Bagaimana biografi Maxim Gorky ?

Maxim Gorky

Maxim Gorky merupakan seorang penulis asal Rusia, seorang pendiri dari metode literasi realisme sosialis serta seorang aktivis politis. Ia juga mendapatkan 5 kali nominasi untuk hadiah Nobel di cabang literatur.

Bagaimana biografi Maxim Gorky ?

“Maxim Gorky adalah seorang penulis gelandangan, gagal menjaga keseimbangan antara hati nuraninya sebagai penulis dan kesetiaannya terhadap rezim Stalin. Ia dimakamkan sebagai pahlawan, meski menjalani hari-hari terakhirnya dalam kebingungan dan ketakutan.”

Tepat tanggal hari ini, 28 Maret, 152 tahun yang lalu, penulis realisme sosialis Aleksei Maksimovich Peshkov, lahir. Seniman kata yang dikenal dengan Maxim Gorky ini, adalah sahabat para pekerja dan pejuang untuk kemenangan komunisme.

Berganti-ganti nama


Gorky menjadi anak yatim pada usia sembilan tahun. Ia dibesarkan oleh neneknya, seorang pencerita yang luar biasa. Kematian sang nenek sangat berpengaruh pada dirinya. Gorky bahkan pernah melakukan percobaan bunuh diri, Desember 1887.

Di tahun 1892 Gorky bekerja di koran Kaukasus, di Tiflis. Sebagai seorang jurnalis, ia sering menulis namanya dengan nama samaran dari Yehudiel Khlamida. Terakhir ia menyebut dirinya Gorky yang berarti pahit.

Ketenaran Gorky dimulai sebelum Revolusi Bolshevik. Penulis-penulis hebat seperti Tolstoy dan Chekhov memuji tulisannya. Pada awal abad ke-20, Gorky sudah menjadi penulis terkenal dan makmur. Dalam perjalanan ke luar negeri (Jerman, Prancis, Italia, dan Amerika Serikat), Gorky berteman dengan banyak penulis asing, seperti George Bernard Shaw, André Malraux, André Gide, Herbert G. Wells, Stefan Zweig.

Kehidupan dengan Lenin


Gorky bersahabat dengan banyak revolusioner profesional yang dijumpainya. Ia menjadi sahabat pribadi Lenin setelah berjumpa pada tahun 1902.

Selama Perang Dunia I, hubungannya dengan kaum komunis berubah menjadi buruk, termasuk hubungannya dengan Lenin. Dua minggu setelah Revolusi Oktober tahun 1917, ia mengkritik Lenin dan Trotsky.

“Lenin dan Trotsky tidak tahu apa-apa tentang kebebasan atau hak-hak asasi manusia. Mereka sudah dirusakkan oleh racun kotor kekuasaan. Hal ini tampak dari sikap mereka yang memalukan dan tidak menghormati kebebasan berbicara dan semua kebebasan sipil lainnya yang diperjuangkan oleh demokrasi.”

Mendapat kritikan dari Gorky, Lenin pun membuat surat di tahun 1919 yang mengandung nasihat. “Nasihat saya kepadamu; ubahlah lingkunganmu, pandanganmu, tindakanmu, kalau tidak hidup akan berpaling melawanmu.”

Pada Agustus 1921, sahabat sesama penulis Nikolai Gumilyov, ditangkap dan dibunuh karena pandangan-pandangan monarkisnya.

Merasa terancam dan dengan alasan kesehatan kurang baik, pada bulan Oktober 1921, Gorky dan keluarganya melakukan perjalanan keliling Eropa dan akhirnya menetap di Sorento, Italia.

Kembali ke Uni Soviet


Setelah Lenin wafat dan meninggalkan tampuk pemerintahan ke Stalin, sang pemimpin baru ini merasa perlu memerintah. Bukan hanya kehidupan, tapi juga pikiran dan jiwa seluruh masyarakat Soviet. Itu sebabnya ia mencari seorang pemimpin spiritual, seorang penulis terpandang, untuk membenarkan kebijakannya. Pilihan Stalin jatuh pada Gorky.

Pada 1932, Gorky kembali ke Uni Soviet dan menerima banyak gelar kehormatan. Ia terpilih sebagai Presiden Serikat Penulis Soviet yang baru dibentuk. Tempat kelahirannya, Nizhni Novgorod, berganti nama menjadi Gorky.

Gorky akhirnya memimpin kampanye propaganda untuk Kanal Laut Putih (yang kemudian berganti nama menjadi Belomor), yang dibangun oleh tahanan Gulag.

Aleksander Solzhenitsyn, dalam bukunya “The Gulag Archipelago” (Kepulauan Gulag), menggambarkan perilaku Gorky selama masa itu bukan sebagai khayalan, tetapi sebagai “kepentingan diri materiil”.

Namun hubungan baik antara penulis dan pemimpin Kremlin terpenggal. Perpecahan yang menentukan ini muncul akibat Kongres Penulis Internasional Pertama yang diadakan pada Juni 1935 di Paris.

Kongres tersebut diselenggarakan oleh Rusia dan Gorky, dengan alasan kesehatan, menolak untuk berpartisipasi pada detik-detik terakhir. Meski Gorky memang sedang benar-benar sakit akibat tuberkulosis, Stalin memandang hal tersebut sebagai pengkhianatan yang tak terampuni. Gorky kemudian dilarang berkomunikasi dengan penulis-penulis.

Kematian dan Karya


The Great Terror (periode represi politis di era pemerintahan Stalin) meracuni suasana di Rusia secara mematikan. Maxim Gorky, sang penulis gelandangan, gagal menjaga keseimbangan antara hati nuraninya sebagai penulis dan kesetiaannya terhadap rezim Stalin. Ia dimakamkan sebagai pahlawan, meski menjalani hari-hari terakhirnya dalam kebingungan dan ketakutan.

Pada 18 Juni 1936, radio Moskow mengumumkan kematian Maxim Gorky, penulis termasyur di Rusia, seniman kata yang brilian, sahabat para pekerja, dan pejuang untuk kemenangan komunisme.

Kremlin menyelenggarakan pemakaman kenegaraan bagi Gorky. Setengah juta orang mengerubungi kapel pemakaman yang didirikan di pusat kota Moskow. Setelah proses kremasi, guci yang berisi abu Gorky diawasi polisi dan sepasukan tentara serta ditempatkan pada tandu berhias, dipanggul di bahu Stalin dan timnya ke Lapangan Merah. Di sana, lebih dari seratus ribu orang menunggu. Di sebelah makam Lenin, para politisi memberi pidato penghormatan bagi Gorky.

Hanya beberapa jam setelah kematiannya, kedua belahan otak penulis ini diangkat melalui pembedahan. Otak Maxim Gorky dilestarikan di Institut Neurologi di Moskow, bersama dengan otak Mayakovsky, Lenin, serta banyak pemikir, penulis, dan politisi Rusia lain.

Kematian Gorky meninggalkan banyak karya-karya dalam bukunya diantaranya, My Childhood (1914), Ibunda (1906), The Old Woman Izergil (1896). Penghargaan untuk hidupnya pun di filmkan dengan tiga seri, yaitu The Childhood of Maxim Gorky , My Apprenticeship , dan My Universities, disutradarai oleh Mark Donskoy, difilmkan di Uni Soviet, diedarkan pada 1938-1940. Trilogi ini diadaptasi dari autobiografi Gorky.

Referensi

https://ceknricek.com/a/kelahiran-dan-hari-hari-terakhir-penulis-rusia-maxim-gorky/2835