Bagaimana bentuk-bentuk perilaku sosial ?

perilaku sosial

Perilaku sosial dapat disimpulkan sebagai segala aktifitas manusia yang merupakan bentuk respon terhadap interaksi yang terjadiantara remaja dengan orang lain atau kelompok sosial. Perilaku dapat terwujud dalam gerakan atau sikap dan ucapan. Perilaku seseorang terjadi disebabkan adanya berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, kebutuhan itu antara lain kebutuhan seseorang untuk dapat diterima oleh suatu kelompok atau orang lain dan kebutuhan seseorang untuk menghindar dari penolakan suatu kelompok atau orang lain.

Bagaimana bentuk-bentuk perilaku sosial ?

Bentuk perilaku sosial atau tindakan sosial menurut Max Weber adalah sebagai berikut :

Rasionalitas Instrumental (Zweckkrationalitat)

Tindakan ini dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai. Individidu dipandang sebagai pribadi yang memiliki tujuan-tujuan yang dinginkannya, kemudian atas dasar suatu kriteria maka dipilihlah satu tujuan diantara tujuan-tujuan yang dimilikinya.

Individu tersebut lalu menimbang alat yang mungkin dapat digunakan dalam mencapai tujuannya tersebut. Yang dimaksud alat di sini dapat berupa: informasi, kemungkinan-kemungkinan, hambatan, konsekwensi-konsekwensi, dan alternatif-alternatif.

Rasionalitas yang Berorientasi Nilai atau Value (Wertrationalitat)

Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya.

Tindakan ditentukan oleh keyakinan penuh dan kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis, religius atau bentuk perilaku lain yang terlepas dari prospek keberhasilannya.

Tindakan Tradisional

Tindakan tradisional adalah tindakan yang ditentukan oleh cara bertindak aktor yang biasa dan telah lazim dilakukan. Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak rasional.

Seseorang melakukan tindakan hanya karena kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan.
.
Tindakan Afektif

Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Seseorang yang sedang mengalami perasaan meluap-luap seperti cinta, ketakutan, kemarahan, atau kegembiraan, dan secara spontan mengungkapkan perasaan itu tanpa refleksi, berarti sedang memperlihatkan tindakan afektif. Tindakan itu benar-benar tidak rasional karena kurangnya pertimbangan yang logis, ideologi, atau kriteria rasionalitas lainnya.

Macam-macam perilaku sosial, menurut Sarwono Sarlito (2009), dibagi menjadi tiga yaitu :

  • Perilaku sosial (social behavior)

    Perilaku sosial adalah perilaku yang tumbuh dari orang-orang yang ada pada masa kecilnya mendapatkan cukup kepuasan akan kebutuhan inklusinya. Ia tidak mempunyai masalah dalam hubungan antar pribadi mereka bersama orang lain pada situasi dan kondisinya. Ia bisa sangat berpartisipasi, tetapi bisa juga tidak ikut-ikutan, ia bisa melibatkan diri pada orang lain, bisa juga tidak, secara tidak disadari ia merasa dirinya berharga dan bahwa orang lain pun mengerti akan hal itu tanpa ia menonjolkan-nonjolkan diri. Dengan sendirinya orang lain akan melibatkan dia dalam aktifitas-aktifitas mereka.

  • Perilaku yang kurang sosial (under social behavior)

    Perilaku yang kurang sosial timbul jika kebutuhan akan inklusi kurang terpenuhi, misalnya: sering tidak diacuhkan oleh keluarga semasa kecilnya. Kecenderungannya orang ini akan menghindari hubungan orang lain, tidak mau ikut dalam kelompok-kelompok, menjaga jarak antara dirinya dengan orang lain, tidak mau tahu, acuh tak acuh. Pendek kata, ada kecenderungan introvert dan menarik diri. Bentuk tingkah laku yang lebih ringan adalah: terlambat dalam pertemuan atau tidak datang sama sekali, atau tertidur di ruang diskusi dan sebagainya. Kecemasan yang ada dalam ketidak sadarannya adalah bahwa ia seorang yang tidak berharga dan tidak ada orang lain yang mau menghargainya.

  • Perilaku terlalu sosial (over social behavior).

    Psikodinamikanya sama dengan perilaku kurang sosial, yaitu disebabkan kurang inklusi. Tetapi pernyataan perilakunya sangat berlawanan. Orang yang terlalu sosial cenderung memamerkan diri berlebih-lebihan (exhibitonistik). Bicaranya keras, selalu menarik perhatian orang, memaksakan dirinya untuk diterima dalam kelompok, sering menyebutkan namanya sendiri, suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengagetkan.

Menurut George C. Homans dan Peter M. Blau, berkaitan dengan bentuk-bentuk perilaku sosial menyatakan bahwa bentuk-bentuk perilaku sosial dapat dijabarkan dalam beberapa bentuk, antara lain :

  • Proposisi Keberhasilan

    Dalam segala hal yang dilakukan seseorang, semakin sering sesuatu tindakan mendapatkan ganjaran (mendatangkan respon positif dari orang lain), maka akan semkain sering pula tindakan dilakukan leh seseorang yang bersangkutan.

  • Proposisi Stimulus

    Jika suatu stimulus tertentu telah merupakan kondisi dimana tindakan seseorang mendapatkan ganjaran, maka semakin serupa stimulus yang ada dengan stimulus tersebut akan semakin besar kemungkinan bagi orang itu untuk mengulang tindakannya seperti yang ia lakukan pada waktu yang lalu.

  • Proposisi nilai

    Semakin bermanfaat hasil tindakan seseorang bagi dirinya maka akan semakin besar kemungkinan tersebut terulang.

  • Proposisi Kejenuhan-kerugian

    Semakin sering seseorang menerima ganjaran yang istimewa maka ganjaran tersebut akan kurang bermakna.

  • Prorposisi Persetujuan-perlawanan

    Jika seseorang tidak mendapatkan ganjaran seperti yang diinginkan, atau mendapatkan hukuman yang tidak diharapkan, ia akan menjadi marah dan akan semakin besar kemungkinan bagi orang tersebut untuk mengadakan perlawanan atau menentang dan hasil dari tingkah laku semacam ini akan menjadi lebih berharga bagi dirinya.

    Bila tindakan seseorang mendatangkan ganjaran seperti yang ia harapakan bahkan berlebihan, atau tindakan tersebut tidak mendatangkan hukuman seperti keinginanya, maka ia akan merasa senang dan besar kemungkinan bagi orang tersebut untuk menunjukan tingkah laku persetujuan terhadap tingkah laku yang dilakukan dan hasil tingkah laku semacam ini akan menjadi semakin berharga bagi dirinya.

Proposisi keberhasilan, stimulus dan nilai adalah bentuk perilaku sosial yang terjadi dan terulang apabila seseorang mendapatakan respon positif berupa ganjaran, pujian atau hasil dari apa yang ia lakukan. Proposisi kejenuhan-kerugian merupakan bentuk perilau sosial dimana seseorang akan merasa jenuh atau bosan jika terlalu sering mendapatkan ganjaran atau hasil dari apa yang dilakukan.

Proposisi persetujuan-perlawanan adalah bentuk perilaku sosial berupa sikap melawan seseorang apabila ia tidak mendapatakan ganjaran atau hasil atau bahkan, ia justru mendapatkan hukuman, sebaliknya apabila seseorang mandapatkan ganjaran dan tidak mendarangkan hukuman atas tindakan yang dilakukan maka ia akan menunjukan sikap yang positif.