Strategi asalnya adalah konsep militer, yang ditrasnfer menjadi bidang bisnis dan untuk kehidupan organisasi.
Cara alami untuk berpikir secara strategis adalah untuk mengidentifikasi hal penting dan tujuan jangka panjang dan kemudian menempatkan sumber daya, kemampuan, waktu dan energi menuju hasil yang diinginkan.
Berperilaku strategis dengan berpikir jauh dan selalu melihat konsekuensi yang ditimbulkan oleh suatu pengambilan keputusan.
Pemikiran strategis melibatkan dua proses yang berbeda yaitu perencanaan dan pemikiran.
-
Perencanaan adalah melibatkan analisis masalah, melibatkan pembangunan sistem dan prosedur
-
Pemikiran bisa dibilang intuistif, inovatif dan kreatif di semua tingkat organisasi menjelaskan hal ini sebagai “memikirkan semua kemungkinan skenario dan strategi dengan cara kreatif yang relatif bebas dari batas-batas yang ada” dan setelah menentukan sasaran baru akan masuk ke dalam perencanaan strategis.
_Hanford (_1995) menunjukkan bahwa kemampuan untuk berpikir secara strategis memelukan pengembangan dari konsep berpikir, kemampuan berpikir, gaya berpikir, dan teknik berpikir.
Tidak ada logika yang sama, berpikir kreatif sesuai dengan kemampuan sendiri bukan hanya menggunakan imajinasi tetapi juga orang lain yang ada di lingkungan sekitar.
Menurut Peter Senge (1994) berpikir secara strategis berangkat dari refleksi atas ini utama yang terdapat dalam suatu persoalan yang ditangani dan tantangan-tantangan utama yang dihadapi.
Dengan demikian berpikir secara strategis lebih berupa proses untuk memahami dua hal pokok yang saling berkaitan yaitu fokus dan kesadaran atas waktu (timing).
-
Fokus lebih mengacu pada kemampuan kita dalam menempatkan perhatian, tidak heran kita menjadi mudah bingung karena aliran persoalan bisa jadi sangat hebat menerpa kita.
-
Kesadaran waktu (timing) mengacu pada perubahan pemahaman dengan panjang-pendeknya waktu, pemahaman akan beragam model dan waktu yang dibutuhkan serta bagaimana perubahan bisa dicapai merupakan esensi dasar dari kemampuan berpikir strategis.
Kemampuan berpikir strategis bisa menumbuhkan kesadaran akan prinsip-prinsip dasar serta nilai yang akan kita perjuangkan. Kemampuan berpikir strategis ini juga bisa menumbuhkan beragam macam dilema dan memakainya sebagai imajinasi dan inovasi yang bisa ditawarkan untuk mengusung perubahan.
Berpikir strategis sangat erat kaitannya dengan kesediaan untuk melatih diri membiasakan melihat persoalan dari berbagai sudut pandang.
Tidak jarang orang terlalu nyaman dengan cara pandangnya sendiri, artinya mereka tidak cukup nyaman ketika berhadapan dengan pandangan orang lain yang berbeda. Selain melatih diri dalam membiasakan melihat persoalan di lain sisi mendorong adanya dialog strategis juga lebih bermanfaat karena potensi sinergis dari beberapa pikiran menghasilkan pendalaman yang lebih dibandingkan dari satu pikiran.
Dialog ini memungkinkan anggota tim untuk mendapatkan pemahaman yang lebih kaya dan mengarahkan kejelasan dan wawasan baru yang tidak dapat dicapai secara individual.
Selain dialog antar anggota tim, salah satu cara pendekatan strategi yang akan memiliki implikasi besar ke dalam praktek adalah seorang pemimpin. Strategi bisnis yang sukses bukan berasal dari analisis yang kuat tetapi berasal dari keadaan pikiran tertentu seorang pemimpin.
Maka dari itu baik di perusahaan besar maupun perusahaan kecil, semuanya membutuhkan hal yang sama yaitu pemimpin yang strategis.
Oleh karena itu pekerjaan yang dibilang sulit, karena jarang ada orang yang benar-benar bisa mengerti nilai esensial dari menjadi seorang pemimpin yang strategis. Akan sangat sulit lagi untuk menjadi pemimpin yang strategis, jikan tidak tahu apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh seorang pemimpin.
Yang perlu diingat kembali seorang pemimpin yang strategis harus bisa melakukan keenam hal baik yaitu antisipasi, berpikir kritis, menafsirkan, memutuskan, meluruskan dan belajar.
Jika dilakukan dengan kegigihan dalam suatu upaya perubahan, mungkin dalam waktu dekat di perusahaan-perusahaan yang dikelola secara strategis, pemimpin yang baik bukan berasal dari orang-orang yang mempunyai rencana saja, tetapi mereka mampu mengubah rencana sesuai dengan strategi.
Berperilaku stategis ditunjang untuk berpikir jauh dan selalu melihat konsekuensi yang ditimbulkan oleh suatu pengambilan keputusan.
Contoh kiasan dari berperilaku strategis yaitu ketika membuat janji, kita tidak boleh berjanji melebihi apa yang seharusnya, jika dengan berjanji kita berhasil pempengaruhi perilaku pihak lain, maka kita harus menepatinya dan demikian dengan ancaman, kita tidak boleh mengancam seseorang melebihi seharusnya karena ancaman yang berlebihan dapat tidak produktif dan kehilangan kredibilitasnya jika terlampau besar sedangkan ancaman yang berhasil hanya berlaku jika tidak dapat kesalahan.
Maka dari itu strategis berpikir yang tepat sangat diperlukan dalam bidang apapun itu.