Bagaimana asuhan keperawatan intensif pada gangguan panik ?

Panik atau Kepanikan adalah suatu kondisi kecemasan yang sangat berat yang disertai dorongan untuk lari atau bersembunyi sewaktu menghadapi suatu kondisi yang dirasakan berbahaya atau mengancam. Rasa takut yang muncul tiba-tiba ini dapat menghilangkan kemampuan berpikir dan memengaruhi kelompok atau individu manusia yang awalnya cenderung untuk menyebabkan sikap diam tak bisa berbuat apa-apa.

Bagaimana asuhan keperawatan intensif pada gangguan panik ?

Pengkajian pasien gangguan panik di ruang Unit Perawatan Intensif Psikiatri (UPIP)
menggunakan skala respons umum fungsi adaptif (RUFA) terbagi dalam tiga kelompok, seperti pada terilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel Kategori Pasien Berdasarkan Masalah Keperawatan Gangguan Panik
image

Asuhan Keperawatan intensif I (24 Jam Pertama)

  1. Diagnosis Panik

  2. Tindakan keperawatan untuk pasien

    • Tujuan
      Pasien tidak membahayakan dirinya, orang lain, dan lingkungan.

    • Tindakan

      1. Komunikasi terapeutik

        • Bicara dengan tenang.
        • Gunakan kalimat sederhana dan singkat.
      2. Siapkan lingkungan yang aman.

        • Berikan lingkungan yang tenang dan stimulus eksternal minimal, misalnya tidak ada suara musik yang keras, tidak berdekatan dengan pasien lain yang gelisah.
        • Singkirkan semua benda yang membahayakan seperti alat-alat tajam, kaca, dan lainnya.
      3. Dampingi terus pasien saat panik, bimbing pasien latihan tarik napas dalam.

      4. Kolaborasi

        • Berikan obat-obatan sesuai standar medik seperti antiansietas sesuai program terapi pengobatan. Pengobatan dapat berupa suntikan diazepam (valium) 10 mg IM/IV, dapat diulang 30–60 menit, serta sesuaikan dengan instruksi dokter.
        • Pantau keefektifan obat-obatan dan efek sampingnya.
      5. Observasi perilaku pasien setiap 15 menit sekali. Catat adanya peningkatan atau penurunan perilaku pasien yang berkaitan dengan respons fisik, respons kognitif, respons perilaku, dan emosi.

      6. Jika perilaku pasien semakin tidak terkontrol, terus mencoba melukai dirinya sendiri atau orang lain, maka dapat dilakukan tindakan manajemen pengamanan pasien yang efektif (lihat protap pembatasan gerak dan pengekangan pasien di modul Asuhan Keperawatan Intensif Pasien dengan Perilaku Kekerasan).

  3. Tindakan keperawatan untuk keluarga

    • Tujuan

      1. Keluarga mampu mengenal masalah panik pada anggota keluarganya.
      2. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah panik.
      3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami panik.
      4. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan panik di level intensif I.
    • Tindakan keperawatan

      1. Diskusikan tentang pengertian panik.
      2. Diskusikan tentang tanda dan gejala panik.
      3. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari panik.
      4. Diskusikan cara merawat pasien dengan panik dengan cara mengajarkan teknik relaksasi napas dalam.
    1. Jelaskan tentang terapi obat pasien pada level intensif I.
  4. Evaluasi
    Evaluasi respons umum fungsi adapatasi dilakukan setiap akhir sif oleh perawat. Pada pasien panik evaluasi meliputi respons fisik yang mulai menurun, tidak adanya palpitasi, kebas dan kesemutan, gemetar dan diaforesis, serta hipotensi. Respons kognitif mengalami perbaikan yang pasien mulai mampu berpikir logis tetapi masih belum mampu menyelesaikan masalah. Respons perilaku dan emosi sedikit lebih terkendali sehingga pasien sudah tidak mengalami amuk, agitasi, dan persepsi mulai membaik.

  5. Rujukan
    Jika kondisi di bagian evaluasi tercapai, maka perawatan dilanjutkan pada level intensif II. Jika tidak tercapai, maka pasien tetap berada di perawatan level intensif I.

  6. Dokumentasi
    Dokumentasikan hasil observasi perilaku pasien terkait panik, seperti terapi injeksi yang diberikan, respons setelah penyuntikan. Jika dilakukan manajemen pengamanan pasien yang efektif, maka catat alasan, tindakan yang dilakukan, respons pasien, dan alasan penghentiannya.

Asuhan Keperawatan intensif II (25–72 Jam)

  1. Diagnosis Ansietas berat

  2. Tindakan keperawatan untuk pasien

    • Tujuan
      Pasien tidak mengalami kembali panik.

    • Tindakan

      1. Komunikasi terapeutik

        • Bicara dengan tenang.
        • Gunakan kalimat sederhana dan singkat.
      2. Siapkan lingkungan yang aman.

        • Lingkungan tenang dan stimulus eksternal minimal.
        • Tidak ada barang-barang yang berbahaya atau singkirkan semua benda yang membahayakan.
      3. Ajarkan teknik relaksasi peregangan otot.

