Bagaimana Bidang Olahraga Dapat Menjadi Jalan Tengah Dalam Berdiplomasi Antara Amerika Serikat dan China?

diplomasi olahraga
Bagaimana Bidang Olahraga Dapat Menjadi Jalan Tengah Dalam Berdiplomasi Antara Amerika Serikat dan China?

Diplomasi Olahraga

Mayumi Itoh dalam bukunya yang berjudul “ The Origin of Ping-Pong Diplomacy: The Forgotten Archittect of Sino-U.S. Rapprochement” menceritakan bagaimana tenis meja (dikenal dengan ping pong) telah membantu menormalisasikan hubungan Amerika Serikat dengan China, di mana selama dua dekade sebelumnya diwarnai dengan ketegangan semenjak lahirnya rejim komunis di Beijing pada 1949. Menurutnya, olahraga ini telah memainkan peran diplomasi yang signifikan dalam sejarah dunia sekitar empat dekade yang lalu, tepatnya pada Maret-April 1971 saat digelarnya the 31st World Table Tennis Championship di Nagoya, Japan. Peristiwa ini telah menjadi katalis dalam perbaikan hubungan Sino-US pada 1972. Tanpa bantuan ping pong, hubungan US-China akan tetap berakhir dingin. Oleh karenanya, peristiwa yang menciptakan teobosan dalam dunia diplomasi ini disebut sebagai “Diplomasi Ping Pong”.

Diplomasi ping pong diartikan sebagai penggunaan turnamen internasional tenis meja selama Kejuaraan Dunia yang diselenggarakan di Nagoya taun 1971 sebagai alat diplomasi, yang mana berhasil membuka jalan bagi perbaikan hubungan Sino-US pada 1972. Sebenarnya keikutsertaan China dalam Turnamen Dunia di Nagoya tersebut tidak dapat dipisahkan dari jasa Goto Koji. Beliau adalah etua penyelenggaraan turnamen akbar tersebut, juga menjabat sebagai Presiden TTFA ( Table Tennis Federation of Asia ) dan JTTA ( Japan Table Tennis Association ). Goto merasa bahwa kejuaraan tenis meja dunia tanpa kehadiran China, sebagai juara dunia tiga kali dari 1961-1965, bukanlah kejuaraan dunia yang sebenarnya. Selama China absen, Jepang merebut gelar tersebut di tahun 1967 dan 1969. Dalam dua turnamen sebelumnya, China absen karena tengah dilanda gelombang bagai Revolusi Kebudayaan tahun 1966 yang membuatnya mengalami keadaan Chaos .

Selama berlangsungnya turnamen, banyak insiden tidak terduga/ tidak sengaja yang terjadi antara kontingen tenis meja China dan Amerika Serikat yang malah megakrabkan mereka satu sama lain. keramatamahan yang ditunjukkan keduanya ini telihat aneh mengingat kondisi hubungan kedua negara sebenarnya. Dan yang sangat mencengangkan dunia saat itu adalah ketika tim China mengundang tim Amerika Serikat untuk mengunjungi negaranya sebelum kembali ke negara asalnya pasca-berakhirnya turnamen. Surat undangan ini diberikan pada hari terkhir turnamen berlangsung. Sepuluh orang jurnalis, lima diantaranya jurnalis asal Amerika Serikat juga diundang untuk meliput kunjungan tersebut, yang mengakhiri blokade informasi dari Rrepublik Rakyat China sejak 1949. Dari 11-17 April 1971, publik Amerika Serikat mengikuti setiap perkembangan kunjungan yang dilakukan kontingen negara ini lewat surat kabar maupun televisi, mulai dari pertandingan eksebisi, tur tembok besar China, berbincang-bincang dengan murid sekolah, sampai menghadiri pertunjukan ballet di sana.

Peristiwa ini menjadi momentum awal dari mencairnya hubungan Sino-US yangg dingin, dan ini dilihat sebagai sinyal dari China atas kesiapannya menerima utusan resmi Amerika Serikat. Presiden Nixon yang selalu gagal mencari cara untuk mendekati China lewat pihak ketiga selama dua tahun, tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Beliau langsung mengabarkann akan mengunjungi China dalam waktu dekat. Tiga bulan kemudian, penasehat keamanan Nixon, Henry Kissinge secara rahasia mengunjungi China sebagai utusan khusus (Polo I), yang berbuah pada pengumuman Nixon pada 15 Juli tentang keinginannya berkunjung ke China, sebuah pengumuman yang begitu mengguncang dunia. Kunjungan kedua Kissinger ke China terjadi pada Oktober 1971 (Polo II), yang kemudian pada akhinya diikuti oleh kunjungan Presiden Nixon pada Februari 1972.

Selain karena ketertarikan pada olahraga populer asal Amerika Seikat, olahraga juga dapat memberi gambaran tentang keberagaman masyarakat Amerika, contohnya ketika atlet-atlet Afo-Amerika dan hispanik untuk pertama kalinya mampu menyumbangkan medali bagi Amerika Serikaat dalam Olimpiade musim dingin 2002. Olahraga selalu mendapat porsi liputan media dan selalu melibatkan publik. Olahraga juga tidak dipandang sebagai ancaman terhadap masyarakat. Olahraga menyediakan kesempatan untuk menguji reaksi publik terhadap negara lain dan mungkin selanjutnya menuju pada pebaikan hubungan. Perbaikan hubungan melalui olahraga kemudia dapat mengawali perbaikan hubungan yang melibatkan banyak aspek. Dalam jangka pendek, signifikansi diplomasi olahraga ada pada kemampuannya membuka jalur interaksi antara masyarakat Amerika dengan masyarakat luar negeri.