Bagaimana biografi Evan Spiegel : Otak dibalik kesuksesan Snapchat ?

Nama : Evan Thomas Spiegel

Pekerjaan : CEO dan Co-Founder Snapchat.

Afiliasi Lainnya : Snapchat.Inc

Tempat dan Tanggal Lahir : 4 Juni 1990 di Los Angeles, California, Amerika Serikat.

Kewarganegaraan: Amerika Serikat

Pendidikan: Universitas Stanford (D.O)

Total Kekayaan : USD 2,1 miliar.

Peringkat berdasarkan Forbes : 854 orang terkaya dunia.

Pria yang bernama lengkap Evan Thomas Spiegel ini lahir pada 4 Juni 1990 di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Pria dengan kebangsaaan Amerika Serikat tersebut merupakan Co-Founder dari aplikasi smartphone yaitu Snapchat yang ia buat bersama rekannya yaitu Bobby Murphy dan Reggie Brown ketika masih berkuliah di Universitas Stanford.[2] [6] .

Riwayat Hidup


Evan Thomas Spiegel lahir pada 4 Juni 1990 di Los Angeles, California, Amerika Serikat dari pasangan pengacara yang sukses yaitu Melissa Ann Thomas dan John W. Spiegel. Ibunya, Melissa adalah wanita termuda yang pernah lulus dari Harvard Law School, Sedangkan Ayahnya, John adalah (dan sekarang masih) bekerja sebagai partner di firma hukum Munger. Spiegel dibesarkan di dunia yang penuh dengan kekayaan, kekuasaan, dan hak istimewa. Ia tinggal di rumah senilai 4,6 juta dollar di Huntington Palisades, yang merupakan lingkungan kelas atas di Pacific Palisades yang berada pinggiran barat Los Angeles. [2]

Evan Spiegel mengenyam pendidikan di Crossroads School for Arts and Sciences di Santa Monica, serta masuk ke Stanford University. Sembari sekolah Evan Spiegel juga mengambil beberapa kursus di bidang desain antara lain: the Otis College of Art and Design dan the Art Center College of Design in Pasadena.[6]

Riwayat Karir


Evan Spiegel mulai menekuni dunia bisnis memang sejak dini, karena pada saat Evan masih duduk di bangku SMA ia memutuskan untuk mulai bekerja di perusahaan minuman RedBull. Ia juga sempat turut serta dalam projek darii salah satu insinyur projek ini dinamakan Txt.Web projek itu dibuat untuk orang orang India yang ingin mendapatkan informasi yang tersedia secara online akan tetapi tidak harus membuka internet melainkan dapat di akses melalui sms.[2][8]

Di tahun 2011 Evan Spiegel mengemukakan gagasan SnapChat sebagai projek kelas, lalu kemudian dia bertemu dengan seorang Programmer bernama Bobby Murphy dan Reggie Brown yang bersama sama membangun perusahaan Snapchat, berselang beberapa saat Evan Spiegel di DO dari Universitas Stanford kemudian Evan mulai serius untuk menekuni untuk membuat aplikasi smartphone tersebut, sebelum sukses dengan Snapchat miliknya Evan beserta teman teman dari Kappa Sigma (Organisasi) membuat suatu situs yang dinamakan FutureFreshman.com yang dimana situs ditujukan untuk mahasiswa dan orangtua, agar mempermudah registrasi untuk masuk ke perguruan tinggi.[2]

Fakta-fakta


  • Sebelum berubah menjadi Snapchat ,nama awal dari aplikasi tersebut adalah picabo[2]

  • Evan Spiegel merupakan salah satu dari segelintir pengusaha muda yang sukses tanpa memiliki gelar karena belum lulus dari perguruan tinggi.[1]

  • Pada tahun 2012 Evan di Drop Out dari Universitas Stanford. [7]

  • “Ghostface Chillah”, sebutan untuk logo Snapchat.[8]

  • Pendapatan bersih Co-Founder SnapChat ini di kabarkan menembus angka $ 2.1 miliar. [1]

  • Pada tahun 2013 Evan Spiegel memenangkan penghargaan Crunchies Best Mobile Application [6]

  • Perselisihan antara Evan dan rekannya Reggie Brown yang sempat menggermparkan karena Reggie
    menggugat evan dengan menuntut 20% saham dari perusahaan SnapChat.inc [1]

  • Evan Spiegel dikabarkan berkencan dengan salah satu model Victoria Secret’s yaitu Miranda Kerr pada tahun 2015, dan mulai meresmikan hubungan mereka pada 20 July 2016. [3]

  • Pendiri perusahaan raksasa Facebook, Mark Zuckerbeg sempat menawarkan kepada Evan Spiegel beserta rekannya sesame Co-Founder dari SnapChat uang sebesar 3 miliar tunai untuk pembelian saham dari SnapChat akan tetapi Evan menolak dengan tegas tawaran dari pendiri perusahaan rakasasa Facebook tersebut. Selang setahun kemudian berkat kerja keras dan kegigihan Evan bersama rekannya, SnapChat di tawar oleh investor sebesar 10 miliar untuk kepemilikan saham dari Snapchat. [5]

Quotes


There is real value in sharing moments that don’t live forever.” - Evan Spiegel [3]

The biggest constraint of the next 100 years of computing is the idea of metaphors.”- Evan Spiegel [4]

Don’t feel bad if you sell out. Just don’t stop there. Find something you aren’t willing to sell.”- Evan Spiegel [4]

There are very few people in the world who get to build a business… I think trading that for some short-term gain isn’t very interesting.”- Evan Spiegel [5]

It’s no surprise companies that quickly grow in value attract those who may want to also profit from the hard work of others.” - Evan Spiegel [5]

It’s not about working harder; it’s about working the system.” - Evan Spiegel [5]

Be thoughtful and mindful about the things you say to other people.” - Evan Spiegel [5]

When we first started working on Snapchat in 2011, it was just a toy. In many ways it still is—but to quote Eames, ‘Toys are not really as innocent as they look. Toys and games are preludes to serious ideas.” - Evan Spiegel [5]

Referensi

http://www.mirror.co.uk/tech/who-evan-spiegel-everything-you-8462595 [1]
Snapchat's Evan Spiegel: Saying no to $3B, and feeling lucky - CNET [2]
https://successstory.com/people/evan-spiegel [3]
http://www.businessinsider.co.id/best-quotes-by-evan-spiegel-snapchat-ceo-2015-7/?r=US&IR=T [4]
5 Helpful Tips from Snapchat Co-Founder Evan Spiegel | LogoMaker [5]
Evan Spiegel Biography - Facts, Childhood, Family Life & Achievements [6]
Who is Evan Spiegel? 7 things you need to know about the Snapchat founder dating Miranda Kerr [7]
http://www.forbes.com/sites/jjcolao/2012/11/27/snapchat-the-biggest-no-revenue-mobile-app-since-instagra [8]


1 Like

Evan Thomas Spiegel, merupakan milyader termuda saat ini, ia merupakan salah satu pengusaha sukses yang berasal dari keluarga elite, meskipun ia berasal dari keluarga elite, Evan Spiegel berusaha untuk mandiri dan memulai usaha dari Nol, Pada saat menginjak bangku SMA, ia sudah belajar mandiri dengan bekerja sampingan sebagai sales di perusahaan Redbull. Usahanya ini berlanjut ketika ia diterima di Stanford University.

Perjalaannya di Stanford ini lah yang menjadi cikal bakalnya menemukan aplikasi Snapchat. Berawal dari tugas kuliah tentang ide aplikasi, ia Bersama dua temannya, Bobby Murphy dan Reggie Brown, berhasil menemukan ide awal aplikasi snapchat yang dulunya bernama Picaboo. Diawal peluncuran ide aplikasi, Picaboo sempat mengalami penolakan. Namun Evan tetap tekun dan kembali meluncurkan aplikasi dengan tipe sama tapi lebih sempurna dengan nama snapchat.

