Bagaimana Asuhan Gizi pada Penyakit Saluran Cerna Bawah?

image

Bagaimana Asuhan Gizi pada Penyakit Saluran Cerna Bawah?

Asuhan Gizi pada Konstipasi

Asesmen Gizi


Pada kasus konstipasi asesmen gizi difokuskan pada data riwayat gizi tentang asupan cairan dan minuman, asupan serat makanan, asupan substansi bioaktif, kepercayaan dan sikap terhadap makanan, serta penyalahgunaan obat (spt. Laxatives).

Diagnosa Gizi pada Konstipasi


Masalah gizi yang umum terjadi pada konstipasi dan dapat ditetapkan sebagai diagnosa gizi adalah:

  • Asupan cairan inadekuat.

  • Asupan serat inadekuat.

  • Perubahan fungsi saluran cerna.

  • Tidak siap untuk diet/merubah perilaku.

  • Pemilihan makanan yang salah.

Intervensi Gizi


Tujuan intervensi gizi pada konstipasi adalah untuk membantu memperlancar proses defekasi yang terganggu karena konstipasi.

Strategi yang dapat dilakukan pada intervensi gizi adalah:

  • Sarankan kepada pasien untuk meningkatkan aktifitas fisik jika memungkinkan.

  • Sarankan pasien untuk merespon keinginan defekasi, jangan ditunda atau diabaikanBerikan diet tinggi serat atau diet tinggi sisa. Jumlah serat yang direkomendasikan adalah 25 gram per hari. Penambahan serat jangan lebih dari 50 gram per hari, dan ditingkatkan secara bertahap secara perlahan, misalnya dalam rentang waktu satu bulan. Jika serat berlebihan dan asupan cairan kurang, dapat menyebabkan masalah lain, seperti obstruksi lambung dan feses tertahan. Kondisi ini dapat menyebabkan penyempitan saluran cerna.

  • Berikan cairan yang cukup, sekitar 2 liter per hari.

  • Jika penyebab konstipasi adalah obat, mungkin tidak bisa disembuhkan dengan diet.

  • Penggunaan laksatif dan pelembut feses secara baik dapat membantu mengatasi konstipasi.

Monitoring dan Evaluasi Gizi


Pasien konstipasi perlu dimonitor asupan serat dan cairannya, karena peningkatan asupan serat harus diimbangi peningkatan asupan cairannya. Perlu dimonitor apakah pasien dapat mentoleransi peningkatan pemberian serat dan cairan yang diimplementasikan pada intervesi gizi. Hal lain yang perlu dimonitor adalah apakah gangguan defekasi sudah berkurang.

Diare

Implikasi Gizi


Konsekuensi gizi dari diare tergantung kehilangan volume gastrointestinal dan lamanya diare berlangsung. Kehilangan volume yang besar secara cepat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa. Hiponatremi dan hipokalemi sering terjadi pada diare. Asidosis metabolik dapat terjadi karena kehilangan ion bikarbonat yang sangat banyak. Bayi dan manula merupakan kelompok yang paling berisiko karena mereka lebih sensitif terhadap perubahan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang cepat.

Asesmen Gizi pada Diare


Pada asesmen gizi untuk pasien diare perlu difokuskan pengumpulan data riwayat gizi mengenai asupan cairan dan minuman, asupan energi dan mineral, penggunaan obat dan suplemen herbal dan perubahan berat badan. Untuk data biokimia diperlukan untuk mengaji status hidrasi. Data Nutrition-focused findings dikumpulkan data yang berhubungan dengan sistem pencernaan dan kulit. Data riwayat personal ditanyakan tentang riwayat pembedahan yang pernah dilakukan terdahulu.

Diagnosa Gizi pada Diare


Masalah gizi yang umum terjadi yang dapat ditetapkan sebagai diagnosa gizi adalah asupan energi inadekuat, asupan oral inadekuat, asupan cairan inadekuat, perubahan fungsi saluran cerna dan penurunan berat badan yang tidak diharapkan.

Intervensi Gizi pada Diare


Tujuan intervensi gizi pada diare adalah mencegah dehidrasi serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Strategi yang dapat dilakukan pada intervensi gizi adalah:

  • Ganti kehilangan cairan dan elektrolit menggunakan larutan oral glucose electrolyte atau larutan gula garam atau oralit.

  • Inisiasi diet sisa rendah, yaitu makanan secara lengkap dicerna, diabsorpsi dengan baik dan makanan yang tidak meningkatkan sekresi saluran cerna. Makanan yang dibatasi pada diet sisa rendah adalah yang mengandung laktosa, seperti susu (gunakan susu rendah atau tanpa lakstosa), kafein dan alkohol.

  • Hindari gula dan alkohol berlebih.

  • Dapat diberikan prebiotik dalam jumlah moderat, termasuk pektin, oligosakarida, inulin, oat.

  • Dapat diberikan probiotik, kultur makanan dan suplemen yang merupakan sumber beneficial gut flora.

Monitoring dan Evaluasi Gizi


Pasien diare perlu dimonitor status cairannya dengan melihat data fisik klinis yang mengarah kondisi dehidrasi. Apakah ketidakseimbangan cairan dan elektrolitnya sudah teratasi.

Asuhan Gizi pada Penyakit Seliak

Asesmen Gizi


Malabsorpsi yang parah pada penyakit seliak dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, defisiensi vitamin dan mineral, dan kurang energi protein. Sebagian pasien hanya mengalami defisiensi zat gizi mikro. Asesmen gizi tidak hanya mengukur perubahan antropometri dan ketidakseimbangan gizi, tetapi juga riwayat personal pasien tentang sosialnya, pengetahuan dan kepercayaannya dan perilaku yang buruk terhadap penyakit ini.

Diagnosa Gizi


Masalah gizi pada pasien penyakit seliak meliputi gangguan utitisasi gizi dan perubahan fungsi gastrointestinal.

Intervensi Gizi


Tujuan intervensi gizi pada pasien penyakit seliak adalah mencegah penurunan atau mempertahankan status gizi. Intervensi gizi pada pasien dengan penyakit seliak adalah sepanjang hayat dan membutuhkan kepatuhan terhadap diet yang diberikan. Diet adalah terapi pada penyakit seliak.

Strategi intervensi gizi pada penyakit ini adalah:

  • Pada fase akut, terapi kehilangan elektrolit dan cairan.

  • Suplementasi vitamin dan mineral (kalsium, vitamin D, vitamin K, besi, folat, B12, A dan E).

  • Menghindari sumber gluten dari makanan (gandum, rye, barley, oat).

  • Ganti dengan jagung, kentang, nasi, kacang kedelai, tapioka.

  • Baca label secara hati-hati untuk melihat komposisi produk makanan.

  • Jumlah gliadin yang sangat sedikitpun dapat menjadi masalah.

  • Hati-hati dengan : pengental, penambah rasa, saus, gravies, coatings/pelapis, protein nabati.

Monitoring dan Evaluasi Gizi


Hal yang penting dimonitor pada pasien dengan penyakit seliak adalah status gizinya, meliputi pengukuran antropometri dan perubahan berat badan. Selain itu penting dimonitor defisiensi zat gizi baik makro dan mikro.

Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Asesmen Gizi


Karena komplikasi dan masalah gizi penting yang berkaitan dengan IBD, pengkajian gizi yang komprehensif diperlukan.

Diagnosa Gizi


Massalah gizi yang umum terjadi pada pasien IBD adalah :

  • Malnutrisi

  • Asupan energi inadekuat

  • Asupan oral inadekuat

  • Peningkatan kebutuhan gizi

  • Asupan vitamin/mineral inadekuat

  • Utilisasi zat gizi terganggu

  • Perubahan nilai lab terkait gizi

Intervensi Gizi


Tujuan intervensi gizi pada pasien penyakit seliak adalah :

  1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

  2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang

  3. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut

  4. Mengistirahatkan usus pada masa akut

Strategi intervensi gizi dilakukan dengan :

  • Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja

  • Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair (per oral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi Diet Sisa Rendah dan Serat Rendah

  • Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa

  • Kebutuhan gizi :

    • Energi tinggi dan protein tinggi.

    • Suplemen vitamin dan mineral vitamin A, C, D, asam folat, vitamin B12, kalsium, zat besi, magnesium, dan seng.

  • Makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang (medium chain triglycerides/MCT) dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsorpsi lemak

  • Cukup cairan dan elektrolit

  • Menghindari makanan yang menimbulkan gas

  • Sisa Rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa

Penyakit Divertikular

Asesmen Gizi


Untuk mengidentifikasi masalah gizi pada pasien dengan divertikulosis/Divertikulitis sangat penting dilakukan survei konsumsi untuk mengevaluasi asupan ### serat makanan. Hal yang juga penting dikumpulkan pada asesmen gizi adalah mengkaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya (semestinya pasien sudah diedukasi untuk mengurangi asupan serat).

—### Diagnosa Gizi

Diagnosa gizi yang umum atau sering ditemukan pada pasien penyakit divertikular adalah perubahan fungsi saluran cerna dan asupan serat inadekuat.

Intervensi Gizi


Tujuan pada intervensi gizi pada penyakit Divertikulosis

  • Meningkatkan volume dan konsistensi feses

  • Menurunkan tekanan intra luminal

  • Mencegah infeksi

Strategi pada intervensi gizi :

  • Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal

  • Cairan tinggi, 2-2.5 liter sehari

  • Serat tinggi

Tujuan intervensi penyakit Divertikulitis

  1. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi

  2. Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi

Strategi intervensi gizinya :

  1. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang ditetapkan

  2. Bila terjadi perdarahan, dimulai dengan Makanan Cair Jernih

  3. Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari Diet Sisa Rendah I ke Diet Sisa Rendah II dengan konsistensi yang disesuaikan

  4. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat, jambu biji, dan stroberi, yang dapat menumpuk dalam divertikular

  5. Bila perlu diberikan Makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa

  6. Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari