Bagaimana cara atau teknik melakukan Jantanisasi atau monosex pada Ikan Nila ?

Ikan nila

Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang tergolong dalam famili Chiclidae. Di perdagangan internasional, ikan ini disebut sebagai red tilapia. Ikan nila jantan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tidak sama dengan ikan nila betina.

Bagaimana cara atau teknik melakukan Jantanisasi pada Ikan Nila ?

Proses jantanisasi ikan nila bisa dimulai dengan mempersiapkan 24 buah happa yang berukuran 2 x 2 x2 m3. Semua happa tersebut lantas dimasukkan ke dalam kolam yang memiliki luas sekitar 400 m2 dan kedalaman air minimal 1,5 m. Kemudian masukkan larva ikan nila sebanyak 20.000-30.000 ekor ke dalam masing-masing happa. Setelah itu, larva tadi diberi pakan berupa tepung-tepungan yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha methyltestosteron. Berikan terus pakan ini secara teratur hingga masa pemeliharaan selama 17 hari.

Larva yang telah dilakukan proses jantanisasi kemudian dipelihara di kolam pendederan yang ukuran luasnya 200 m2. Kolam tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu, lumpurnya dibuang, lalu diberikan kapur dolomit sebanyak 50 gram/m2. Selanjutnya masukkan pupuk kandang berupa kotoran ayam sebanyak 250 gram/m2 untuk memicu pertumbuhan plankton. Kolam kemudian diisi dengan air secara perlahan-lahan sampai ketinggiannya mencapai 70 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Berikutnya berikan pupuk urea sebanyak 2,5 gram/m2 dan pupuk TSP sebanyak 1,25 gram/m2 untuk meningkatkan kesuburan kolam.

Setelah kolam pendederan terisi air dan dibiarkan selama 7 hari, larva ikan nila yang telah melalui tahap jantanisasi ditebarkan ke kolam tersebut dengan tingkat kepadatan 250 ekor/m2. Untuk mendukung pertumbuhannya, Anda perlu memberikan pakan tambahan berupa tepung khusus untuk benih ikan. Ketersediaan plankton sebagai pakan alami ikan harus terus dijaga dengan melakukan pemupukan kolam secara berkala. Pemupukan ulang memakai pupuk urea dan pupuk TSP dilaksanakan setiap seminggu sekali dengan jumlah pupuk urea 2,5 gram/m2 dan pupuk TSP 1,25 gram/m2. Pupuk-pupuk ini harus senantiasa terus diberikan selama masa pemeliharaan ikan nila berlangsung.

Sumber

Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan bantuan hormon testosteron:

Hormon testosteron dalam tubuh hewn berperan dalam menentukan ciri kelamin sekunder hewan jantan dewasa. Sedangkan pada embrio berperan dalam menentukan jenis kelamin hewan tersebut. Pemberian hormon tersebut pada larva nila yang baru menetas akan membuat larva yang tadinya berjenis kelamin betina menkadi jantan. Hormon tersebut dapat dicampurkan ke dalam makanan yang diberikan ataupun dicampur dengan air tempat hidup ikan.

Larva nila diberi pakan yang telah dicampur hormon selama 7 hari, cara ini akan menghaslkan nila jantan sekitar 90%. Hormon testosteron sekarang juga telah banyak dijual di pasaran sehingga mudah diperoleh. Untuk menghemat biaya, peternak juga dapat menggunakan testosteron yang berasal dari testis sapi yang ditumbuk dan dilarutkan pada alkohol.

Sumber: