Anthony Tan : Sosok Dibalik Suksesnya Aplikasi Grab
Mendengar kata Grab tentu bukan hal yang asing bagi kalian yang sering menggunakan aplikasi transportasi online . apa kalian tahu siapa pendiri Grab ? “iya” jawabanya Anthony Tan . Pria kelahiran malaysia tersebut merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakek buyutnya meniti karir dari menjadi supir taksi di Malaysia. Kakeknya, Tan Yuet Foh, sukses mendirikan bisnis perakitan mobil dan jaringan distribusi mobil Jepang di Malaysia. Kini perusahaannya, Tan Chong Motor Holdings Bhd., berhasil menjadi distributor utama mobil Nissan di Malaysia. Ayah Anthony Tan bernama Tan Heng Chew, merupakan salah satu orang terkaya di Malaysia pada tahun 2015 dan merupakan lulusan teknik sipil. Ibu Anthony Tan bekerja sebagai pialang saham di Malaysia, dan keluarga Tan merupakan keluarga pebisnis di Malaysia.
Dengan berbagai pengalaman keluarganya, pria 34 tahun ini telah dekat dengan dunia bisnis sejak kecil. Hampir setiap hari Anthony Tan kecil mendengar perjuangan berat yang harus dilalui kakek buyut dan kakeknya tersebut. Tak lepas dari moto keluarga Tan untuk “tidak pernah mengatakan tidak”, yang sudah tertanam di benaknya sejak dini.Bahkan saat usianya 6 tahun dan ditanya mengenai cita-citanya kelak, Anthony Tan dengan percaya diri menjawab, “Aku ingin menjadi pengusaha sukses!”. Itulah akar dari dimulainya usaha pertamanya saat dia masih berusia 11 tahun, berjualan komik.
Inspirasi pendiri Grab
Kisah perjalanan hidup Anthony Tan dilanjutkan ketika Anthony berusia 11. Orang tua Anthony Tan itu mengajaknya ke sebuah konvensi komik internasional di Singapura Karena saking sukanya dengan X-Men, Anthony memborong banyak sekali komik superhero tersebut. Sekembalinya ke Malaysia, teman-temannya juga ingin memiliki buku-buku tersebut, sehingga tercetuslah ide untuk bertukar buku komik sehingga semua orang punya kesempatan untuk membacanya.
Tak berselang lama setelah pertukaran komik dimulai, Anthony kecil sadar kalau teman-temannya tidak punya banyak barang yang sepadan untuk ditukarkan dengan komik-komiknya, maka teman-temannya menggantinya dengan uang. Dari situlah Anthony belajar untuk menjadi pengusaha yang sesungguhnya: dengan menggunakan uang untuk menambah stok barang, dan mengubah stok barang menjadi uang yang lebih banyak, begitu seterusnya.
Terbentuknya Grab
GrabTaxi adalah aplikasi pemesanan taksi Asia Tenggara yang difokuskan oleh lulusan Harvard Business School Anthony Tan dan Tan Hooi Ling. Gagasan untuk GrabTaxi pertama kali dimulai ketika Anthony Tan adalah seorang pelajar di Harvard Business School dan seorang teman sekelas menariknya ke samping untuk mengeluh tentang betapa sulitnya untuk memanggil taksi di Malaysia. Tan menyusun rencana bisnis untuk layanan seperti Uber yang mendapat dukungan dari investor malaikat, memimpin termuda dari tiga bersaudara untuk keluar dari bisnis keluarga pada tahun 2012 untuk memulai GrabTaxi, sebuah aplikasi mobile yang memberikan taksi yang tersedia di dekat komuter dengan menggunakan pemetaan dan teknologi sharing lokasi .
Tan mengemukakan gagasan tersebut ke panel Kompetisi Rencana Bisnis Harvard 2011, yang membuat mereka ditempatkan kedua, membuat mereka menjadi tim Asia pertama yang berhasil bertahun-tahun.Banyak sekali yang dapat kita pelajari dan tiru dari biografi Anthony Tan ini. Selang berjalan 4 tahun menjalankan usaha sendiri, banyak kendala telah dihadapi oleh Anthony Tan dalam menjalankan usaha layanan transportasi Grab, namun ia tetap kukuh dengan motonya untuk “tidak pernah mengatakan tidak”.
GrabTaxi bukanlah aplikasi panggilan seluler pertama yang tidak terkait dengan perusahaan taksi tertentu. Tapi konsep itu baru di Kuala Lumpur dan Johor Bahru saat Tan meluncurkan apa yang kemudian disebut MyTeksi pada bulan Juni 2012. Bagi para penumpang, aplikasi smartphone gratis memungkinkan mereka untuk memanggil taksi dari perusahaan taksi manapun, terlepas dari lokasinya, dan juga melihat identitas pengemudi mereka, rute ke tempat tujuan dan ongkos perkiraan. Bagi supir taksi, aplikasi ini tidak hanya menghasilkan biaya tambahan (setara dengan 28 sen dolar AS untuk setiap ongkos di Kuala Lumpur), namun juga menghemat biaya untuk membuang-buang bensin dan waktu saat mencari-cari pelanggan.
Strategi yang dilakukan CEO Grab
Pada 2016, Grab ditambahkan dalam aplikasi instant messaging untuk memudahkan komunikasi antara pengendara dan pembalap. Ini juga menerjemahkan pesan jika bahasa antara pengendara dan pengemudi berbeda.
Ia tidak pernah menyerah dan membiasakan dirinya untuk selalu mengatakan “ya”. Ia juga belajar mengenai pentingnya pengalaman sendiri untuk membantu memecahkan permasalahan orang lain, pada hal ini memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh supir taxi dengan aplikasi Grab.
Sumber :