Mengkoreksi orang lain memang bukan sesuatu yang mudah untuk dierima, walaupun bila ditanya, hampir sebagian besar orang akan mengatakan bahwa mengkoreksi itu diperlukan untuk membangun diri dan memajukan suatu pribadi seseorang. Jarang sekali kita menemukan hal mengenai koreksi itu dibahas, alasannya mungkin karena sesuatu yang tidak disukai itu lebih baik jangan dibahas, disimpan saja di dalam hati.
Bila hanya disimpan saja, maka tidak akan pernah ada perubahan yang terjadi dalam penanganan orang terhadap pengkoreksian. koreksi itu bagus, dapat membangun, dan diperlukan. Seberapa banyak pun kalimat positif yang diontarkan tentang koreksi, tetap saja banyak orang yang tidak suka terhadap yang namanya pengkoreksian diri.
Pernyataan bahwa koreksi itu adalah hal yang positif dapat disetujui, selama koreksi tersebut tidak diajukan kepada seseorang. Ketika ada koreksi yang ditujukan kepada seseorang, mendadak koreksi tersebut berubah menjadi suatu hal yang buruk, menakutkan, dan patut dibasmi keberadaannya. Saya yakin bahwa kita ingin menjadi orang yang menerima koreksi dan dapat memanfaatkannya bagi kemajuan diri dan pekerjaan. Output yang diharapkan dari tulisan ini adalah bagaimana mengelola koreksi yang diterima, kemudian menjadikannya cambuk bagi kemajuan diri dan suatu pekerjaan.
Menurut penelitian Listiani Aslim, MBA., CBA., CMHA. yang membahas tentang koreksi diri, bahwa terdapat 2 hal yang harus diketahui dalam mengkoreksi diri orang lain.
- Apa koreksi Itu?
- Apakah yang dibangun oleh koreksi itu?
Ada banyak sekali pengertian tentang koreksi tersebut. akan tetapi menurut Listiani Aslim, MBA., CBA., CMHA. secara sederhana koreksi adalah penilaian seseorang terhadap hal diekspresikan dalam bentuk perkataan dan tingkah laku tertentu terhadap objek yang dinilai / objek koreksi. Adapun objek koreksi dibedakn menjadi lima, yaitu:
-
Seseorang
Objek sebuah koreksi dapat berupa perseorangan, misalnya atasan kepada seorang bawahan, bawahan kepada rekan kerjanya, seorang teman kepada teman lainnya, dan masih banyak lagi. Pengenaan terhadap objek ini dapat ditujukan kepada orang yang dikenal maupun orang belum dikenal, dapat ditujukan kepada orang yang sudah memiliki hubungan maupun yang tidak mempunyai hubungan apapun.
-
Sebuah grup atau organisasi
Objek koreksi lainnya adalah dari seseorang ke grup, dari grup ke seseorang, atau dari grup ke grup lainnya.
-
Sebuah karya
Sebuah karya juga dapat menjadi objek koreksi. Misalnya karya seni, sekalipun seni itu subjektif, tetap saja ada kemungkinan koreksi yang akan datang, baik berasal dari orang yang mengerti tentang seni maupun orang yang sama sekali awam tentang seni. Tentu saja dari sudut pandang yang berbeda. Hasil kerja seseorang juga dapat disebut sebagai karya, sebuah presentasi, sebuah pengerjaan proyek, dan sebuah karya masakan yang dapat dikoreksi.
-
Sebuah perilaku
Sebuah perilaku juga dapat dijadikan sebagai objek koreksi. Sikap dari seseorang, termasuk cara berkata, cara menempatkan diri, dan cara berpakaian, sangat menarik untuk dijadikan sebagai objek koreksi.
-
Sebuah hubungan
Sebuah hubungan, misalnya hubungan kerja, pertemanan, guru-guru, dan anak-orangtua, pada setiap hubungan tersebut memiliki standar masing-masing dan sangat mungkin terdapat koreksi didalamnya. Misalnya hubungan guru-murid. Di dalam benak sang guru, seorang murid seharusnya memiliki standar tertentu dalam menjalin hubungan dengan gurunya dan demikian juga sebaliknya. Ketidaksesuaian standar dalam benak masing-masing pihak itulah yang kemudian menghasilkan koreksi dari salah satu, dengan harapan agar standar mereka dipenuhi.
Setelah mengetahui objek yang dikoreksi maka harus mengetahui pula beberapa tujuan dari koreksi itu sendiri, yaitu:
-
Menyatakan kesalahan
Tujuan yang pertama ini adalah yang paling ditakuti atau dibenci. Tidak ada seorang pun yang suka bila dianggap jelek, salah, atau kurang. Tujuan spesifiknya hanya untuk menunjukkan bahwa orang lain lebih jelek atau lebih banyak kekurangannya dibandingkan dengan diri pengkoreksi.
-
Menyatakan perbandingan
Penampilan, kinerja, cara, atau gaya, Semuanya dibandingkan dengan sesuatu yang dianggap sejenis, namun memiliki nilai yang lebih baik.
-
Evaluasi
Biasanya, tujuannya adalah untuk hasil yang lebih baik di masa yang akan datang, cara penyampaiannya juga berbeda. Ia akan bersedia menunjukkan caranya agar objek kritik itu dapat memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang dilakukannya di masa mendatang.
-
Menyerang pribadi
Tujuan kritik ini menjadikan kritik menjadi sebagai senjata untuk menyerang pihak lain dan karena adanya rasa tidak suka, dendam, atau iri secara pribadi. Setiap kritik yang disampaikan secara sengaja diucapkan dengan tekanan tertentu agar objek yang menerima kritik merasa malu, direndahkan, dan diremehkan.
-
Menambah wawasan dan pilihan
Tujuan koreksi yang kelima ini merupakan tujuan yang terbaik. Seseorang diberikan masukan agar mendapatkan data atau wawasan lebih banyak untuk menjadi bahan yang dapat diolah sesuai dengan kebutuhan sang objek agar performa yang akan datang memiliki lebih banyak pilihan daripada yang sudah ada sebelumnya.
sehingga koreksi yang membangun adalah koreksi yang mengubah lingkaran korban menjadi lingkaran penghargaan. Adapun lingkaran korban dan lingkaran penghargaan seperti pada diagram yang saya gambarkan berikut:
Lingkaran Korban
Lingkaran Penghargaan
Jadi dalam mengkoreksi orang lain, usahakan untuk selalu menggunakan lingkaran penghargaan, sehingga kita dapat memberikan koreksi yang baik kepada orang lain.