Di awal peluncuran, snapchat mendapat pendanaan $485.000 dari Lighspeed ventures. Snapchat berkembang pesat. Pada tahun 2012, Evan meninggalkan Standford dan mengajak temannya, untuk fokus membesarkan dan mengembangkan Snapchat, dan 2 tahun berselang, snapchat mendapat pendanaan lanjutan dengan nominal yang lebih besar sekitar $60juta dari Venture Partners.

Hal yang menginspirasi saya dari seorang Evan Spiegel adalah ketekunanya dan passion yang kuat, dalam menekuni sebuah usaha , ia berani bertaruh dengan keluar dari dunia perkuliahan dan berfokus untuk mengembangkan Snapchat, dan hasil usaha dan ketekunanya menjadikanya seseorang yang sukses.,
Dan dari cerita hidupnya dapat menjadi teladan saya dalam kehidupan bahwa sesorang harus tekun dan memiliki passion yang kuat

Quote :

It’s not about working harder; it’s about working the system.

Yang menjelaskan kalau bekerja itu tidak harus dengan cara keras, namun bekerja itu cukup menggunakan tatanan dan system yang baik

““Be thoughtful and mindful about the things you say to other people.

yang menjelaskan kalau kita harus bijaksana dalam mengambil keputusan, dan harus sadar dan bisa menjelaskan semuanya kepada orang lain.

Source :
• World Economic Forum : What did the modern world's most influential people study at college? | World Economic Forum
• Knote : Knote
• SuccessStory : https://successstory.com/people/evan-spiegel
• Logomarker : 5 Helpful Tips from Snapchat Co-Founder Evan Spiegel | LogoMaker
• Knowstartup : http://knowstartup.com/2017/02/10-success-lessons-from-evan-spiegel-for-entrepreneurs

Evan Spiegel adalah salah satu dari 1000 orang terkaya di dunia dan ia menempati posisi 854 menurut Forbes dengan total kekayaan lebih dari USD 2 M di usianya yang baru 27 tahun. Ia adalah salah satu pendiri SnapChat dan menjabat sebagai CEO dari SnapChat.

Ia termasuk sangat beruntung karena dilahirkan di keluarga yang sudah sangat mapan. Masa kecilnya sangat membahagiakan karena dikelilingi dengan harta, kekayaan, kekuasaan, dan liburan. Tetapi masa kecilnya berubah saat kedua orang tuanya bercerai dan ia ikut bersama ayahnya. Seusai lulus dari Crossroads, sekolah tinggi swasta di Santa Monica, California. Ia melanjutkan pendidikannya ke Stanford University untuk mengambil gelar Bachelor of Arts and Science di sana.

Evan Spiegel mempunyai sifat buruk yaitu boros dan suka berpesta. Namun, akhirnya ia sadar jika ayahnya telah bekerja keras agar mendapat uang sebanyak itu. Ia mulai mengurangi pengeluarannya dan mulai bekerja di sebuah perusahaan koran untuk menawarkan iklan-iklan pada pebisnis lokal. Kemudian ia juga pernah bekerja sebagai Marketing Internship di Red Bull.

Evan memulai perjalan kariernya pada bulan Juli 2011. Pada tahun tersebut ia memutuskan untuk fokus mengerjakan proyek SnapChat. Aplikasi mobile tersebut merupakan proyek kelasnya. ide SnapChat lahir ketika Evan mengambil mata kuliah desain produk di Stanford. Hingga akhirnya Evan memutuskan untuk keluar dari Stanford. Hanya untuk fokus meengerjakan proyeknya.

Saat evan merintis aplikasi mobile SnapChat. Ia di temani oleh dua orang sahabatnya, yaitu Reggie Brown dan Robert Murphy. Lahirnya aplikasi ini diawali oleh Evan dan Brown. Karena aplikasi ini merupakan proyek salah satu kelas di Stanford University. Evan sebagai desain produk utama. Sedangkan Brown sebagai Programmingnya. Namun Reggie Brown dikeluarkan oleh tim SnapChat. Brown meminta 20% saham dari perusahaan, karena Brown mengaku bahwa dirinya merupakan bagian penting dalam penciptaan aplikasi mobile ini. Hingga akhirnya Evan Spiegel menjabat sebagai pendiri dan CEO aplikasi mobile SnapChat. Kantornya berada di Venice, California.

SnapChat berkembang dengan cepat, hal ini juga dirasakan oleh pihak Facebook, Perusahaan teknologi raksasa ini begitu tertarik dan ingin mengakuisisi aplikasi SnapChat. Namun Evan Spiegel menolak tawaran tersebut. Padahal aplikasi mobile milik Evan Spiegel ditawar sebesar $3 miliar secara tunai oleh Perusahaan Facebook. Namun ia tetap kokoh dan mempertahankan aplikasi mobile miliknya dan ingin mengembangkannya dengan caranya sendiri.

Saat ini pengguna aktif aplikasi mobbile SnapChat mendekati 100 juta pengguna. Pengguna aktif akun tersebut dapat mengirim dan melihat video sebanyak lebih dari 2 miliar. Sebanyak 60% pengguna aplikasi ini berumur 13-34 tahun di negara Amerika Serikat. Sebanyak 65% pengguna aktif menggunakan aplikasi ini untuk berbagi foto dan video. Aplikasi mobile SnapChat masuk dalam aplikasi teratas di iTunes AppStore.

Hal yang menginspirasi saya yaitu meskipun ia lahir di keluarga yang sudah sangat mapan dan memiliki sifat yang konsumtif tetapi ia tetap bekerja keras untuk berkarya dan tidak malas-malasan sehingga sifat buruknya yang konsumtif bisa tertutupi dengan kerja kerasnya.

Quote:

We do have a sense of entitlement, a sense of ownership, because after all, this is the world we were born into, and we are responsible for it.
Kita memiliki hak dan rasa memiliki karena bagaimanapun juga, inilah dunia tempat kita dilahirkan, dan kita bertanggung jawab untuk itu.

Everyone is born very, very, very creative, but at some point it can be scary to try to do something new, that feels different.
Setiap orang terlahir sangat, sangat, sangat kreatif, namun pada suatu saat bisa jadi menyeramkan untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru, yang terasa berbeda.

Sumber :

finansialku : CEO Snapchat, Evan Spiegel Memberikan Kata-kata Motivasi Agar Jadi Anak Muda Terkaya di Dunia
sepositif : http://www.sepositif.com/2016/12/kisah-inspiratif-pendiri-aplikasi-snapchat-evan-spiegel.html
wikipedia : Evan Spiegel - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

LATAR BELAKANG KELUARGA


Evan Spiegel merupakan putra dari pasangan pengacara yang sukses, yaitu Melissa Ann Thomas dan John W. Spiegel. Melissa Ann Thomas merupakan lulusan termuda Harvard Law School dan John W. Spiegel merupakan partner di kantor pengacara Munger. Evan mempunyai dua saudara perempuan yang bernama Caroline Spiegel dan Lauren Spiegel.

Pada 28 Mei 2017 lalu, Evan Spiegel resmi menikah dengan Miranda Kerr (34). Miranda adalah model asal Australia, ia juga merupakan bagian dari Victoria’s Secret Angels model. Pasangan ini menikah di rumahnya yang terletak di kawasan Brentwood, California.

AWAL KEHIDUPAN


Evan dibesarkan di Pacific Palisades, California. Ia belajar di Crossroads School for Arts and Sciences di Santa Monica dan mempelajari tentang desain web, lalu melanjutkan menuntut ilmu di Universitas Stanford untuk mempelajari desain produk.

Evan mengambil kursus desain di Otis College of Art and Design saat masih SMA, kemudian pindah ke Art Center College of Design di Pasadena pada musim panas menjelang kuliah di Stanford. Walaupun Evan adalah anak dari seorang pengacara sukses, tetapi Evan pernah magang tanpa gaji sebagai pedagang di Red Bull. Semasa kuliah, ia bekerja sebagai karyawan magang di perusahaan biomedis, instruktur karier di Cape Town, Afrika Selatan, dan anggota tim proyek TxtWeb di Intuit.

