Bagaimana Cara Agar Menjadi Orang Yang Sabar Dalam Islam?

Sabar itu memang penting. Karena, kalau kita udah nggak sabar, dampaknya bisa merusak hubungan kita dengan keluarga, teman, rekan kerja, dan orang lainnya. Itu fakta sudah banyak terjadi. Dan parahnya, sebetulnya ketidaksabaran itu kan merugikan kedua belah pihak; yakni Anda dan orang-orang di sekitar Anda.

Dalam mencapai tujuan hidup menurut Islam, akan ada banyak cobaan dan ujian yang harus kita hadapi. Cobaan yang datang baik itu langsung dari Allah maupun dari manusia lainnya, tetap harus dihadapi dengan kesabaran. Memang tidak mudah dalam bersabar, tapi sesuai hakikat manusia menurut Islam, semua pasti bisa melaksanakannya. Begitu banyak keutamaan sabar dalam Islam.

Berikut adalah beberapa cara dalam mengasah kesabaran kita untuk tetap tegar dalam menghadapi cobaan.

Niatkan karena Allah

Segala sesuatu yang kita perbuat di dunia ini, hendaknya diniatkan karena Allah. Dengan niat karena Allah, maka kesabaran pun akan muncul.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Banyak membaca Al-Quran

Inilah salah satu fungsi Al-Quran dalam kehidupan kita. Dengan membaca Al-Quran, hati pun merasa tenang dan kesabaran dalam menghadapi masalah di kehidupan ini pun akan muncul. Semakin banyak kita membaca, semakin tenang pula hati kita. Dalam Al-Quran juga banyak terdapat surah Al-Quran tentang kesabaran.

Sebagaimana firman Allah SWT:

Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al-Isra’ : 82)

Ingat tujuan hidup di dunia

Ingatlah bahwa kita hanya sementara hidup di dunia ini, hakikat penciptaan manusia sesungguhnya adalah akhirat. Waktu kita yang sangat singkat di dunia ini hendaknya dijadikan pacuan untuk terus memperbanyak ibadah dan kuat dalam menghadapi setiap cobaan. Salah satu senjata yang kita gunakan dalam mencapai tujuan hidup adalah kesabaran.

Allah juga telah memberitahukan kita bahwa tujuan kita hanyalah untuk menyembah pada-Nya.

“Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.” (Q.S. adz-Dzariyat: 56)

Menyadari dosa yang telah diperbuat

Ketika cobaan datang, maka hendaklah introspeksi diri bahwa kita mempunyai begitu banyak dosa sehingga inilah balasan yang kita dapatkan dari dosa-dosa kita. Hanya dengan terus berusaha, pasrah dan bersabar, kita dapat melalui cobaan hidup.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah :155)

Puasa

Puasa merupakan salah satu cara mengasah kesabaran, karena kita diharuskan menahan segala bentuk hawa nafsu.

Sebagaimana sabda Rasul:

“Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah, ‘Saya sedang berpuasa’.” [HR. Muslim]

Berdzikir

Dzikir diartikan sebagai menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah. Dengan selalu mengingat Allah, maka kita pun akan lebih sabar dalam menghadapi segala sesuatunya karena kita tahu bahwa Allah selalu ada untuk kita.

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Naazi’aat: 37-41)

Ingat janji Allah pada orang yang sabar
“Ya cukup, jika kamu bersabar dan bersiap siaga dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (Q.S. Ali Imran: 125)

“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al Baqoroh: 157)

Itulah janji Allah pada orang yang sabar dalam menghadapi segala sesuatunya.

Membaca kisah para Nabi

Dengan membaca kisah para nabi, maka terpupuk pula rasa bersabar dan semangat dalam menjalani kehidupan. Perasaan ingin mengikuti keteladanan nabi pun menjadi penyemangat untuk lebih bersabar.

Seperti kesabaran Nabi Ayyub as. yang diceritakan dalam Al-Quran.

