Bagaimana biografi Reed Hastings : Pencetus Nonton Film Online ?

Bernama lengkap Wilmot Reed Hastings, Jr. lahir pada 8 oktober tahun 1960, merupakan seorang CEO dari perusahaan Netfilx. Netflix merupakan sebuah perusahaan penyewaan DVD Online (Daring) pertama dan terbesar saat ini. Dengan tawaran Flat rate mereka, terbukti banyak menarik pelanggan mereka di Amerika sana. Netflix sendiri berpusat di Los Gatos, California dan memiliki koleksi sebanyak 65.000 judul film. Di Indonesia sendiri, tidak banyak yang tahu soal Netflix karena Netflix sendiri baru saja masuk ke Indonesia baru-baru ini. Namun, yang akan kita bahas disini bukan perusahaan Netflix tersebut. Kita akan membahas mengenai Jenius dibalik perusahaan ini.

Reed Hastings


Lalu, apa yang menarik dari kehidupan Reed? Reed lulus dari sekolah tinggi Buckingham Browne & Nichols di Cambridge dan mendapatkan gelarnya dalam bidang Matematika di Universitas Bowdoin . Setelah lulus dari kuliahnya, Reed menjadi anggota korps perdamaian dan bertugas untuk mengajarkan pelajaran Matematika selama 2 tahun di Swaziland. Setelah kembali dari misi kemanusiaanya, dia kembali mengambil studi Masternya dalam bidang Artificial Intelligence di Stanford. Pada awalnya, Reed mendirikan sebuah rumah software bernama Pure Software yang berfokus pada pembuatan debugging tools untuk para programmer. Perusahaan tersebut melaporkan kenaikan keuntungan di setiap tahunnya. Dari situ, Reed berpindah posisi dari seorang Engineer menjadi CEO di perusahaan-nya sendiri. Reed berhasil mendapatkan pendapatan sebesar $750 juta untuk perusahaan saat perusahaan di bawah kepemimpinan-nya.

Dari uang tersebut, Reed mendirikan Netfilx bersama Marc Randolph di tahun 1997. Ide dari Netflix ini muncul saat Hastings dikenakan denda sebesar $40 ketika dia lupa untuk mengembalikan rental DVD blockbuster-nya. Dari situ, Reed menggagas ide untuk menciptakan sebuah tempat rental DVD yang lebih mudah dan dapat dijangkau oleh pelanggan dimanapun dan kapanpun dengan harga yang ditawarkan kepada pelanggan lebih sedikit dari kebanyakan tempat rental umumnya yang menggunakan sistem pengiriman film melalui surat dan pos. Pada awalnya, Hastings sendiri tidak yakin bahwa Netflix ini akan mendatangkan uang. Sistem yang akan digunakan Netflix bersifat seperti rental konvensional pada umumnya. Ide untuk menggunakan sistem Langganan hanya salah 1 ide dari beberapa ide lainnya. Namun sistem inilah yang menjadi salah satu kekuatan Netflix dalam bersaing pada pasar saat ini. Setelah Reed berfokus pada projek Netflix ini dan mendapati Netfilx berkembang dengan pesat, Reed mulai memperhatikan apa saja yang harus dilakukan agar Netflix terus meluas dan tetap menjaga kualitasnya. Dari situ Reed mengembangkan sebuah teori kebudayaan perusahaan yang menitikberatkan kepada Kebebasan dan Tanggung Jawab. Dia tidak takut untuk membayar tinggi pegawainya yang memiliki ide yang baik dan unik. Netflix juga cukup keras terhadap waktu liburan sekalipun cuti sakit.