KARIR


Evan bergabung dengan perusahaan teknologi saat ia masih duduk dalam bangku kuliah. Yang membuatnya bergabung ke dalam perusahaan teknologi ialah Google Executive Chairman, Eric Schmidt dan Intuit Co-founder and Chariman of The Executive Committe, Scott Cook. Evan kemudian bertemu dengan Bobby Murphy. Evan diangkat oleh Murphy untuk mendesain sebuah layanan media sosial yang saat itu terinspirasi dari Google Circles. Namun, usahanya tersebut mengalami kegagalan. Ia kemudian memiliki proyek lain bersama Bobby Murphy yang dinamakan Future Freshman. Proyek tersebut merupakan produk perangkat lunak yang digunakan untuk membantu manajemen penerimaan di perguruan tinggi untuk konselor, orangtua, dan siswa SMA.

Sayangnya proyek itu tak berlangsung lama sebelum akhirnya Evan menemukan proyek baru lainnya bersama seorang temannya yang lain yaitu, Reggie Brown, Evan mulai mengerjakan proyek yang dapat menghapus gambar secara permanen dari web. Proyek ini menjadi cikal bakal lahirnya Snapchat. Namun, saat itu dinamai Picaboo.

Karena kesulitan mendapatkan investor, Picaboo akhirnya mengalami kegoyahan hingga akhirnya Reggie Brown memutuskan untuk hengkang. Saat itu Reggie membawa nilai saham sebesar 30%. Setelah Reggie pergi, barulah Evan dan Bobby Murphy melanjutkan proyek Picaboo dan menggantinya dengan nama Snapchat.

Pada tahun 2012, Evan meninggalkan Standford dan fokus pada Snapchat. Jadi, Evan memilih untuk dropout dari Standford University, yang merupakan univesitas ternama di dunia. Ide Snapchat lahir ketika Evan mengambil mata kuliah desain produk di Stanford. Jika dilihat, Evan Spiegel mirip dengan Mark Zuckerberg, karena sama-sama keluar dari universitas ternama untuk mengerjakan proyek jejaring sosial.

PERKEMBANGAN SNAPCHAT


Snapchat merupakan salah satu media sosial yang banyak digunakan, sebelum Instagram meniru “fitur stories”. Pengguna Snapchat di Android saat ini terpantau telah menyentuh angka 500 juta unduhan. Sementara pada Mei 2017, aplikasi tersebut telah memiliki pengguna harian sebanyak 116 juta.

snapchatceo

Namun, seiring dengan kepopuleran “fitur stories” yang dimiliki Instagram, saham dan pengguna Snapchat pun telah mengalami penurunan. Hal ini membuat geram karena aksi menyontek yang dilakukan oleh Facebook di Instagram. Meski demikian, Evan yang saat ini menjabat sebagai co-founder sekaligus CEO Snapchat mampu menjadi salah satu pemuda terkaya di dunia. Berdasarkan catatan terakhir Forbes pada 2017 ini, Evan masuk dalam daftar tokoh ‘Game Changer’ versi Forbes.

KIAT SUKSES


  1. Membuktikan kepada siapapun yang mempertanyakan kemampuan kita. Awalnya, Snapchat diragukan kemunculannya tetapi Evan berhasil membuktikan dengan Snapchat di unduh oleh jutaan orang perharinya.

  2. Percaya diri. Percayalah bahwa kamu mampu mencapai semua target yang dibebankan kepadamu, serta semua target yang kamu susun sendiri. Kamu bisa menuntaskan semua tantangan yang berada di jalanmu nantinya, dan kalaupun tidak, setidaknya kamu berusaha.

  3. Ketahui apa yang kamu sukai. Seperti Evan, ia memilih meninggalkan kuliahnya untuk menjalankan start-upnya.

  4. Jangan takut untuk menjadi berbeda. Bagi Evan, “terlihat berbeda” adalah kisahnya. Tetapi, bukan berarti Evan menyarankan semua anak muda untuk drop out kuliah dan mengikuti jejaknya.

  5. Tidak ada jaminan atas keberhasilan. Sebagai CEO Snapchat, Evan pernah melakukan hal gila. Ia menolak tawaran USD 3 milar dari Facebook untuk menjual Snapchat di awal rintisannya. Saat itu, Snapchat barulah bisnis awal yang belum menghasilkan apa-apa. Tawaran dari Facebook tersebut tentu menjadi sebuah angin segar yang akan dengan cepat diiyakan oleh orang biasa. Namun, Evan justru menolak tawaran emas Mark. Memang tidak ada jaminan bahwa keputusan Spiegel adalah keputusan yang tepat secara finansial. Namun kecintaannya terhadap sesuatu yang ia dirikan dari awal memberikannya keyakinan untuk tetap bertahan.

QUOTES


“ Remember that it is not possible at this time or any time to know the end results of our efforts.” - Evan Spiegel

Bagi saya pribadi, kata-kata tersebut memotivasi kita untuk selalu berjuang dan berusaha mendapatkan yang kita mau. Karena suatu usaha tidak akan mengkhianati suatu hasil dan kita tidak pernah tau kapan hasil dari usaha kita akan terwujud.

SUMBER


Perjuangan Evan Thomas Spiegel Mencapai Kesuksesan

Merupakan pendiri dan CEO aplikasi SnapChat yang lahir pada tahun 1990. Evan merupakan seorang yang lahir dan tumbuh dalam keluarga yang berada. Hal ini menyebabkan gaya hidupnya sangat penuh dengan kenyamanan dan kemewahan. Evan mengenyam pendidikan di Crossroads School for Arts and Sciences di Santa Monica, dan melanjutkan di Stanford University. Dengan berbekal pengetahuan yang ia dapatkan dari mata kuliah desain produk di Stanford, Evan Spiegel memutuskan untuk keluar dan berfokus pada Snapchat.

Karena berasal dari keluarga yang berada, Evan Spiegel menjadi sosok yang boros. Dia sangat suka berpesta dan mobil mewah. Namun akhirnya dia merasa bahwa gaya hidupnya sangat boros dan akhirnya memutuskan untuk lebih berhemat.

Saat berkuliah di Stanford, Evan Spiegel bertemu dengan Bobby Murphy dan Reggie Brown yang akhirnya bersama-sama membuat aplikasi media sosial bernama Picaboo yang merupakan cikal bakal Snapchat. Pada akhirnya Evan dikeluarkan dari Universitas karena ia lebih memilih untuk berfokus dengan aplikasi yang ia garap pada saat itu.

Quotes
“It’s important to be thoughtful and mindful about the things you say to other people”

Sikap untuk sukses

  1. Passion
    Evan Spiegel berambisi untuk menciptakan Snapchat bahkan ia lebih mementingkan passionnya dari pada perkuliahannya

  2. Semangat untuk menjadi seorang penemu
    Evan berusaha untuk menciptakan hal yang baru. Walaupun temuannya merupakan media sosial, namun ia tidak mentah-mentah mengikuti media sosial yang ada, namun juga memberikan inovasi baru.

  3. Berani bersaing
    Terus memberikan inovasi baru pada aplikasinya walaupun banyak pesaing lain yang mengikuti aplikasinya.

sumber:

Evan Thomas Spiegel adalah seorang entrepreneur amerika di bidang internet. Evan Spiegel adalah salah satu dan juga CEO dari aplikasi mobile bernama Snapchat.

Evan lahir di Los Angeles, California, 4 Juni 1990. Evan berasal dari keluarga yang kaya raya. Ayah ibunya merupakan pengacara yang sukses. Ia belajar di Crossroads School for Arts and Science di Santa Monica, kemudian menuntut ilmu di Universitas Stanford. Semasa kuliah, ia bekerja sebagai karyawan magang di perusahaan biomedis, instruktur karier di Cape Town, Afrika Selatan, dan Anggota tim proyek TxtWeb di Intuit.

