Bagaimana Cara Kalian Menyikapi Seseorang Yang Suka Flexing?


Sumber foto
Flexing merupakan sebuah sikap pamer kepada orang lain atas apa yang mereka punya.
Meskipun kita semua tahu bahwa pamer adalah sikap yang buruk, nyatanya kita sering bertemu dengan orang yang suka pamer. Bahkan, mungkin kita semua pernah pamer sekali atau dua kali, hal semacam ini adalah manusiawi. Namun, jika sifat pamer sudah melekat pada satu orang, akan membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Nah, bagaimana cara kalian menyikapi seseorang yang suka flexing?

Referensi

Sikap pamer yang di lakukan oleh banyak orang saat ini, tidak terlepas dari penggunaan media sosial yang juga semakin meningkat setiap harinya. Sikap pamer itu jelas merupakan sifat yang buruk dan kurang terpuji. Selain itu, sikap flexing pun juga tidak akan membuat seseorang mudah untuk mendapatkan pertemanan.

Menurut sebuah studi yang dimuat di dalam Journal of Social Psychological and Personality Science, 66 persen orang cenderung akan memilih mobil mewah ketimbang mobil biasa, tetapi kebanyakan orang cenderung lebih memilih untuk berteman dengan orang - orang yang memiliki mobil yang biasa - biasa saja. Hal yang sama juga berlaku untuk jam yang dimana satu grup berpikir jika mereka mengenakan jam tangan dengan merek mahal akan membantu mereka mendapatkan teman, sementara sebaliknya di sisi lain orang - orang lebih cenderung untuk berteman dengan orang yang memakai jam yang biasa - biasa saja (Dodgson, 2019).

Cara mudah untuk menyikap seseorang yang gemar melakukan flexing adalah dengan tidak menghiraukannya.

Kalau menurut saya hal tersebut bukanlah masalah. Seperti yang dikatakan kak @williamaditama hal tersebut tidak lepas dari penggunaan media sosial yang meningkat. Bahkan menurut saya jika seseorang terganggu atau merasa tidak nyaman dengan kesombongan orang lain, bisa jadi orang tersebut terkena gejala penyakit hati.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 32 yang artinya:

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Selain itu setiap orang memiliki kebahagiaan atau cara menikmati kehidupannya tersendiri, sehingga cara menyikapinya dengan turut berbahagia atau setidaknya tidak dihiraukan.

Orang yang suka flexing ini biasanya terjadi karena egonya besar dan dia ingin diperhatikan, peduli dengan pendapat orang lain, atau malah sebelumnya pernah di remehkan oleh orang lain. Flexing ini kalau udah menjadi kebiasaan akan sangat sulit untuk dihindari. Jadi, dari pengalamaku sendiri jika aku tidak terganggu dengan sikap mereka aku sih bakalan bodo amat karena mungkin dia juga ga sadar kalau di sebenarnya lagi pamer. Namun, bila pamernya sudah kelwatan aku bakalan blokir semua media dia dalam pamer tersebut. Karena, ga mungkin aku bisa ngerubah sikapnya, jadi biar aku saja yang menjauh dari dia.

Pengaruh media sosial cukup memberikan dampak yang signifikan bagi orang-orang sehingga ada beberapa dari mereka yang suka flexing karena terpengaruh dari konten. Di sisi lain, mungkin saja mereka menganggap flexing adalah salah satu cara untuk bisa membuat sebuah hubungan pertemanan. Namun, terkait dengan cara menyikapi, saya rasa salah satu caranya adalah menghiraukan mereka saja. Karena kalau kita komentari, bisa saja mereka akan lebih sering melakukan flexing dan kita sendiri yang lelah untuk menghadapinya. Hiraukan jika bertemu secara langsung dengan mereka, atau bisa diblokir jika mereka suka flexing di media sosial.

Jika hal itu tidak merugikan saya, saya tidak akan terlalu memikirkan hal itu. Saya juga lebih suka berpikir apa yang menyebabkan orang tersebut melakukan pamer. Bisa saja dia kesepian, atau tidak mendapat dukungan sosial yang cukup, atau mendapat penolakan dari berbagai orang sehingga ia ingin memperlihatkan dirinya, atau dia termasuk seseorang yang keberadaannya ingin diakui. Pengalaman buruk di masa lalu juga dapat menjadi penyebabnya. Jadi, daripada saya marah-marah dengan perlakuannya yang sama sekali tidak merugikan saya, lebih baik saya mencoba untuk mengajaknya bercerita. Terkadang, seseorang seperti itu hanya memerlukan telinga dari orang lain, hanya memerlukan seseorang yang dapat memahami dirinya.

biasanya saya akan membiarkannya saja, atau sekedar mengiyakan apa yang dibicarakan oleh orang tersebut agar cepat selesai dan keinginanya untuk menyombongkan diri terpuaskan. selanjutnya saya mungkin akan menjaga jarak saya dengan orang tersebut.

tetapi terkadang orang seperti itu terus-terusan menyombongkan dirinya, untuk itu berdasarkan Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizahullah mengatakan (mengutip dari kitab Bariqah Mahmudiyah):

Bersikap sombong kepada orang sombong merupakan sedekah

hal tersebut dikarenakan apabila kita membiarkan orang sombong itu untuk terus menjadi sombong maka ia akan selalu berada di jalan yang sesat. selanjutnya berdasarkan nasihat dari imam syafi’i juga menyatakan bahwa

Bersikap sombonglah kepada orang yang sombong sebanyak dua kali

hal tersebut sebagai salah satu bentuk menyindir orang tersebut, dan tentu saja harapannya adalah orang tersebut bisa sadar karena melihat sikap kita yang seperti mencerminkan dirinya yang sombong tersebut. Meskipun demikian beberapa orang juga menyatakan bahwa hadist tersebut tidak sahih, wallahu a’lam.

boleh juga mengingatkan orang tersebut jika sedang berdua saja dengan hati-hati, tetapi biasanya ia tidak akan mendengarkan kita begitu saja. Tetapi, setidaknya sebagai manusia khususnya apabila sesama muslim kita telah mengingatkannya untuk menjadi lebih baik lagi.

referensi

https://umma.id/article/share/id/1002/270357

Sebenarnya kalau saya sendiri cenderung tidak peduli dan menganggap hal tersebut lalu begitu saja. Apalagi jika sikap flexing ini kebanyakan di media sosial. Jika merasa terganggu, saya rasa cukup dengan me-report atau me-unfollow akunnya maka masalah selesai. Namun, jika hal tersebut dilakukan di dunia nyata, saya pikir akan terkesan lebih ‘kejam’.

Berdasarkan apa yang saya alami dan saya amati di sekitar kita, orang-orang yang suka flexing ini justru dijadikan bahan gunjingan dan sindiran oleh orang lain. Misalnya dalam suatu forum yang sama, orang lain akan seolah-olah memeragakan atau memparodikan tingkah flexing ini di depan orangnya secara langsung. Hal ini biasanya ditujukan untuk menyindir dan tanda ketidaksukaan secara halus bahwa flexing yang dilakukannya itu istilahnya engga banget.

Saya rasa cara demikian cukup ampuh untuk mengkritik orang-orang yang suka flexing, apalagi di depan banyak orang. Mungkin ini terkesan jahat sekali karena mempermalukan seseorang atas tindakannya. Namun terkadang kita membutuhkan cara-cara seperti ini agar orang-orang tersebut itu sadar dan memperbaiki perilakunya.