Netflix


Setelah beberapa tahun mengadakan riset terhadap gagasan kebudayaan-nya terhapa para pegawai, Reed merilis sebuah Guide Book kebudayaan internal secara daring. Pada Guide Book-nya juga Reed memberikan penekanan agar selalu percaya terhadap orang yang bekerja di bawah anda dan juga menjaga manajemen agar berjalan dengan baik. Karna konten yang sangat baik dan dapat dibaca oleh semua kalangan, Tulisannya telah mencapai 10,5 juta views dalam kurun waktu 6 tahun. Setelah berbagai macam kesuksesannya dalam mengembangkan Netflix, Reed melebarkan sayap Netflix menjadi perusahaan penyewaan film yang dapat menyediakan fasilitas Onilne Streaming bagi para pelanggannya. Bermula dari pandangan Reed yang memprediksi bahwa Internet Televison akan menjadi penguasa pasar di masa depan. Dari situlah gagasan layanan Online Streaming muncul dan terbukti menjadi slaah kekuatan Netflix saat ini sebagai pengedia Online Streaming yang resmi dan terpercaya. Tidak hanya sebagai Pioneer, Netflix menjadi sebuah penemuan yang mengubah kebiasaan orang untuk menonton film di bioskop menjadi lebih cenderung untuk menonton film melalui layar Laptop atau desktop yang biasa mereka gunakan untuk aktifitas sehari-hari.


_Sumber : http://www.businessinsider.sg/reed-hastings-netflix-bio-2015-8/?r=US&IR=T_
_http://www.notablebiographies.com/newsmakers2/2006-Ei-La/Hastings-Reed.html_
_Reed Hastings - Wikipedia

Reed Hastings: TV Series or Movie? Why Not Both?
reed
Reed Hastings

Netflix merupakan salah satu media provider TV Series terbesar di dunia. Dengan berperan sebagai pihak ketiga disini Netflix tidak menghentikan invasinya sampai disana saja. Pada October 2015, Netflix mengembangkan segmentasinya sendiri bernama Netflix Originals. Menjadi salah satu pioneer binge-viewing terbesar di dunia, mengapa Netflix mengembangkan kontennya sendiri?

netflix
Netflix Original Movie

Netflix original movie, sebutan beberapa orang untuk konten original Netflix yang berformat movie. Beberapa tahun beroperasi, sempat menghabiskan 4 juta dollar dalam 4 film. Mengapa film? Setelah beberapa tahun berkelana di dunia pertelevisian dan Netflix kemudian ingin membentuk filmnya sendiri?

Beberapa tahun banyak film yang tayang di media provider bernama Netflix, Reed Hastings menyadari bahwa acara berformat TV dan acara berformat movie itu sebenarnya hampir mirip. Hal yang membuat membuat movie menjadi salah satu keuntungan bagi pihak Netflix adalah hal tersebut menambah 1 aspek sekuder terpenting untuk segmentasi viewer. Aspek utama Netflix adalah costumer dapat melakukan binge-viewing yang menjadi karakteristik utama Netflix sebagai provider TV series. Kemudian dengan bertambahnya Netflix original movie, segmentasi viewer Netflix akan bertambah. Yang awalnya hanya mengunggulkan aspek utama mereka yaitu binge-viewing akan bertambah aspek sekunder bagi kemunculan Netflix original movie yaitu film yang tidak dapat di binge-viewing oleh viewer, tetapi dapat ditonton berulang kali dan kapan saja oleh viewer.

Selain itu, seiring dengan beroperasionalnya Netflix sebagai provider TV series, mereka harus membeli lisensi-lisensi film yang akan mereka tayangkan di platform mereka. Dengan sistem seperti ini, apa yang dilakukan Netflix benar-benar memiliki tingkat gambling yang sangat tinggi. Jika Netflix tidak dapat mendapatkan 4 hingga 5 juta pelanggan baru dari film yang mereka investasikan dalam satu tahun di seluruh dunia, ada 2 hal yang dapat menyimpulkan adanya fenomena tersebut. Satu, acara tersebut merupakan investasi yang buruk, atau dua, acara tersebut dimaksudkan untuk meyakinkan beberapa juta pelanggan Netflix untuk menunda pembatalan berlangganan mereka untuk melihat bagaimana perkembangan acara tersebut tiap tahunnya. Kembali lagi ke pembayaran lisensi film yang nantinya akan digunakan oleh Netflix. Tahun ini saja Netflix menghabiskan $1.355 billion hanya untuk membeli lisensi-lisensi film yang berada pada platform mereka. Angka tersebut hanya dapat terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang, kecuali Netflix dapat membuat acara atau konten mereka sendiri melalui platform tambahan Netflix original movie.