Murphy & Evan

Riwayat Karir


Evan memulai membuat Snapchat disaat masih duduk di bangku kuliah Stanford University bersama dengan rekan kuliahnya Murphy yang 2 tahun diatas evan dan Reggie Brown pada tahun 2011. Nama Snapchat sendiri merupakan nama ke-dua dari aplikasi ini dan nama yang pertama yang disematkan pada aplikasi ini adalah Picaboo dan pada saat itu juga (2011) langsung berganti nama jadi Snapchat. Namun pada tahun 2012, Evan memutuskan untuk meninggalkan kampus dan mengikuti keyakinannya untuk membesarkan aplikasi mobile Snapchat.

Kesibukan sang ayah adalah inspirasi utama Evan untuk mengambil jalannya sendiri. Ayah Evan memiliki kesibukan
yang luar biasa, lantaran kesibukannya itu ayah Evan sering membatalkan liburan bersama keluarganya karena mendapat telepon dari tempat kerjanya. Hal inilah yang lalu memotivasi Evan untuk menjadi seperti orang yang menelepon ayahnya.

Setelah 2 tahun berlalu tepatnya di akhir tahun 2013, Evan yang kini umurnya 24 tahun, menolak tawaran dari facebook senilai US$ 3 Miliar untuk pembelian Snapchat. Pada April 2014, majalah Time menempatkan nama Evan pada jajaran "100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia’. Tak hanya itu, Forbes pada tahun 2015 menempatkan Evan dalam jajaran orang terkaya di dunia pada usia yang baru bernajak 24 tahun dan pada tahun yang sama Forbes juga melansir bahwa harga Snapchat mencapai US$ 19 Miliar atau setara Rp 18 Triliun. Awesome!

Saat ini (10 Agustus, 2015) pengguna aktif Snapchat mencapai 100 juta orang dan mengirimkan 400 juta Snaps setiap hari. Angka itu setara dengan unggahan gabungan dari Facebook dan Instagram setiap hari.

Quotes


“I Think Everyone Is Born Creative But It Can Be Suppressed By Fear” Evan Spiegel CEO Snapchat.

Evan Spiegel bukanlah anak muda biasa. Terlahir dari keluarga yang cukup berada, ia merupakan putra dari seorang ibu bernama Melissa, lulusan Harvard, yang pernah memiliki pekerjaan sebagai pengacara pajak. Dan ayahnya bernama John W. Spiegel belajar di fakultas ekonomi di Stanford dan juga lulusan hukum dari Yale. Kehidupan Evan dapat dipandang lebih dari kecukupan di masa kecilnya. Namun kenyamanan itu berubah drastis ketika April 2007. Kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Peceraian ini nampaknya mengguncang jiwa Evan dimana ia harus memilih hidup antara ayah atau ibu. Ia memilih hidup bersama keduanya, lebih banyak ke ayahnya. Dia mendapatkan satu kamar istimewa dari rumah baru milik ayahnya. Disisi lain, dia masih bisa mendapatkan kasih sayang dari ibunya juga.

Meski hidup berkecukupan, tak berarti Evan tak bisa bekerja. Satu pekerjaan pertama kali tercatat datang dari seorang teman. Tanpa berpikir panjang, ia bekerja menjadi Marketing Internship di perusahaan Red Bull. Memang Evan terobsesi dengan minuman energi. Muda dan punya banyak uang, kemampuannya dalam karir memang menonjol, semenonjol kebiasaan berpestanya. Dalam penjelasannya ibunya, pada Oktober 2007, ada 300 orang remaja tercatat ikut dalam sebuah pesta. Sebuah pengalaman berkesan baginya ketika berumur 15 tahun. Dia pernah bekerja di sebuah koran sekolah yang bernama Crossfire, bagian dari Crossroad Newspaper. Ia akan berkeliling ke bisnis-bisnis lokal dan mulai menawarkan iklan. Kala itu masuk ke kelas jurnalis ini, jika berbicara tentang menjual iklan, maka Evan lah paling tinggi di bagian menjual iklan. Evan disebut sebagai paling punya tujuan mencapai angka penjualan.

Memilih masuk Stanford merupakan pilihan terbaik. Disana, tahun 2007, merupakan tempat terbaik untuk mencari miliarder selanjutnya. Khususnya untuk jurusan pemrograman tentunya. Jika pada umumnya orang akan menilai seorang program desainer adalah orang jenius dalam dunia teknologi. Menguasai kemampuan untuk membuat software. Nyatanya, kode memang sangat esential, tapi yang terpenting dalam kuliahnya adalah soal bertanggung jawab atas pengalaman pengguna. Sebagai mahasiswa kehidupan sosial Evan berkembang pesat. Berkat kerabat dia bertemu dengan sosok bernama Peter Wendell, pendiri Sierra Ventures, yang membantunya lulus lebih awal. Bukan lulus dari apa yang dipelajarinya di kampus tapi tentang entrepreneurship alias kewirausahaan. Ini termasuk mulai dekatnya dia dengan dunia venture capitalist. Evan bisa duduk bersama orang- orang besar, seperti Eric Schmidt CEO Google, dan Chad Hurley salah satu penemu YouTube.

Cook sendiri tertarik dengan sosok Evan Spiegel. Kapan Snapchat ditemukan, dalam artikel, disimpulkan idenya hadir ketika ia mengikuti sebuah perkumpulan. Sebuah organisasi bernama persaudaraan bernama Kappa Sigma. Dia menduduki peran penting dalam persaudaraan tersebut. Suatu ketika, di musim gugur di tahun 2010, ketika mereka mengadakan pesta besar yang kacau. Dia tengah bersama seorang kawan lama bernama Frank Reginald Brown II, yang juga anggota Kappa. Jiwa seorang venture- capitalist ada dalam dirinya. Persaudaraan mengalami masalah karena pesta; tidak ada pesta. Itulah kesimpulan akhir dari administrator kampus. Evan dan Brown cuma sibuk tinggal di asramanya saja. Pada musim Semi 2010, tak ada pesta, ia dan Brown cuma sibuk di Kimbal Hall. Disana pula ide tentang Snapchat muncul. Moto dari Kappa Sigma adalah “brothers in heart throughout life”. Mengutamakan persaudaraan dalam hidup itulah ide dibalik si Snapchat.

Sayangnya, seperti film The Social Network selalu ada masalah menyangkut persaudaraan. Jika di film itu yang pecah perkawanan karena organisasi adalah Mark Zuckerberg dan Eduardo Severin; kamu pasti sadar siapa di Snapchat. Ide awalnya adalah Brown membawa ide itu untuk Evan. Kemudian ia mempekerjakan seseorang bernama Bobby Murphy, penemu FutureFeshmen.com. Dia akan membantu dibagian mengkode. Ketiganya menjadi satu tim membangun sebuah aplikasi. Musim panas 2011, mereka bersama tinggal di perumahan bernama Toyopa Drive di Pacific Palisades. Awalnya, Snapchat itu bernama Picaboo, diluncurkan pada bulan April 2011. Karena Brown bukanlah kuliah di komputer. Cuma lulusan Sastra Inggris menjadikannya terbatas dalam hal pengembangan produk. Mudahnya ia cuma mengerjakan hal teknis seperti marketing dan hal patent. Brown mulai berbicara tentang foto. Mereka berdua berbicara tentang foto yang menghilang. Sebetulnya saat itu, Evan bersama Murphy sudahlah mengerjakan aneka startup. Tapi semua startup -nya gagal. Di bisnis startup -nya, Evan bekerja sebagai desainer, sementara Murphy adalah lulusan ilmu komputer asal kampus Bay Area. Ide bisnis startup sudahlah ada sejak SMA hingga kuliah.

