamPrabowo, 2014), menjelaskan penyebab dari skizofrenia, yakni:
a. Faktor Biologis

  • Komplikasi kelahiran
    Bayi laki-laki yang memiliki komplikasi saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.

  • Infeksi
    Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeki virus pernah dilaporkan pada orang dengan skizofrena. Penelitian mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trisemester kedua kehamilan akan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami skizofrenia.

  • Hipotesis dopamine
    Dopamine merupakan neurotransmitter pertama yang berkontribus iterhadap gejala skizofrenia. Hamper semua obat antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat reseptor dopamine D2, dengan terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka gejala psikotik diredakan.

  • Hipotesis Serotonin
    Gaddum, Wooley, dan Show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic acid diethlamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Ternyata zat tersebut menyebabkan keadaan psikosis beratp ada orang normal.

  • Struktur Otak
    Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah system limbik dan ganglia basalis. Otak pada penderita skizofrenia terlihat sedikit berbeda dengan orang normal, ventrikel terlihat melebar, penurunan massa abu-abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktifitas metabolic. Pemeriksaan mikroskopis dan jaringan otak ditemukan sedikit perubahan dalam distribusi sel otak yang timbul pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel gila, biasa timbul pada trauma otak setelah lahir.

b. Faktor Genetik
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki-laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat kedua seperti paman, bibi, kakek/nenek, dan sepupu dikatakan lebih sering disbandingkan populasi umum. Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia, sedangkan kembar dizigotik sebanyak 12%. Anak dan kedua orangtua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.

Rasmun (dalam Latipun, 2016) mengatakan dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan motivasi sehingga dapat berpengaruh positif terhadap kesehatan psikologis. Menurut WHO konsep kesehatan psikologis memiliki beberapa faktor, diantaranya strategi coping, kemampuan bahasa, pengalaman masa lalu, konsep diri, dan motivasi guna melakukan penanganan gejala skizofrenia.