Salah satu keinginan Reed Hastings juga dalam implementasi Netflix original movie ini adalah, dapat terwujudnya exclusive library of shows. Seperti yang telah terjadi dalam HBO, jika dalam jangka waktu yang panjang strategi Reed Hastings ini berhasil, maka Netflix akan menghasilkan beberapa film dengan kualitas yang bagus sesuai dengan minat dan demand dari pasar. Dalam konsep exclusive library, film-film berkualitas yang dibuat oleh Netflix tersebut hanya tersedia pada platform mereka saja. Dan Netflix percaya bahwa konsep ini memiliki potensi yang sangat besar walaupun membutuhkan jangka waktu yang panjang.

Tidak ada yang dapat menjamin strategi Reed Hastings dalam mengambil strategi ini. Keluar dari zona nyaman mereka sebagai provider acara TV kabel menjadi salah satu production house dengan visi dan tentunya budget yang sangat besar. Dengan bertambahnya segmentasi sekunder tadi, Netflix mengharapkan adanya pertambahan jumlah subscriber yang signifikan. Tetap saja, bertambahnya segmentasi ini hanya membuat viewer menjadi senang. Apa yang mereka cari hanyalah acara TV yang bagus terlepas dari berapa besar biaya production-nya dan mengapa Netflix mengambil langkah tersebut. Jika Netflix original movie berjalan sesuai rencana Reed Hastings, mereka harusnya akan bertambah senang, akan ada banyak pertunjukan atau acara yang lebih seru yang dapat mereka tunggu.

Daftar Pustaka:
Hastings, Reed. 2017. Interview dari Recode Interview di Code Conference Stage, New York
Salmon, Felix. “Why Netflix is producing original content”. 13 Juni 2013
http://blogs.reuters.com/felix-salmon/2013/06/13/why-netflix-is-producing-original-content/

Netflix’s Reed Hastings: Kejujuran adalah Rencana Bisnis Terbaik

Reed Hastings lahir pada 8 Oktober 1960 di Boston, Massachusetts. Hastings mendapatkan gelar Bachelor jurusan matematika pada Universitas Bawdoin.

Pada tahun 1991, Hastings mendirikan Pure Software, perusahaan yang mengembangkan alat debugging untuk para teknisi. Perusahaan tersebut dilaporkan melipatgandakan pendapatannya setiap tahun dan Hastings segera pindah dari jabatannya sebagai teknisi ke CEO (walaupun sekarang dia mengakui ada perbedaan besar dalam gaya manajerialnya). Pure Software launching pada tahun 1995 dan akhirnya diakuisisi oleh Rational Software. Hastings memperoleh $ 750 juta dari akuisisi tersebut dan kemudian mendirikan Netflix dengan Marc Randolph pada tahun 1997. Gagasan mendirikan Netflix muncul setelah Hastings terkena denda $40 juta untuk penyewaan Blockbuster yang melebihi batas dari kontrak.
Pada tahun 2000 Hastings terpaksa harus menawarkan 49% saham Netflix pada Blockbuster, namun Blockbuster menolaknya dan membuat Hastings harus mempromosikan Netflix dari bawah. Namun semuanya berubah ketika tahun 2005 Netflix sudah memiliki 4,5 juta pelanggan dan masih bisa bertambah lebih banyak lagi. Netflix terus berkembang menjadi perusahaan yang menawarkan on-demand streaming. Pada tahun 2010 Netflix sudah memiliki 16juta pelanggan.