Satu bulan mengerjakan Picaboo, Brown diusir, dikeluarkan dari perusahaan yang ia ikut bangun. Dalam surat tuntutannya ke pengadilan. Dia menuntut saham atas Spiegel, Murphy, dan juga investor Snapchat. Brown sendiri mengaku dirinya lah yang mendesain logo. Ia lah yang memberi nama mascot itu dengan nama ‘Ghostface Chillah’ seperti yang dilaporkan oleh CNet. Yang mana pada logo sekarang Snapchat tak lagi punya logo hantu tersenyum (telah berubah, mungkin efek tuntutan). Mereka bertiga bekerja sama di rumah Spiegel. Dimana Evan membuat desain layanannya. Murphy lalu mengerjakan kodenya, sementara itu Brown… bekerja sebagai ‘pembantu’. Dalam kasusnya ia mengaku berkontribusi akan logonya. Ketiganya lantas bersulang untuk peluncuran. Aplikasi tersebut mulai naik ke atas. “Benda itu telah meroket,” sebuah pesan dari Spiegel untuk Brown.

Memastikan dirinya tak akan dikeluarkan, Brown menarus nama Evan Spiegel dibelakang sekali. Jadi urutannya adalah Brown, Murphy, dan Spiegel dalam proseses pembuatan. Surat patent yang sudah dilengkapi tersebut jadi perang antar ketiganya. Brown menolak untuk membagi pengisian surat pengajuan patent. Ketika itu pula, ia kembali ke rumahnya di South Carolina. Dalam suasana yang panas, Brown berbicara dengan keduanya, mereka bertiga saling beragumentasi atas segalanya. Sebuah pembicaraan telephon tiga arah itu terjadi pada 16 Agustus 2011. Brown meminta saham atas apa yang mereka kerjakan. Dalam testimoni milik Murphy: disebutkan bahwasanya Brown lah yang menuntun talenta Spiegel. Menyebut bahwa dirinya berperan sebagai penggagas atas apa yang mereka kerjakan. Ini cukup membuat Evan kecewa. Ia menyerah meninggalkan Murphy dan Brown berdebat. Akhirnya Brown meminta 30 persen saham atas aplikasi mereka. Muphy menolaknya. Sepertinya percakapan itu cuma berakhir percakapan. Selepas itu, Evan dan Murphy memutuskan untuk mengubah password server dan akun. Semua hubungan komunikasi dengan Brown diputus total. Tak mau menyerah, Brown mengirimkan email ancaman pengadilan. Dia menyebut meminta 20 persen dan akan lah masuk ke pengedalian jika kurang.

Tanpa perjanjian tertulis Brown mencoba mengambil hak atas perusahaan. David Aronoff, sebagai pihak yang menangani kasus hak cipta, menyanggah permintaan Brown atas ide yang diungkapkan Brown. Ide awal bagi hukum cuma ‘potongan’ kecil tak berarti untuk pembagian saham. Ketika kamu mengungkap sebuah ide; itu adalah sesuatu yang bebas. Siapa saja bisa menggunakannya dan merubahnya. Karena ide Brown tanpa kontrak maka tak memiliki kekuatan hukum. Setelah Brown dipaksa keluar, Spiegel dan Murphy merubah nama perusahaanya dari Picaboo menjadi yang kita tau sekarang, Snapchat. Snapchat resmi didownload pada Februari 2012. Waktunya sangat bertepatan dengan munculnya iPhone dengan kamera depan. Sebuah awal bagi pengalaman berbeda untuk berfoto selfi dan kebebasan komunikasi. Pada bulan Februari 2012 -an, Spiegel dan Murphy telah memiliki pengguna 40.000 dan mamanfaatkan dana pribadi kartu kredit untuk membayar untuk server, menurut akun di The New Yorker.

sumber : code-labs

image

Evan Thomas Spiegel adalah seorang entrepreneur di Amerika pada bidang internet. Salah satunya Co-founder and CEO of Snapchat and Snap Inc. Snapchat. Evan adalah pemuda 24 tahun yang menerima investasi dari ecommerce terbesar asal Tiongkok, Alibaba, sebesar US$ 200 juta. Evan lahir di Los Angeles, California pada 4 Juni 1990. Orang tua Evan adalah pengacara yang sukses. Evan Spiegel dibesarkan di Pacific Palisades, California.

Ia (Evan Spiegel) lulusan dari Crossroads School for Arts and Sciences di Santa Monica, serta masuk ke Stanford University. Di samping sekolah juga mengambil beberapa kursus di bidang desain antara lain: the Otis College of Art and Design dan the Art Center College of Design in Pasadena.
Walaupun Evan Spiegel anak pengacara sukses, Evan adalah pribadi yang tidak manja. Evan pernah magang tanpa bayaran sebagai sales Red Bull. Ketika menjadi murid, Evan bekerja sebagai tenaga magang yang dibayar di beberapa perusahaan seperti: perusahaan biomedical, instruktur karir di Cape Town, South Africa, dan Intuit dalam proyek TxtWeb,

Pada tahun 2012, Evan meninggalkan Standford dan fokus pada Snapchat. Jadi boleh dibilang dropout dari Standford, saat Evan berusia 23 tahun. Ide tersebut lahir ketika Evan mengambil mata kuliah desain produk di Stanford. Evan mengajak beberapa temannya Robert Murphy dan Reggie Brows untuk mendirikan dan memebsarkan Snapchat.

Snapchat

Snapchat adalah aplikasi video messanging yang memungkinkan pengguna untuk bisa mengambil foto, merekam video, menambahkan tulis dan gambar lalu dikirimkan kepada teman-teman kita.
Aplikasi Snapchat dirilis pada Mei 2014, pengguna Snapchat telah mengirimkan lebih dari 700 juta foto dan video per hari. Perusahaan Snapchat mendapatkan valuasi sebesar US$ 10 – 20 milliar.

Kisah sukses Evan Spiegel, pertama berawal dari tugas kuliah. Awal mula proyek Evan bernama Picaboo. Di sela waktunya teman Evan yang bernama Murphy masuk ke dalam proyek sebagai programmer. Ide ini banyak mendapat penolakan, ketika Evan mempresentasikan di depan kelas. Lalu yang kedua berawal dari acara presentasi di kelas. Evan tetap meluncurkan aplikasi yang di dirikan nya pada bulan Juli 2011 dengan nama Picaboo. Evan meluncurkan kembali produk yang sama dengan nama yang berbeda, dan akhirnya aplikasi tersebut menjadi Snapchat.

Snapchat mendapatkan dana sebesar US$ 485.000 pada saat pendanaan awal dari Lightspeed Ventures. Setelah 2 tahun berlalu tepatnya di akhir tahun 2013, Evan menolak tawaran dari facebook senilai US$ 3 Miliar untuk pembelian Snapchat, Snapchat mendapatkan dana US$60 juta sebagai pembiayaan lanjutan oleh Institutional Venture Partners.

Pada bulan Juni 2013, Snapchat meluncurkan Snapkidz untuk pengguna di bawah umur 13 tahun. Snapkidz adalah bagian dari aplikasi Snapchat dan diaktivasikan ketika pengguna memasukkan tanggal lahir. Snapkidz memiliki fitur yang sama dengan snapchat, kecuali user tidak dapat membagikannya.

Kisah sukses Evan banyak menghadapi tantangan, terlebih tantangan dari segi hukum. Ada tuntutan karena kepemilikan, tuntutan gambar yang dicuri, hacking, sexting (mengirimkan gambar-gambar porno) dan lain sebagainya.

Berikut ini Strategi Evan Spiegel dalam mendirikan aplikasi Snapchat :

1. Passion yang Kuat
Kisah sukses Evan Spiegel tidak akan menjadi kenyataan, jika Evan tidak memiliki passion yang kuat. Ketika memilih menjadi entrepreneur maka harus memiliki passion yang benar-benar mendukung.

