Bagaimana Cara Hidung Mencium Bau?

Bagaimana Cara Hidung Mencium Bau

Kita dianugerahi hidung untuk dapat mencium berbagai aroma. Tetapi sebenarnya bagaimana bau dari berbagai macam benda bisa tercium oleh hidung kita?

Sebenarnya yang terjadi ketika kita mencium bau sebuah benda adalah sebagian molekul benda tersebut masuk ke hidung kita. Hah? Itu artinya saat kita mencium bau yang tidak sedap, sebagian molekul benda yang berbau tidak sedap itu masuk ke hidung kita dong? Sayangnya, hal ini memang benar. Tetapi, bukan berarti molekul keseluruhan benda tersebut yang masuk ke hidung kita. Setiap benda tersusun atas berbagai komponen kimia yang bermacam-macam. Sebagian komponen kimia itu mudah menguap, sedangkan sebagian lagi tidak. Molekul benda yang masuk ke hidung kita hanyalah molekul dari sebagian komponen kimia dari benda tersebut yang mudah menguap. Itu artinya, bau dari suatu benda tergantung dari komponen kimia yang dimilikinya yang mudah menguap.

Selanjutnya, masuklah molekul tersebut ke dalam hidung kita. Di dalam hidung kita, molekul tersebut akan larut dalam lendir dan terbawa sampai saraf pembau yang ada di bagian atas hidung. Saraf pembau menerima molekul tersebut sebagai rangsangan bau. Rangsangan tersebut kemudian diteruskan ke otak untuk menentukan seperti apakah baunya.

Referensi : http://sains.me/cara-hidung-mencium-bau/

Beberapa bagian utama hidung yang terlibat dalam fungsi penghidu adalah neuroepitel olfaktorius, bulbus olfaktorius dan korteks olfaktorius. Neuroepitel olfaktorius terletak dibagian atap rongga hidung dan karna itu tidak terkena aliran udara nafas secara langsung (Delank KW, 1994). Neoroepitel olfaktorius merupakan epitel kolumnar berlapis semu yang berwarna kecoklatan, warna ini disebabkan pigmen granul pada sitoplasma kompleks golgi (allanger JJ, 2002).

Sel di neuroepitel olfaktorius ini terdiri dari sel pendukung yang merupakan reseptor olfaktorius. Terdapat sekitar 20 – 30 miliar sel reseptor. Pada ujung masing masing dendrit terdapat olfaktor rod dan ujungnya terdapat silia. Silia akan terproyeksi kedalam mukus hidung dan melapisi permukaan dalam rongga hidung. Dalam neuroepitel juga terdapat sel penunjang atau sel sustentakuler yang memiliki fungsi pembatas antara sel reseptor, mengatur komposisi sel lokal mukus dan melindungi sel olfaktorius dari kerusakan akibat benda asing (Doty et al , 2006).

Odoran (bau) yang terhirup dan sampai di area olfaktorius akan mengaktifkan respon dari silia, mula mula akan menyebar secara difus ke dalam mukus, kemudian akan berikatan dengan protein reseptor yang terdapat disilia. Protein reseptor tersebut kemudian akan saling berpasangan membentuk protein-G yang merupakan kombinasi dari tiga sub unit. Ikatan ini menyababkan stimuli guanine nucleotide, yang mengaktifan enzim adenilat siklase untuk menghasilkan adenosin monofosfat. Adenosin monofosfat yang banyak ini kemudian menjadi adenosin monofosfat siklik (cAMp) dan akhirnya mengaktifkan gerbang kanal ion natrium. Ini menyebabkan mengalirnya ion natrium dan menghasilkan potensial listrik sehingga merangsang neuron olfaktorius menjalarkan potensial aksi ke saraf pusat melalui nervus olfaktorius (Guyton & Hall, 2006).

1 Like