Bagaimana cara agar dapat memiliki sifat menerima apa adanya atau qana'ah ?

Qana’ah

Qana’ah ialah orang yang tidak mudah terpengaruh oleh pasang surutnya keadaan dirinya.

Bagaimana cara agar dapat memiliki sifat menerima apa adanya atau qana’ah ?

Menurut Hamka, qana’ah ialah menerima dengan cukup, yang di dalamnya mengandung lima perkara pokok, yakni sebagai berikut :

  1. Menerima dengan rela apa yang ada.
  2. Memohon tambahan yang sepantasnya kepada Allah yang dibarengi dengan usaha.
  3. Menerima dengan sabar akan ketentuan Allah.
  4. Bertawakal kepada Allah.
  5. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Berdasarkan lima perkara pokok tersebut, kita dapat mengambil pelajaran, agar kita dapat memiliki sifat qana’ah didalam hati kita.

Menerima dengan rela apa yang ada.

Menerima dengan rela apa yang ada maksudnya adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah haruslah diterima dengan senang hati dan tidak mudah menggerutu, karena dalam qana’ah sendiri sikap rela (ridha) tertera dalamnya, yang selanjutnya juga ridha terbagi menjadi dua sebagaimana yang telah dikutip Amin Syukur dalam Ma’luf meyatakan bahwa rela (ridha) yang pertama adalah ridha Allah terhadap hambanya, dan ridha hamba terhadap Allah. Bahwa kerelaan ialah tidak keberatan terhadap ketetapan Allah dan pengadilanya.

Memohon tambahan yang sepantasnya kepada Allah yang dibarengi dengan usaha.

Memohon tambahan yang sepantasnya kepada Allah yang dibarengi dengan usaha mempunyai arti bahwa kita harus berupaya untuk terus berpikiran positif (khusnudzan) tentang segala yang sudah digariskan oleh Allah, karena Allah akan menghargai usaha dan bagaimana hambanya bersyukur, serta Allah pastilah akan memberikan balasan atas usaha dan rasa syukur pada hambanya.

Hal ini sesuai dengan dalil Al qur’an berikut :

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim: 7).

Menerima dengan sabar akan ketentuan Allah.

Dengan sabar dimaksudkan untuk tetap kuat, tidak gelisah serta cemas akan takdir yang telah Allah janjikan, dari keteguhan dan keyakinan itulah, segala kegelisahan bisa sirna.

Bertawakal kepada Allah.

Bertawakal kepada Allah yaitu percaya bahwa segala ketetapanya pasti akan dipenuhi oleh-Nya, dan tak ada kata ragu dalam diri ini, karena tawakal adalah akibat dari orang yang beriman.

Tidak tertarik oleh tipu dunia.

Pada bagian ini menjelaskan bahwa dalam qana’ah terdapat juga unsur-unsur zuhud. Yang bertujuan agar manusia tidak bersedih hati karena ada sesuatu yang lepas darinya dan tidak bangga dengan apa yang diberikan kepadamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang angkuh dan sombong. Dan jangan sampai terlena dan lupa, jika dunia hanya tempat berteduh sementara dan dunia juga adalah tempat untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk dibawa akhirat nanti.

Referensi : Hamka, Tasawuf Modern, ( Jakarta : Republika Penerbit, 2015 )