Tapi yang benar-benar membedakan Reed Hasting selain CEO lainnya bukanlah pengaruhnya terhadap gerakan industri, tapi sikap pribadinya dalam memberikan konten kepada konsumen. Visi dan konsep masa depan perusahaan ini sudah jelas sejak awal ketika dia dengan jelas menjuluki namanya Net flix. Hastings dan perusahaannya selalu memiliki pandangan mereka terhadap masa depan.
Saat ini sebagian besar layanan streaming saingan sibuk mengembangkan dan menyempurnakan infrastruktur streaming pribadi mereka sendiri. Namun, Hastings membantu pengembangan bukan hanya Netflix (baik di dalam maupun di luar negeri) namun keseluruhan infrastruktur Internet pada umumnya, terus menyuarakan opininya dalam mendefinisikan ulang hubungan antara bisnis dan ISPS dengan konsumen mereka.

Selain memahami bisnisnya, Hastings telah membawa perusahaan (dan ke seluruh Internet) merasakan kejujuran dan bersikap baik pada kesejahteraan konsumen. Sebagai CEO yang hebat, kami telah melihat Hasting cepat beradaptasi dengan pasar yang berubah, bereksperimen dan mengambil risiko. Yang lebih penting lagi, dia telah berkali-kali membuktikannya dengan cepat saat mengakui kesalahan ketika inovasi tersebut gagal.

Baru-baru ini, Dia telah menjadi salah satu pihak yang paling menonjol dalam menentang penghasilan Comcast senilai 45 juta dolar untuk Time Warner Cable (saat ini menunggu persetujuan FCC untuk maju). Hasting berpendapat bahwa sistem saat ini sudah cukup terbelakang untuk mengatakan jika “Sepertiga penggunaan internet adalah pelanggan yang menggunakan anggota Netflix, kami (Netflix) harus mendapatkan sepertiga dari pendapatan Comcast. Jika mereka (Comcast) ingin memberi kami (Netflix) sepertiga dari pendapatan, kami akan memberi mereka (Comcast) sepertiga dari biaya. Apakah Anda benar-benar menginginkan 50 persen Internet dikendalikan oleh satu perusahaan?”
Nilai-nilai kejujuran dan transparansi ini, yang telah diteruskan Hastings kepada perusahaannya, telah menjadi faktor pendukung utama dorongan Netflix sebagai pemimpin industri dalam Streaming Video On-Demand (SVOD).

Fleksibilitas Netflix yang tak tergoyahkan untuk berubah seiring berjalannya waktu ditambah dengan keinginan Hastings untuk memberikan pengalaman menonton terbaik bagi para konsumen media (dan juga pengalaman berinternet terbaik) pasti akan membuat Netflix merajai persaingan pasar SVOD.

Daftar Pustaka
http://modernmediamix.com/netflixs-reed-hastings-honesty-is-the-best-business-plan/

Reed Hastings, Pendiri Netflix dengan Penghasilan Miliaran yang Memperlakukan Karyawan Bak Raja

Nama Netflix semakin dikenal orang. Netflix adalah pionir dalam bisnis streaming konten video berbayar serta rental DVD dan Bluray online. Salah satu penggagasnya bernama Reed Hastings yang juga menjabat sebagai CEO Netflix. Hastings yang kini berusia 55 tahun, lahir di Boston, Massachussets. Kekayaannya saat ini diestimasi USD 1,72 miliar berkat kesuksesan Netflix. Di tengah kenaikan pendapatan kuartal kedua dari Neflix. Saham perusahaan membuka perdagangan di level tertinggi sepanjang masa yaitu 176,13 dan naik setinggi 184,91 pada hari itu juga yang sebelumnya mencapai 183,60. Hastings memiliki hampir 12 juta saham kekayaannya melonjak lebih dari seperempat miliar dollar, dari 1,91 miliar menjadi $ 2,17 miliar dalam waktu kurang dari 24 jam.

