Bagaimana asuhan keperawatan intensif pada pasien risiko bunuh diri ?

Bunuh diri adalah kedaruratan psikiatri karena pasien berada dalam keadaan stres yang tinggi dan menggunakan koping yang maladaptif. Situasi gawat pada bunuh diri adalah saat ide bunuh diri timbul secara berulang tanpa rencana yang spesifik atau percobaan bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk bunuh diri.

Bagaimana asuhan keperawatan intensif pada pasien risiko bunuh diri ?

Kategori pasien di Unit Perawatan Intensif Psikiatri (UPIP) berdasarkan masalah keperawatan risiko bunuh diri dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel Kategori Pasien Berdasarkan Masalah Keperawatan Risiko Bunuh Diri
image
image

Setelah melakukan pengkajian, dapat dirumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan tingkat risiko dilakukannya bunuh diri, jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah harga diri rendah. Sementara jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri, maka masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah risiko bunuh diri.

Asuhan Keperawatan Fase intensif i (24 Jam Pertama)

  1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien.

  2. Identifikasi alasan, cara, dan waktu pasien melakukan tindakan bunuh diri.

  3. Identifikasi alternatif mekanisme koping selain tindakan bunuh diri, di antaranya:

    • ekspresi perasaan kepada orang yang dapat dipercayai (teman atau keluarga),
    • berpikir positif,
    • melakukan aktivitas positif yang disenangi,
    • aktivitas spiritual, misalnya baca doa, sholat.
  4. Observasi pasien setiap 10 menit sekali, sampai ia dipindahkan ke ruang intensif II.

  5. Jauhkan semua benda yang berbahaya, misalnya pisau, silet, gelas, ikat pinggang.

  6. Kolaborasi dengan medis untuk program pengobatan pasien dengan menggunakan prinsip lima benar.

  7. Dengan lembut jelaskan pada pasien bahwa Anda akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri.

  8. Rawat luka atau kondisi akibat tindakan percobaan bunuh diri.

asuhan Keperawatan Fase intensif ii (24–72 jam)

  1. Latih pasien melakukan mekanisme koping positif.
  2. Kolaborasi dengan medis untuk program pengobatan pasien dengan menggunakan prinsip lima benar.
  3. Observasi pasien setiap 30 menit sekali, sampai ia dipindahkan ke ruang intensif III.
  4. Jauhkan semua benda yang berbahaya, misalnya pisau, silet, gelas, ikat pinggang.

220 Bagian ii • Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Kelompok Khusus

  1. Lanjutkan perawatan luka atau kondisi akibat tindakan percobaan bunuh diri (apabila pasien merupakan pasien pindahan dari ruang intensif I).
  2. Berikan terapi musik untuk pasien.

Asuhan Keperawatan Fase intensif iii (72 jam–10 hari)

Membantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya dengan cara sebagai berikut.

  1. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
  2. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
  3. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting.
  4. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien.

Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

  1. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri.

    • Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang penah muncul pada pasien.
    • Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien berisiko bunuh diri.
  2. Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri.

    • Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.

    • Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain sebagai berikut.

      1. Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di tempat yang mudah diawasi, jangan biarkan pasien mengunci diri di kamarnya atau jangan meninggalkan pasien sendirian di rumah.
      2. Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri, seperti tali, bahan bakar minyak/bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya, zat yang berbahaya seperti obat nyamuk atau racun serangga.
      3. Selalu mengadakan pengawasan serta meningkatkan pengawasan apabila tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukkan tanda dan gejala untuk bunuh diri.
      4. Jelaskan kepada keluarga alasan pasien melakukan tindakan bunuh diri.
      5. Jelaskan kepada keluarga mekanisme koping positif yang dapat dilakukan pasien untuk mencegah tindakan bunuh diri.
    1. Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas.
  3. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien melakukan percobaan bunuh diri, antara lain sebagai berikut.

    • Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut.
    • Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan bantuan medis.
  4. Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien.

    • Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan.
    • Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/kontrol secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya.
    • Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara penggunaannya, dan benar waktu penggunaannya.

Evaluasi

Di bawah ini tanda-tanda keberhasilan asuhan keperawatan yang Anda berikan kepada pasien dan keluarganya, berdasarkan perilaku bunuh diri yang ditampilkan.

  1. Untuk pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan keadaan pasien yang tetap aman dan selamat.

  2. Untuk keluarga pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga berperan serta dalam melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri.

  3. Untuk pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan hal berikut.

    • Pasien mampu mengungkapkan perasaannya.
    • Pasien mampu meningkatkan harga dirinya.
    • Pasien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.
  4. Untuk keluarga pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien dengan risiko bunuh diri. Untuk itu diharapkan mampu melakukan hal berikut.

    • Keluarga mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala bunuh diri.
    • Keluarga mampu memperagakan kembali cara-cara melindungi anggota keluarga yang berisiko bunuh diri.
    • Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia dalam merawat anggota keluarga yeng berisiko bunuh diri.

Sumber :

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Salemba Medika, 2015.