2. Tim yang Solid
Kesuksesan snapchat, tidak hanya berasal dari Evan tetapi juga dari tim yang mendukungnya. Evan mau memilih anggota tim yang memiliki kemampuan lebih dibanding dirinya.

3. Spirit sebagai Pionir
Sebelumnya, Evan menciptakan sebuah produk baru, yang belum pernah ada. Sebagai pionir selalu saja ada masalah baru yang muncul. Banyak masalah datang karena belum ada role model. Semangat Evan Spiegel dan tim dibayar dengan kesuksesan dari mendirikan aplikasi Snapchat.

4. Tidak Mengejar Uang
Evan Spiegel ketika memulai bisnisnya bukan karena uang. tidak hanya uang. Tetapi bermula dari sebuah visi yang besar. Begitupula dengan Evan yang memiliki sebuah visi besar. (finansialku, 2015)

Daftar Pustaka
finansialku, r. (2015, juni 12). finansialku.com. Retrieved september 14, 2017, from www.finansialku.com: https://www.google.co.id
www.dictio.id/t/evan-spiegel-pendiri-dan-ceo-snapchat/227

Evan Thomas Spiegel : CEO Snapchat

Mendengar kata Snapchat tentu bukan hal yang asing bagi kalian . apa kalian tahu siapa pendiri Snapchat ? “iya” jawabanya Evan Thomas Spiegel dia lahir 4 Juni 1990 , Evan Thomas Spiegel adalah pengusaha Amerika Serikat yang menjadi pendiri dan CEO aplikasi perangkat bergerak Snapchat. Evan lahir di Los Angeles, California, dari pasangan pengacara Melissa Ann Thomas dan John W. Spiegel.Spiegel dibesarkan di Pacific Palisades, California, dan menganut aliran gereja Episkopal. Ia belajar di Crossroads School for Arts and Sciences di Santa Monica, kemudian menuntut ilmu di Universitas Stanford.

Spiegel mengambil kursus desain di Otis College of Art and Design saat masih SMA, kemudian pindah ke Art Center College of Design di Pasadena pada musim panas menjelang kuliah di Stanford. Ia pernah magang tanpa gaji sebagai pedagang di Red Bull. Semasa kuliah, ia bekerja sebagai karyawan magang di perusahaan biomedis, instruktur karier di Cape Town, Afrika Selatan, dan anggota tim proyek TxtWeb di Intuit.

Mirip dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, Evan memiliki kehidupan istimewa dan merupakan kutu buku serupa dengan tempat perlindungan teknologi dan mendapatkan komputer pertamanya di kelas 6. Selain itu, ia juga melakukan eksperimen dengan Photoshop selama masa sekolahnya dan terbiasa menghabiskan akhir pekan bebasnya di lab seni sekolah menengah setempat. Ia juga bekerja untuk promosi Red Bull di bar dan klub, saat ia berada di SMA-nya.

Terbentuknya Snapchat
Pada tahun 2012, ia memutuskan keluar dari Stanford untuk fokus mengerjakan Snapchat sebelum masa kuliahnya selesai. Ketiak mempelajari desain produk di Stanford, ia menjadikan Snapchat sebagai proyek kelasnya. Spiegel ikut merintis aplikasi perangkat bergerak Snapchat bersama Reggie Brown dan Robert Murphy. Saat ini ia menjabat sebagai CEOSnapchat.

Spiegel dan Robert Murphy, sesama anggota persaudaraaan Kappa Sigma, sebelumnya pernah mengembangkan FutureFreshman.com, sebuah panduan proses pendaftaran perguruan tinggi dalam jaringan. Spiegel dan Murphy dituntut oleh anggota persaudaraan Reggie Brown yang mengaku juga ikut menyumbangkan ide tersebut.

Menurut Forbes, kekayaan bersih Spiegel saat ini adalah $ 4 miliar. Tidak buruk, mengingat dia tidak pernah benar-benar lulus dari Stanford. Snapchat awalnya dipresentasikan sebagai proyek kelas di Stanford sebelum Spiegel maju ke depan - bersama dengan rekan pendiri Robert Murphy dan Reggie Brown - untuk membangunnya menjadi sebuah perusahaan.

Snapchat, sebuah aplikasi mobile yang hampir digunakan oleh seluruh pengguna smartphone. Aplikasi yang diluncurkan pada tahun 2011 ini berhasil memikat hati orang-orang dan telah digunakan lebih dari 100 juta pengguna. Kesuksesan Evan Spiegel, selaku CEO dari Snapchat yang berumur 25 tahun ini tentuya tidak didapatkan dengan mudah. Pengorbanan, tekad dan sikap pantang menyerah serta strategi- strategi sangat dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan tersebut. Dan berikut merupakan 8

Motivasi sukses ala Evan Spiegel
Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah bagi siapapun yang mempertanyakan kemampuan Anda, adalah memberikan bukti kepada mereka

  1. Percayalah kepada diri Anda sendiri. Anda bisa memenuhi target yang diharapkan orang lain, juga yang Anda harapkan kepada diri sendiri
  2. Temukanlah sesuatu yang penting untuk Anda, sesuatu yang benar-benar Anda cintai
  3. Orang lain akan selalu mempunyai pendapat tentang Anda. Bagi mereka, apapun yang Anda lakukan tidak akan pernah cukup
  4. Anda akan membuat banyak kesalahan. Minta maaflah secepat mungkin dan berharaplah Anda akan dimaafkan
  5. Anda akan menghadapi tantangan: pekerjaan penuh-waktu. Hal yang paling sulit adalah terbiasa menyelesaikan masalah yang belum ada solusinya
  6. Tidak apa-apa menjadi berbeda. Jangan takut, suarakanlah perbedaan pendapat Anda
  7. Tidak ada jaminan atas suatu keberhasilan. Anda hanya perlu menemukan sesuatu yang tidak akan Anda lepaskan dengan mudah

Sumber

KISAH INSPIRATIF CEO SNAPCHAT, EVAN SPIEGEL

Siapa Evan Spiegel? Ternyata dia bukanlah anak muda biasa. Terlahir dari keluarga berada, putra tertua dari pasangan pengacara. Lahir di tahun 1990 merupakan putra dari pasangan Melissa, lulusan Harvard, yang bekerja sebagai pengacara pajak yang kemudian berhenti. Ayahnya bernama John W. Spiegel belajar di fakultas ekonomi di Stanford dan juga lulusan hukum dari Yale. Kehidupan Evan bisa dibilang lebih lah dari berkecukupan di masa kecilnya.

Ketika ia dilahirkan sang ayah sudahlah memiliki karir yang mapan. Ibunya berhenti bekerja dan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Keluarga Spiegel menikmati hidup dengan rumah seharga $2 juta. Punya pendapatan mencapai $3 juta di 2006. Punya beberapa mobil mewah seperti tiga Lexuses dan Mustang tahun 1996.

Evan bersama dua saudarinya masuk ke sekolah privat di Santa Monica. Yang mana ketiganya punya satu mentor bergaji $250 per- jam. John Spiegel selalu meyakinkan hidup mereka bersaudara istimewa. pada suatu hari, ketika masih kecil Evan pernah dibully. namun ternyata itu adalah “salah sangka dari beberapa teman sekelas”. Ketika itu ia masih kelas 4, dan pada akhirnya semua masalah diserahkan kepada ayahnya. Ya, dengan pengaruh kekuasaan ayahnya, masalah sosial Evan Spiegel bisa dengan mudah diredam.

Semasa kecilnya Evan Spiegel mendapatkan masa kanak-kanak yang bahagia. Selalu dipenuhi dengan kekayaan, kekuasaan, liburan, serta uang yang banyak dan mendapatkan tunjangan bulanan yang besar. Namun, Semua kenyamanan itu sudah berubah drastis ketika April 2007. Kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Peceraian nampaknya mengguncang jiwa Evan. Evan harus memilih hidup antara ayah atau ibu. Jiwa seorang venture- capitalist ada dalam dirinya. Ia memilih hidup bersama keduanya, lebih banyak ke ayahnya. Dia mendapatkan satu kamar istimewa dari rumah baru milik ayahnya. Disisi lain, dia masih bisa mendapatkan kasih sayang dari ibunya juga.

