Saya juga setuju dengan 2 pendapat dari Zainuri Mahfud dan Vionda.
Menurut saya, untuk terbiasa dengan computational thinking itu adalah dengan membiasakannya. Membiasakan menggunakan berpikir computational dalam berbagai keadaan, terutama ketika Anda menemukan masalah yang komplek. Karena, banyak yang telah membuktikan dengan computational thinking masalah yang komplek bisa lebih cepat dan tepat dalam menyelesaikannya.
Bagaimana agar terbiasa dengan computational thinking? Ya, dengan membiasakannya. Sebenarnya ini adalah jawaban sederhananya, cukup implementasikan dan Anda sudah mulai untuk membiasakn berpikir dengan computational thinking.
Untuk memperjelasnya, berikut penjabarannya:
Pertama, computational thinking merupakan cara berpikir dengan langkah yang runtut dan logis. Sama dengan apa yang dilakukan komputer dalam melakukan proses. Ada beberapa langkah dari computational thinking itu sendiri, yakni dekomposisi yang memiliki makna memecah-mecah masalah yang komplek menuju masalah yang sederhana. Kemudian, cari pola-pola dari masalah yang dihadapi itu bagaimana. Setelah itu, abstraksi yang memiliki makna melihat pola baru untuk menyelesaikan masalah yang ada. Terakhir, biasakanlah berpikir yang rekursif, abstraktif, ahead, procedurally, dan logically.
Kedua, untuk membiasakannya pahamilah konsep dari computational thinking itu bagaimana. Lalu, selesaikanlah masalah dengan langkah-langkah yang telah saya sebutkan di atas. Memang langkah-langkah di atas untuk permulaan terasa memberatkan dan membutuhkan waktu yang lama dalam berpikir. Tetapi, percayalah ini akan membantu Anda untuk menjadi lebih baik.
Akan tetapi, tanpa disadari mungkin dari kita telah ada yang melakukan seperti hal di atas, berarti Anda telah menerapkan computational thinking dalam beraktivitas. Bila Anda sedang berada di jalan raya,
Sebagai contoh disaat Anda berada di jalan raa, Anda bisa memikirkan kenapa bisa macet, apa saja yang membuat macet, jam berapa saja macet terjadi, ini merupakan pertanyaan untuk memecah masalah yang komplek menjadi lebih mudah diselesaikan.
Sebagai contohnya, masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk mengerjakan tugas.
Pertama, jabarkanlah apa saja tugas yang Anda miliki. Misalnya, laporan pratikum, pemrograman dasar, atau manajemen dan organisasi.
Kedua, jabarkan waktu pengumpulan terakhir atau deadline untuk tugas tersebut.
Ketiga, ketahui bagaimana tingkat kesulitan dari tugas dan prakiraan waktu menyelesaikannya.
Keempat, ambillah kesimpulan mana tugas yang akan Anda kerjakan terlebih dahulu berdasarkan ketiga indikator tersebut. Misalnya, laporan pratikum kategori sedang dan Anda harus mengumpulkan 5 hari lagi, sementara manajemen dan organisasi tingkat sedang deadline 4 hari lagi, tentu manajemen dan organisasi yang harus Anda kerjakan terlebih dahulu.
Inilah yang saya sedang coba lakukan, satu hal yang memberatkan dalam menerapkannya untuk terbiasa adalah ketidakdisiplinan. Ketika ada target yang ingi dikejar ada kegiatan lain yang menghambat, inilah yang menjadi halangan dalam hal ini.
Demikian saja pendapatku, semoga bermanfaat ya.