Bagaimana cara agar iman tetap kokoh?

Iman adalah ketergantungan puncak manusia kepada perkara-perkara maknawi. Iman merupakan sesuatu yang kudus dan suci bagi manusia. Dan untuknya manusia rela menunjukkan kecintaan dan keprawiraannya.

bagaimana menjaga agar iman selalu kokoh?

Allah SWT mengumpamakan iman yang kuat seperti pohon yang akarnya menghunjam ke bumi, cabangnya menjulang ke langit, berdaun lebat, dan selalu berbuah. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (Laa Ilaha Illallah) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke atas langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya selalu ingat.” (Q.S. Ibrahim 14 : 24-25)

Agar pohon tetap subur dan kokoh, perlu dipelihara dengan memberinya air yang bagus dan pupuk yang berkualitas. Iman pun demikian, harus dirawat dan dipupuk. Di antara strategi agar iman tetap dalam keadaan kokoh yaitu,

1. Muhasabatunnafsi,
Melakukan introspeksi diri. Mengidentifikasi apa saja kekurangan, kelemahan, dan kealfaan kita, lalu memperbaikinya dengan sungguh-sungguh. Apabila melakukan amal keburukan, cepatlah bertaubat dengan memperbanyak istighfar yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan berbagai amal kebajikan yang Allah ridoi.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Hasyr/59: 18).

2. Riyadhah ruhiyah,
Yaitu dengan latihan membiasakan melakukan amalan-amalan sunnah seperti shaum sunah, shalat Dhuha, Shalat Tahajud, Shalat Witir, dan amalan–amalan sunah lainnya yang berfungsi untuk menyuburkan ruhiyah, sehingga senantiasa merasakan kehadiran Allah dalam hidup.

3. Tadabbur Quran,
Yaitu membaca, memahami, menghayati, serta mengamalkan Al Quran. Syukur-syukur kita bisa mengajarkannya.

Usman bin ‘Affan r.a., berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari Al Quran, kemudian mengajarkannya.” (H.R. Bukhari).

Al Quran adalah kitab Allah sebagai petunjuk bagi manusia. Apabila menemukan fenomena-fenomena yang menimbulkan keraguan, maka solusinya adalah dengan mentadabburi Al Quran.“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah 2: 2).

Dengan tadabbur Quran, hati menjadi bercahaya karena Al Quran berfungsi sebagai cahaya (penerang) bagi orang yang dalam kegelapan, yang diliputi oleh keragu-raguan, kebimbangan dalam menjalani kehidupan, sehingga mendapatkan kemampuan membedakan dengan jelas mana yang benar dan mana yang batil. “Mengapa mereka tidak mentadabburi (memperhatikan) Al Quran, ataukah hati mereka terkunci?” (Q.S. Muhammad 47: 24)

4. Dzikrullah (banyak mengingat Allah).
Dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tentram. Ketentraman itu terasa dari jiwa ihsan, yaitu merasakan Allah selalu melihatnya sehingga setiap aktivitasnya senantiasa ada dalam tataran fitrahnya (mengikuti petunjuk Allah), yaitu ada dalam situasi tentram dan damai, penuh keimanan yang merupakan cahaya didalam menjalani kehidupannya.

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al Ahzab 33: 41-43).

5. Memperbanyak do’a.
Memohon pertolongan Allah agar hidup senantiasa ada dalam petunjuk-Nya, senantiasa berada dalam jalan yang pernah ditempuh oleh orang-orang yang telah mendapatkan anugerah nikmat-Nya seperti para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. “Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para siddiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman-teman yang sebaik-baiknya.” (Q.S. An-Nisa 4: 69).

6. mencintai fakir miskin dan anak yatim.
Abu Hurairah r.a. bercerita, sseseorang melaporkan kepada Rasulullah saw. tentang kegersangan qalbu yang dialaminya. Beliau saw., menegaskan, “Bila engkau mau menghidupkan qalbumu, beri makanlah orang-orang miskin dan cintai anak yatim.” (H.R. Ahmad).

Agar iman menjadi bertambah dan tetap kokoh ada beberapa cara, yaitu :

Mengenal Allah ta’ala dengan nama namaNya dan sifat sifatNya.

Yang mana apabila seseorang semakin bertambah mengenal Allah dengan nama namaNya dan sifat sifatNya maka akan bertambah pula keimanannya tanpa diragukan lagi.

Oleh karena itu para ulama’ yang mengenal Nama Nama Allah dan Sifat SifatNya tidak seperti yang lainnya yang mana mereka tidak mengilmui seperti mereka, mereka para ulama’ lebih kuat keimanannya daripada yang lainnya dari sisi ini.

Melihat kepada ayat ayat Allah yang sifatnya kauniyyah dan syar’iyyah.

Ketika seseorang melihat pada ayat ayat kauniyyah yaitu kepada makhluq yang ada akan bertambah keimanannya kepada Allah.

Allah ta’ala berfirman:

"Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”

Dan ayat-ayat yang menunjukkan kepada hal ini banyak sekali yaitu ayat ayat yang menunjukkan bahwa ketika seorang manusia mentadabburi dan memperhatikan dari keadaan alam semesta ini akan bertambah keimanannya.

Memperbanyak ketaatan.

Ketika seseorang semakin banyak ketaatannya akan bertambah pula keimannya, sama saja ketaatan yang berupa perkataan atau perbuatan, seperti misalnya dzikir yang akan menambah keimanannya dari segi kuantitas dan kualitas, juga termasuk sholat, puasa dan haji juga akan menambah keimanan dari segi kuantitas dan kualitas.

•••••••••••••••••••••••••

Sumber: Majmu’ Fatawa Al Utsaimin 1/49