Seusai lulus dari Crossroads, sekolah tinggi swasta di Santa Monica, California. Ia melanjutkan pendidikannya ke Stanford University untuk mengambil gelar Bachelor of Arts and Science di sana. Sebelumnya, ayah Evan Spiegel juga merupakan anak didik dari universitas tersebut.

Meski hidup berada tak berarti Evan tak bisa bekerja. Pekerjaan pertama kali tercatat datang dari seorang teman. Tanpa berpikir panjang ia bekerja menjadi Marketing Internship di perusahaan Red Bull. Memang Evan terobsesi dengan minuman energi. Muda dan punya banyak uang, kemampuannya dalam karir memang menonjol, semenonjol kebiasaan berpestanya. Dalam penjelasannya ibunya, pada Oktober 2007, ada 300 orang remaja tercatat ikut dalam sebuah pesta.

disisi lain, Pengeluaran Evan mulai tak terkendali. Ayahnya merasa ini merupakan dampak perceraiannya; ayah evan menganggap hal tersebut biasa saja. dan hanya meminta evan Evan untuk sedikit mengendalikan pengeluarannya, Evan pun menyetujuinya nasehat ayahnya. Namun, ada permintaan yang harus dipenuhi sang ayah sekali lagi: sebuah mobil BMW 550i, yang mana itu seharga $75.000.

Ia sadar bahwa ayahnya bekerja sangat keras. ia berpikir ayahnya bekerja sangat keras untuk memenuhi gaya hidup yang menakjubkan. Lantas Evan mulai sadar dan berterima kasih. rasa terimakasih tersebut diwujudkan dengan mengurangi biaya untuk makan, pakaian, entertainment, dan transportasi sampai cuma $2.000per- bulan. Tapi tetap meminta uang berjaga- jaga $2.000 untuk disimpan. “Karena Hidupnya penuh dengan biaya tak terduga,” jelas Evan

Bisa dibilang Evan Spiegel sadar akan kenyamanan itu bisa berubah kapanpun. Meski hidup dalam ‘kenyamanan’ tak membuatnya berhenti berkarya. Termasuk tentang jiwa kewirausahaan yang ia miliki. Evan mendapatkan itu bahkan ketika hidup nyaman bersama kamar besarnya. Dia pernah mengambil pelajaran tambahan di desain di musim panas 2005. Dia bersekolah tambahan di Otis Collage of Art and Design, Los Angeles.

Sebuah pengalaman berkesan baginya ketika berumur 15 tahun. Dia pernah bekerja di sebuah koran sekolah yang bernama Crossfire, bagian dari Crossroad Newspaper. Ia akan berkeliling ke bisnis- bisnis lokal dan mulai menawarkan iklan, jika berbicara tentang menjual iklan, maka Evan lah yang paling tinggi dan unggul dalam penjualan iklan. Evan disebut sebagai paling punya tujuan serta target untuk mencapai angka penjualan.

Dan sebelum masa seniornya di sekolah, evan memutuskan bekerja dulu, memilih untuk bekerja di Red Bull seperti cerita diatas. "Saya mencintai merek, saya mencintai gaya hidup, dan saya terobsesi dengan minuman. Saya harus menjadi bagian dari itu, " ungkapnya. “Jadi saya menemukan seorang teman yang tahu seorang pria yang bekerja di sana, dan saya memohon pekerjaan. Saya memanggilnya berulang kali, kami bertemu untuk minum kopi, dan saya setuju untuk melakukan apapun untuk Red Bull.”

Menurut Evan Spiegel, menjadi bagian dari Stanford merupakan pilihan terbaik disana, tahun 2007, merupakan tempat terbaik untuk mencari miliarder selanjutnya. Khususnya untuk jurusan pemrograman tentunya. Jika pada umumnya orang akan menilai seorang program desainer adalah orang jenius dalam dunia teknologi. Menguasai kemampuan untuk membuat software. Nyatanya, kode kode program memang sangat esential, tapi yang terpenting dalam kuliahnya adalah soal bertanggung jawab atas pengalaman pengguna.

Mengambil jurusan desainer produk Evan memulai langkahnya. Dia menjadi dekat dengan dosennya di bidang komputer. Evan kemudian belajar membangun komputer dari nol. namun yang jadi pertanyaan. Kenapa evan tak memilih menjadi seorang ahli hukum seperti keahlian ayahnya. Dalam artikelnya disebutkan Evan tak bisa masuk karena test nya gagal.

Satu hal talenta tak terbantahkan seorang Evan Spiegel adalah kemampuannya untuk bertemu orang yang tepat dan membangun hubungan yang tepat. Evan memulai perjalan kariernya pada bulan Juli 2011. Pada tahun tersebut ia memutuskan untuk fokus mengerjakan proyek SnapChat. Aplikasi mobile tersebut merupakan proyek kelasnya. ide SnapChat lahir ketika Evan mengambil mata kuliah desain produk di Stanford. Hingga akhirnya Evan memutuskan untuk keluar dari Stanford. Hanya untuk fokus meengerjakan proyeknya.

Saat evan merintis aplikasi mobile SnapChat. Ia di temani oleh dua orang sahabatnya, yaitu Reggie Brown dan Robert Murphy. Lahirnya aplikasi ini diawali oleh Evan dan Brown. Karena aplikasi ini merupakan proyek salah satu kelas di Stanford University. Evan sebagai desain produk utama. Sedangkan Brown sebagai Programmingnya.

Namun Reggie Brown dikeluarkan oleh tim SnapChat. Brown meminta 20% saham dari perusahaan. karena Brown mengaku bahwa dirinya merupakan bagian penting dalam penciptaan aplikasi mobile ini. Hingga akhirnya Evan Spiegel menjabat sebagai pendiri dan CEO aplikasi mobile SnapChat. Kantornya berada di Venice, California.

Jika dilihat-lihat. Evan Spiegel mirip dengan Mark Zuckerberg. Kedua orang ini sama-sama keluar dari universitas ternama (Stanford dan Harvard). Dan lebih fokus untuk menjalani perusahaan jejaring sosial. Evan juga memiliki sifat konsumtif. Ia sangat menyukai mobil mahal. Menurutnya mobil membawa sukacita di hidup saya. Selain itu dirinya juga menyukai liburan dan mengadakan pesta mewah.

SnapChat berkembang dengan cepat, hal ini juga dirasakan oleh pihak Facebook, Perusahaan teknologi raksasa ini begitu tertarik dan ingin mengakuisisi aplikasi SnapChat. Namun Evan Spiegel menolak tawaran tersebut. Padahal aplikasi mobile milik Evan Spiegel ditawar sebesar $3 miliar secara tunai oleh Perusahaan Facebook. Namun ia tetap kokoh dan mempertahankan aplikasi mobile miliknya dan ingin mengembangkannya dengan caranya sendiri.

Aplikasi mobile SnapChat merupakan aplikasi yang sedang trend di kalangan remaja saat ini. Aplikasi ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh aplikasi mobile chat lainnya. di mana pengguna aplikasi tersebut dapat berbagi foto dan video (stories) serta mengobrol antar pengguna aplikasi. Foto dan video yang dikirimkan melalui aplikasi mobile SnapChat akan terhapus secara otomatis dalam beberapa detik. Pengirim foto dan video dapat menentukan berapa lama foto dan video tersebut akan terhapus secara otomatis. Sungguh unik dan menarik bukan aplikasi mobile tersebut. ini alasan utama kenapa aplikasi ini di gandrungi remaja dunia.

