Bagaimana cara melakukan Pemijahan Ikan Lele secara buatan ?

Lele atau ikan keli

Lele atau ikan keli (Chlarias Scopoli) adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Bagaimana cara melakukan Pemijahan Ikan Lele secara buatan ?

Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memijahkan ikan lele secara buatan dengan menggunakan suntikan,

Langkah I : Persiapan Awal

Kolam Pemeliharaan

Anda bisa memanfaatkan kolam beton yang berukuran 10 x 2 x 1,5 m sebagai tempat pemeliharaan ikan lele indukan. Kolam ini dilengkapi dengan saluran pemasukan dari pipa paralon ukuran 4 inci. Begitu pula dengan saluran pengeluarannya pun terbuat dari pipa paralon dengan ukuran yang sama.

Bak Pemberokan

Bak pemberokan berfungsi sebagai tempat penampungan sementara ikan lele indukan sebelum dilakukan proses penyuntikan. Sebelumnya seluruh calon ikan indukan diseleksi berdasarkan kualitas dan kematangan gonad terlebih dahulu. Kemudian ikan-ikan terpilih dimasukkan ke dalam bak fiber yang berbentuk bulat. Bak tersebut memiliki diameter 1,5 m serta tinggi 1 m.

Bak dan Hapa Penetasan

Bak yang cocok dipakai untuk media penetasan ialah bak dari fiber yang berukuran 4 x 2 x 0,8 m. Bak ini wajib dilengkapi dengan saluran pemasukan sebesar 1 inci serta saluran pengeluaran sebesar 2 inci pada bagian dalam dan 4 inci pada bagian luar. Setelah itu, masukkan kain hapa dari kain trilin yang berukuran 2 x 1 x 0,2 m ke dalam bak tersebut. Sedangkan untuk menjaga kondisi air yang ideal, bak ini didukung juga dengan 4 titik aerasi dan sumber air bersih yang mempunyai debit hingga 40 ml/detik.

Kolam Pendederan

Kolam pendederan berguna untuk memelihara benih ikan lele yang telah menetas. Kolam ini sebaiknya terbuat dari tanah. Anda bisa melengkapinya dengan saluran pemasukan sebesar 6 inci dan saluran pengeluaran sebesar 8 inci. Ada baiknya kolam pendederan terletak di dalam ruangan sehingga kondisinya tetap stabil.

Langkah II : Pemilihan Indukan

Sebelum dapat digunakan, kolam pemeliharaan ikan lele harus dibersihkan dari lumpur yang mengendap di permukaannya terlebih dahulu. Kemudian kolam tersebut diisi menggunakan air bersih hingga ketinggiannya mencapai 60-80 cm. Setiap kolam pemeliharaan bisa diisi dengan indukan dengan tingkat kepadatan 5 ekor/m2. Antara ikan jantan dan ikan betina wajib ditempatkan di dalam kolam pemeliharaan yang terpisah agar tidak terjadi proses pemijahan secara alami.

Ikan lele yang akan dijadikan sebagai indukan dipelihara selama 1-2,5 tahun sampai bobotnya berkisar antara 0,5-2 kg/ekor. Selama masa pemeliharaan ini, ikan lele diberikan pakan yang mengandung protein sampai 33% untuk mempercepat masa pertumbuhannya. Pakan diberikan pada waktu pagi dan sore hari sebanyak 3-4% dari berat ikan tersebut. Pakan sebaiknya ditebarkan di dekat titik saluran pemasukan supaya mudah dibersihkan.

Ikan lele siap dijadikan sebagai indukan apabila kondisinya sudah mencapit kematangan gonad. Ciri-ciri ikan betina yang siap yaitu berumur sekitar 8-12 bulan, berat antara 0,7-1 kg, dan panjang 25-30 cm. Sedangkan ciri-ciri ikan lele jantan yang telah matang gonad yakni berumur 8-12 bulan, berat 0,5-0,75 kg, dan panjang 30-35 cm.

Langkah III : Pelaksanaan Pemijahan

Proses pemijahan buatan biasanya memakai induk jantan dan betina dengan perbandingan 0,7:2. Metodenya dimulai dengan menyuntikkan hormon perangsang (ovaprim) yang bertujuan untuk mempercepat ovulasi. Penyuntikan dilakukan pada malam hari dengan jarak waktu antara penyuntikan dan ovulasi sekitar 10-12 jam tergantung suhu inkubasi. Penyuntikan dilaksanakan sebanyak 1 kali tepat di bagian punggung ikan lele dengan kemiringan sebesar 45 derajat.

Dalam waktu 10-12 jam setelah proses penyuntikan, ikan lele tersebut harus diperiksa untuk mengecek keberhasilannya. Jika ikan tersebut telah mengalami ovulasi, maka harus disediakan cairan sel sperma dari indukan jantan sesegera mungkin. Caranya adalah Anda harus membedah ikan jantan menggunakan gunting yang steril dari genital ke arah kepala. Setelah itu, ambil kantung sperma pada ikan tersebut dan bersihkan dari darah yang menempel memakai tisu. Untuk mengeluarkan sperma dari kantungnya, guntinglah kantung sperma ini pada bagian sisinya. Lalu peras kantung tersebut hingga seluruh spermanya keluar. Sel-sel sperma ini lantas diencerkan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) sebanyak kurang lebih 50 ml untuk 1 kg indukan.

Proses selanjutnya yaitu mengeluarkan sel telur dari indukan ikan betina. Caranya ialah urut bagian perut ikan tersebut secara perlahan dimulai dari arah dada sampai ke arah lubang genital. Gunakan kain untuk memegang kepala ikan agar tidak bergerak secara liar. Sel-sel telur ini ditampung di dalam wadah plastik yang bersih dan kering. Kemudian tuangan sel sperma ke dalam wadah ini. Lalu goyang-goyangkan wadah tersebut sehingga sel sperma dan sel telur bercampur menjadi satu. Berikutnya campuran sel-sel ini dituangkan ke dalam bak penetasan telur.

Sumber