Awalnya CEO Reed Hastings mengatakan kepada beberapa outlet bahwa beliau mendapat ide untuk Netflix setelah Blockbuster memberikan biaya keterlambatan sebesar $ 40 untuk Apollo 13. Tapi beliau meninggalkan perusahaan tersebut pada tahun 2002 dengan mengatakan perusahaan itu lebih baik daripada pesaingnya, menurut CNET. Sebaliknya, Randolph mengklain bahwa perusahaan tersebut dimulai saat beliau dan Hastings memutuskan untuk menciptakan Amazon.com. kemudian mereka memutuskan untuk mengirimkan DVD karena pelanggan bersedia membelinya secara online.

Hal itu membuat Hastings memikirkan berapa banyak data yang bisa dimasukkan DVD dan seberapa cepat bisa menyebarkan informasi tersebut melalui email. Akhirnya menurut Hastings internet memungkinkan untuk pengiriman lebih cepat. Dalam sebuah artikel, Hastings mengatakan bahwa perusahaan telah mempersiapkan diri untuk masa depan berbasis internet, walupun beliau juga mengatakan bahwa Netflix memiliki setidaknya satu decade yang tersisa untuk mendominasi DVD. Perusahaan memperkenalkan konten streaming pada tahun 2007. Film yang berbasis internet akan menjadi bisnis besar dengan menginvestasikan 1% sampai 2% dari pendapatan setiap tahun untuk diunduh dan dapat menurunkan biaya pengiriman. Perusahaan siap saat video on. Karena itulah perusahaan disebut Netflix, bukan DVD by mail.

David W. Miller, direktur di bank investasi Loop Capital Markets. Konten asli Netflix adalah rahasia kesuksesan perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir Netflix telah menghasilkan beberapa acara yang paling banyak ditonton di dunia, seperti House of Cards, Narcos dan Orange Is The New Black. Akademi televise menominasikan 27 program Netflix dengan 91 nominasi dari tahun lalu 54.“Mereka memiliki modal untuk mempekerjakan direktur terbaik, penulis terbaik, actor terbaik dan mereka membiarkan pembuat film tersebut menceritakan kisah terbaik mereka, tidak terkendala oleh apapun,” kata Miller. Reed Hastings mendirikan Netflix dengan efektif perangkat lunak Marc Randolph pada tahun 1997, awalnya sebagai cara untuk menawarkan penyewaan film secara online. Pada tahun 1999 ia memulai debat dengan layanan berlangganan yang menawarkan unlimited streaming, dan tahun 2000 ia memulai menawarkan system rekomendasi pribadi.

Sukses yang mungkin tak lepas dari cara Hastings memberlakukan karyawan Netflix dengan baik. Praktik Netflix dalam memperlakukan karyawannya banyak dipuji di Amerika Serikat. Gaji pegawai Netflix dikenal tinggi untuk menarik bakat terbaik. “Netflix membuat konten bagus dan membuat orang ingin mendaftar,” Laura Martin, analis senior di Needham. Hastings juga mangatakan “Kami tidak takut untuk membayar tinggi,”. Kemudian karyawan bisa memilih apakah kompensasi dibayar lebih banyak saham atau lebih banyak uang. Waktu cuti juga fleksibel, tidak dibatasi dan bisa diatur oleh karyawan sendiri. Bahkan katanya karyawan bisa liburan selama mereka mau, asalkan pekerjaannya beres. Kalau karyawan dikaruniai bayi, mereka bisa cuti sampai setahun dan tetap dibayar penuh. Budaya kerja itu gagasan Hastings itu disebut sebagai Freedom & Responsibility. Dan meski mendapat banyak fasilitas, karyawan Netflix tidak lantas terlena. Soalnya yang kerjanya biasa-biasa saja bisa dikeluarkan sewaktu-waktu. Namun pesangonnya tinggi.

Begitulah, Netflix menapak pada kesuksesan dan kini menjdai raksasa media streaming online yang sangat diperhitungkan. Oktober 2015, Netflix melaporkan jumlah pelanggan sudah tembuh 68,17 juta di seluruh dunia, 43 juta diantaranya di Amerika Serikat. Dan kini Netflix sudah tersedia di 190 negara, tentu pelanggannya akan melonjak.

Sumber :