Pada Januari 2012. Aplikasi mobile SnapChat telah mengirimkan 5 juta foto dan video perhari. Di tanggal 12 Mei 2012, berbagi foto antar pengguna dikirim 25 per detik. Lalu pada tanggal 28 November 2012, pengguna aplikasi ini telah berbagi foto sebanyak 20 juta foto per hari. Pada bulan Februari 2013. Pengguna aplikasi mobile SnapChat telah mengirim pesan sebanyak 60 juta per hari. Di bulan Mei 2013 tercatat aplikasi ini sudah mengirim 150 juta foto dan video perhari. Lalu pada bulan November 2013, aplikasi ini mengirim 400 juta foto per hari. Lalu pada bulan Mei 2014, aplikasi ini telah mengirimkan 700 foto dan video per hari. Dengan fitur Stories per harinya dikunjungi sebanyak 500 juta kali. Sebulan kemudian, fitur Stories melonjak. Kini per harinya fitur ini dikunjungi lebih dari satu miliar pengguna.

Aplikasi mobile SnapChat kehilangan sebanyak $128 juta dalam 11 bulan pertama tahun 2014. Pendapatan SnapChat pada tahun kemarin $3,1 juta. Namun pada bulan Mei 2015 pendapatan aplikasi ini meningkat sebesar $537,6 juta. Layanan chat dalam aplikasi ini dapat menaikan pendapatan sebanyak $650 juta. Saat ini pengguna aktif aplikasi mobbile SnapChat mendekati 100 juta pengguna. Pengguna aktif akun tersebut dapat mengirim dan melihat video sebanyak lebih dari 2 miliar. Sebanyak 60% pengguna aplikasi ini berumur 13-34 tahun di negara Amerika Serikat. Sebanyak 65% pengguna aktif menggunakan aplikasi ini untuk berbagi foto dan video. Aplikasi mobile SnapChat masuk dalam aplikasi teratas di iTunes AppStore.

Sumber:

EVAN SPIEGEL - CEO Snapchat

image

Bidang : IT & Software Entrepreneurs
Nama Lengkap : Evan Thomas Spiege
Pekerjaan : Entrepreneur
Kewarganegaraan : Amerika
TTL : Los Angeles, California, U.S. 4 Juni 1990
Umur : 27 Tahun
Ayah : John W. Spiegel
Ibu : Melissa Ann Thomas
Istri : Miranda Kerr
Founder/Co-Founder : SnapChat
Penghasilan : $4.5 miliyar

Evan Spiegel adalah seorang pengusaha Internet Amerika yang turut mendirikan Snapchat, aplikasi olahpesan gambar dan multimedia mobile. Dia juga menjabat sebagai CEO Snapchat Inc. Lahir dari keluarga kaya di Los Angeles, California, dia memiliki masa kecil yang istimewa dan memiliki uang saku mingguan $ 250. Tertarik dengan teknologi sejak usia muda, ia mendapatkan julukan sebagai kutu buku saat berada di sekolah menengah atas. Setelah belajar di Crossroads School for Arts and Sciences di Santa Monica, dia diterima di Universitas

Stanford yang bergengsi. Di Stanford, dia bertemu dengan sesama mahasiswa yang bernama Bobby Murphy dan Reggie Brown yang suatu hari nanti akan menjadi anggota Snapchat. Spiegel adalah desain produk utama dan prototip untuk Snapchat dimulai oleh dia dan Brown sebagai proyek untuk kelasnya. Secara bertahap ia menjadi lebih tertarik untuk mengembangkan prototipe karena ia keluar sebelum menyelesaikan gelar. Seiring dengan Brown dan Murphy ia meluncurkan aplikasi mobile di tahun 2011 yang selama bertahun-tahun mencatat perkembangan fenomenal, membuat pemuda tersebut menjadi miliarder. Akhirnya Brown pindah dari proyek tersebut. Spiegel dikenal sebagai bos yang menuntut; banyak karyawannya hampir tidak bertahan setahun di perusahaannya. Tapi penolakannya untuk menyelesaikan sesuatu yang kurang sempurna adalah kontribusi terbesar kesuksesan perusahaannya.

Karier

Para pemuda tidak menyerah dan terus mengembangkan apa yang akan menjadi proyek pertama mereka: Future Freshman, perangkat lunak online yang bertujuan membantu pengelolaan penerimaan perguruan tinggi oleh konselor, orang tua dan siswa sekolah menengah. Proyek ini dimulai dengan baik namun tidak dapat mempertahankan pertumbuhan yang stabil dan segera berakhir. Pada sekitar waktu ini Spiegel dan Murphy bertemu dengan seorang mahasiswa Reggie Brown yang lain. Kolaborasi antara ketiganya akan terbukti produktif.

Gagasan untuk membuat aplikasi gambar yang hilang dikandung oleh Brown dan Spiegel memutuskan untuk memulai sebuah prototip berdasarkan gagasan ini sebagai proyek untuk salah satu kelasnya. Segera Murphy terlibat juga dan ketiga pemuda tersebut mulai mengembangkan prototipenya. Konsep ini pertama kali disebut dengan nama “Picaboo.” Awalnya, teman sekelas Spiegel mengejek proyek terakhirnya karena mereka merasa gagasan foto tidak kekal itu tidak layak untuk diciptakan.

Aplikasi tersebut diluncurkan kembali dengan nama Snapchat pada bulan September 2011. Snapchat segera berkembang menjadi aplikasi olah pesan gambar dan multimedia mobile, dan pada awalnya tim berfokus pada kegunaan dan aspek teknis. Pada 25 Mei 2012, gambar dikirim per detik pada Snapchat dan pada bulan November, pengguna telah membagikan lebih dari satu miliar foto di aplikasi Snapchat iOS, dengan 20 juta foto dibagi per hari. Brown meninggalkan organisasi sekitar saat ini.

Elemen baru seperti fitur “My Story” dan kemampuan untuk berkomunikasi melalui obrolan video ditambahkan, membuat aplikasi ini sangat populer di seluruh dunia. Perusahaan tumbuh pada tingkat yang fenomenal selama bertahun-tahun dan pada tahun 2016, Snapchat mencapai 10 miliar tampilan video setiap hari. Pada bulan April 2016, ini adalah aplikasi yang diunduh paling banyak di 28 negara yang berbeda.

Dan berikut merupakan 8 Motivasi sukses ala Evan Spiegel :

  1. Hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah bagi siapapun yang mempertanyakan kemampuanmu, adalah memberikan bukti kepada mereka
  2. Percayalah kepada dirimu. Kamu bisa memenuhi target yang diharapkan orang lain, juga yang kamu harapkan kepada diri sendiri
  3. Temukanlah sesuatu yang penting untukmu, sesuatu yang benar-benar kamu sukai
  4. Orang lain akan selalu mempunyai pendapat tentangmu. Bagi mereka, apapun yang kamu lakukan tidak akan pernah cukup
  5. Kamu akan membuat banyak kesalahan. Minta maaflah secepat mungkin dan berharaplah Kamu akan dimaafkan
  6. Kamu akan menghadapi tantangan: pekerjaan penuh-waktu. Hal yang paling sulit adalah terbiasa menyelesaikan masalah yang belum ada solusinya
  7. Tidak apa-apa menjadi berbeda. Jangan takut, suarakanlah perbedaan pendapatmu
  8. Tidak ada jaminan atas suatu keberhasilan. Kamu hanya perlu menemukan sesuatu yang tidak akan kamu lepaskan dengan mudah

Sumber :
(Evan Spiegel Biography - Facts, Childhood, Family Life & Achievements)
(http://www.smartbisnis.co.id/content/read/belajar-bisnis/kisah-inspiratif-evan-spiegel-miliarder-muda-pemilik-snapchat)
(Pesan CEO Snapchat Evan Spiegel kepada Sarjana Muda: "Kamu Akan Membuat Banyak Kesalahan!")
(Evan Spiegel USC Commencement Speech | USC Marshall School of Business Commencement 2015 - YouTube)