      4. Kolaborasi

        • Berikan obat-obatan sesuai standar medik seperti antiansietas sesuai program terapi pengobatan. Pengobatan dapat berupa suntikan diazepam (valium) 10 mg IM/IV, yang dapat diulang 30–60 menit, serta sesuaikan dengan instruksi dokter.
        • Pantau keefektifan obat-obatan dan efek sampingnya.
      5. Observasi perilaku pasien setiap 30–60 menit sekali, catat adanya peningkatan atau penurunan perilaku pasien yang berkaitan dengan respons fisik, respons kognitif, respons perilaku, danemosi. Antisipasijika pasienkembalimenunjukkan perilaku panik, maka tindakan keperawatan yang diberikan kembali ke level intensif I.

  3. Tindakan keperawatan untuk keluarga.

    • Tujuan

      1. Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala cemas berat.
      2. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami cemas berat.
      3. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan panik di level intensif II (cemas berat).
    • Tindakan keperawatan

      1. Diskusikan tentang tanda dan gejala cemas berat.
      2. Diskusikan cara merawat pasien dengan panik dengan cara mengajarkan teknik relaksasi peregangan otot.
      3. Bantu keluarga mempraktikkan tehnik relaksasi peregangan otot pada pasien.
      4. Jelaskan tentang terapi obat pasien pada level intensif II.
  4. Evaluasi
    Evaluasi keadaan pasien, yang ditandai dengan respons fisik yang mulai menurun, yaitu frekuensi napas pendek, sakit kepala, dan berkeringat berkurang. Respons kognitif sedikit meluas tetapi hanya berfokus pada hal yang menjadi pusat perhatiannya saja. Respons perilaku dan emosi sedikit lebih terkendali yakni perasaan terancam mulai berkurang, verbal cenderung cepat tetapi tidak lagi mengalami bloking, serta pasien masih merasa tidak aman.

  5. Rujukan
    Jika kondisi di bagian evaluasi tercapai, perawatan dilanjutkan pada level intensif III, jika tidak tercapai tetap di level intensif II dan jika perilaku kembali kacau maka kembali ke level intensif II.

  6. Dokumentasi.
    Dokumentasikan semua tindakan keperawatan yang diberikan seperti latihan peregangan otot, terapi injeksi yang masih diberikan (keefektifan, respons post-injeksi, efek samping, dan sebagainya). Catat juga hasil observasi perilaku terkait cemas berat.

Asuhan Keperawatan intensif III (72 Jam–10 Hari)

  1. Diagnosis Ansietas sedang.

  2. Tindakan keperawatan untuk pasien.

    • Tujuan
      Pasien tidak mengalami kembali ansietas berat—panik.

    • Tindakan keperawatan

      1. Komunikasi terapeutik

        • Bicara dengan tenang.
        • Vokal jelas, misalnya intonasi rendah, gerakan tidak tergesa-gesa, pertahankan posisi tubuh.
      2. Siapkan lingkungan yang aman.

        • Lingkungan tenang.
        • Tidak ada barang-barang yang berbahaya atau singkirkan semua benda yang membahayakan.
      3. Diskusikan bersama pasien mengenai hal berikut.

        • Diskusikan kemungkinan penyebab terjadinya ansietas/panik.
        • Motivasi pasien menceritakan pengalaman traumatisnya dalam lingkungan yang nyaman.
        • Diskusikan tanda dan gejala dari ansietas yang meningkat.
        • Ajarkan cara memutus ansietas yang meningkat dengan terapi visualisasi, penghentian pikiran (thought stopping), pengalihan situasi, dan sugesti diri sendiri (latihan lima jari).
        • Libatkan dalam terapi modalitas, seperti keterampilan hidup (living skill), musik, dan olahraga.
      4. Kolaborasi:

        • Berikan obat-obatan sesuai standar medik seperti yaitu antiansietas sesuai program terapi pengobatan. Pengobatan dapat aprazolam, xanax, atau antiansietas lainnya.
        • Pantau keefektifan obat-obatan dan efek samping.
        • Jelaskan tentang nama, dosis, dan manfaat terapi farmakologi.
  3. Tindakan keperawatan untuk keluarga

    • Tujuan

      1. Keluarga memahami program terapi keperawatan pada level intensif III (cemas sedang).
      2. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami panik pada level intensif III.
      3. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan panik pada level intensif III.
      4. Keluarga memahami sistem rujukan pasien.
    • Tindakan keperawatan

      1. Diskusikan tentang kondisi pasien di level intensif III dan tindakan keperawatan yang dilakukan. Diskusikan cara merawat pasien dengan panik dengan cara mengajarkan teknik relaksasi, seperti terapi visualisasi, penghentian pikiran (thought stopping), pengalihan situasi, dan sugesti diri sendiri (latihan lima jari).
      2. Diskusikan dengan terapi obat-obatan pasien.
      3. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan bagaimana merujuk pasien.

Sumber :

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Salemba Medika, 2015.