Bagaimana Asuhan Gizi Pada Penyakit PPOK?

image

Bagaimana Asuhan Gizi Pada Penyakit PPOK?

Tujuan memberikan asuhan gizi pada pasien PPOK adalah mempertahankan atau mencapai status gizi normal. Telah diuraikan dalam Modul 5 bahwa pemberian makanan yang adekuat dengan memberikan dukungan gizi yang optimal merupakan salah satu kuncinya. Namun semua itu akan mudah dilaksanakan, sepanjang pengakajian faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab timbulnya masalah gizi teridentifikasi dengan baik. Oleh karena itu pemahaman tentang hal-hal yang perlu ditekankan pada proses asuhan gizi diuraikan berikut ini yang diawali dari pengkajian, diagnosa, intervensi dan monitoring evalusinya.

Assesment /Pengkajian Gizi

  • Medis: diagnosa kondisi kesheatan sebelumnya atau apakah ada operasi.

  • Obat : hati-hati dengan penggunaan corticosteroid.

  • Riwayat sosial: status ekonomi, daya beli terhadap makanan, dukungan keluarga/teman, tingkat pendidikan.

  • Pengkajian diet: kemampuan mengunyah, apakah ada masalah menelan, mual, muntah, konstipasi, diare, kemampuan makan sendiri, heart burn, tanda mengalami kesulitan menerima makanan, kemampuan untuk memasak atau menyediakan makan, alergi makanan, makanan yang dibatasi sebelumnya, agama, budaya, suku yang terkait dengan pola makan, edukasi gizi yang pernah diperoleh.

  • Pola makan: food recall 24 jam, riwayat makan, dan food frekuensi.

  • Antropometri: TB; BB saat ini, riwayat BB (BB tertinggi yang pernah dicapai, BB biasanya), Standar IMT, pengkajian fisik (wasting temporer, ada edema).

  • Biokimia: Protein visceral (albumin, prealbumin), Hematologi (haemoglobin, hematokrit),kemampuan imunologi hasil lab, elektrolit, pH, glukosa, gas darah arteri, serum alkalin phosphate (vitamin D), protombrin time (vitamin K); serum carotene, retinol binding protein (vit. A), serum tocopherol (vit E), erytrosit hemolysis (vitamin E), serum seng (seng).

Diagnosa gizi

Diagnosa gizi yang sering ditemui pada pasien penyakit PPOK adalah:

  • Inadekuat asupan makanan/minuman.

  • Hypermetabolime.

  • Meningkatnya pengeluaran energi.

  • Inadekuat asupan energi.

  • Interaksi makanan dan obat.

  • Gizi kurang.

  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja.

  • Aktifitas fisik rendah.

  • Kesulitan menelan/kesulitan mengunyah.

Contoh: NC. 3.2. Pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja yang dibuktikan dengan terjadi penuruan BB yang tidak direncanakan 18% dalam 8 bulan terakhir yang diikuti dengan keadaan lemas, nafas pendek.

Intervensi

  1. Pasien akan mengkonsumsi minimum 2200 kkal per hari

  2. Meningkatkan densitas gizi makanan yang dikonsumsi dengan memberikan edukasi dengan untu k memilih dan menyiapakan makanan

  3. Memberikan edukasi regimen aktifitas fisik yang yang sesuai untuk rehabilitasi system pernafasan

  4. Dianjurkan untuk menggunakan oksigen suplemen selama makan dan snack

Monitoring dan evaluasi :

  • Monitor berat badan dan indicator gizi yang lain.

  • Pasien akan dimonitor asupan perhari.

  • Akan dikunjungi setiap minggu pada saat pasien berkunjung pusat rehabilitasi saluran pernafasan.

  • Inadekuat asupan makanan/minuman.

  • Hypermetabolime.

  • Meningkatnya pengeluaran energi.

  • Inadekuat asupan energi.

  • Interaksi makanan dan obat.

  • Gizi kurang.

  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja.

  • Aktifitas fisik rendah.

  • Kesulitan menelan/kesulitan mengunyah.