“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya saya telah ditimpa penyakit dan Engkau ialah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit nan ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan sapta mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan buat menjadi peringatan bagi semua nan menyembah Allah. ” (Q.S. Al-Anbiya : 83-84)

Atur emosi dan berwudu’

Jika Anda marah dalam posisi berdiri maka duduklah, jika dalam keadaan duduk masih ada emosi maka berbaringlah, jika dalam keadaan berbaring amarah tidak kunjung hilang maka berwudu’lah. Ambil nafas panjang secara perlahan lalu hembuskan kembali melalui mulut secara perlahan pula. Lakukan sambil berdzikir hingga emosi yang ada dalam diri Anda menghilang.

Perbaiki pergaulan

Kita memang tidak boleh membeda-bedakan manusia, tapi bergaullah dengan orang-orang yang soleh agar Anda juga menjadi soleh. Salah satu ciri-ciri orang sholeh adalah mempunyai kesabaran yang kuat. Jangan sepele dengan arus pertemanan karena istilah ketika kita berteman dengan tukang minyak wangi maka kita menjadi wangi itu benar adanya.

Rasulullah SAW juga telah menganjurkan hal ini dalam sabdanya:

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)

Tetap berpikir positif

Selalu berpikiran positif akan memberikan ketenangan dalam menghadapi hidup. Cobalah untuk selalu menyibukkan diri dengan berbagai hal yang positif agar tidak lagi terbawa emosi atau amarah yang merong-rong pikiran.

Tekankan kalimat ‘bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian’

Tekankan pada diri sendiri bahwa segala sesuatunya telah diatur oleh Allah SWT. Ikhlaskan semuanya agar hati menjadi lebih tenang dan sabar. Segala sesuatu yang diikuti dengan kesabaran akan berbuah manis nantinya.

Tawakal

Teruslah berusaha dan berdoa meminta petunjuk dan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Serahkan semuanya kembali kepada Allah.

Dari ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

“Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang “ (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dan Al Hakim. Imam Tirmidzi berkata : hasan shahih)

”Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, Dia akan memberikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, Dia akan memberikan kecukupan baginya …” (Q.S. Ath Thalaaq:2-3).

Melatih kesabaran memang bukanlah hal yang mudah, namun sebagai manusia kita harus terus berusaha dalam menghadapi kehidupan. Semoga tips di atas dapat membantu kita semua untuk lebih bersabar.

Sabar dan ikhlas memang dua sejoli yang beriringan, tidak mungkin sabar kalau tidak ikhlas dan tidak mungkin ikhlas kalau tidak sabar… keduanya akan membawa kepada “ketenangan” jiwa…

Baiknya kuterangkan dahulu tentang “ketenangan”… Ketenangan itu bagaikan sebuah danau yang airnya bening jernih dan diam tenang. Engkau bisa memandang sampai kedasar danau, engkau bisa menyaksikan keindahan didalam danau, bagaimana eloknya ikan-ikan yang berenang kesana kemari. Seperti itulah ketenangan yaitu tatkala semuanya selalu tampak indah dan menyenangkan dalam pandangan matamu…

Engkau ambilah batu dan lemparkan kedanau itu, airnya mulai bergelombang dan pandangan matamu terhambat karena gelombang-gelombang itu. seperti itulah “ketidak tenangan” dimana engkau tak lagi menyaksikan keindahan dan hatimu menjadi tak senang dengan apa yang engkau terima…

Mengertilah tentang ketenangan, dan kenyataan hidup ini, bahwa nyatanya, akan selalu saja ada orang-orang yang melempari danau ketenanganmu dengan lemparan-lemparan batu, lalu engkau selalu terusik dan dijauhkan dari ketenangan karenanya.

Lemparan-lemparan batu dari orang-orang lain kepada danau ketenanganmu adalah hal yang tiada bisa terhindarkan. Terimalah setiap lemparan-lemparan batu-batu itu sbg sebuah “kenyataan hidupmu”, inilah nyatamu, ketika engkau telah mampu menerima setiap lemparan-lemparan batu itu sebagai suatu “anugrah” dariNYA juga, maka engkau tak pernah mengalami kerugian karenanya, sebab batu-batu itu akan menjadi permata-permata indah yang menghiasi danau ketenanganmu.

Kalau engkau sudah memahami bahwa permatamu makin bertambah, engkau pun mulai berkata, “LEMPARI LAGI AKU DENGAN BATUMU”…

Syeikh Muhammad zuhri ( Abah FK )