Bagaimana Asuhan Gizi pada Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan?

image

Bagaimana Asuhan Gizi pada Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan?

Tanda dan gejala pasien TB dengan gizi sangat dekat diantaranya gizi kurang, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, lemas, sesak nafas, dan batuk darah. Oleh karena itu tujuan asuhan gizi diantaranya adalah mencapai dan mempertahankan berat badan normal; mengganti/memperbaiki defisiensi zat gizi yang hilang atau rusak; dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk mempercepat penyembuhan.

Oleh karena itu prinsip asuhan gizi adalah pemberian energi tinggi sesuai dengan penyakit infeksi lainnya yaitu 25-35 kkal/kg/hari; protein 1.5 -2 g/kg BB/hari untuk memperbaharui serum albumin dan memperbaiki keseimbangan nitrogen positif.; lemak cukup 25-30% total energi; vitamin yang perlu diperhatikan atau ditingkatkan pemenuhannya diatas AKG adalah vitamin C untuk mempercepat penyembuhan; vitamin K untuk mencegah perdarahan bagi pasien TB yang berat; vitamin B6 perlu jika pasien diberikan INH karena INH merupakan antagonisnya; sedangkan vitamin A dianjurkan sama dengan AKG ; zat besi da kalsium perlu diperhatikan paling tidak sama dengan AKG karena b pasien TB biasanya ada perdarahan dan kalsifikasi tulang. Bahan makanan sumber serat juga perlu diperhatikan untuk menghindari konstipasi.

Pemenuhan energi sangat diperlukan pada pasien TB maka agar pemenuhan energinya sesuai dengan kebutuhan pasien, sebaiknya dalam perhitungan kebutuhan energi menggunakan formula yang memperhitungkan faktor koreksi stress dan koreksi status gizi, karena pasien TB sangat individual. Demikian pula menghitung kebutuhan energi pada pada anak dapat digunakan berbagai cara seperti pada table 9.1. atau perhitungan berdasarkan rumus : BMR /hari = 1000 + (100 x umur dalam tahun). Sebagai contoh A, usia 9 tahun maka kebutuhan energinya adalah 1000 kkal + (9x100) kkal=1900 kkal ( Narims & wils dalam NDA of the Philippines Foundation).
image

Syarat diet yang perlu diperhatikan selain energi dan protein tinggi, lemak cukup adalah diet seimbang, bentuk makanan yang mudah dicerna dan hindari makanan yang menimbulkan gas seperti kobis, durian. Lobak, nanas, nangka dll). Porsi makan sebaiknya kecil tapi padat gizi dan frekuensi pemberiannya sering.

Issue lain yang perlu dipertimbangkan adanya interaksi obat dan zat gizi, maka jadwal minum obat sebaiknya ditehaui oleh ahli gizi sehingga dapat saling mengingatkan. Sebagai contoh obat isoniazid dimana peneyerapannya sering mengganggu penggunaan zat gizi maka obat ini sebaiknya diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Obat ini selain menggangu penyerapan vitamin B6, juga berhubungan dengan metabolisme vitamin D, yang secara tidak langsung dapat menurunkan penyerapan kalsium dan phosphor. Oleh karena pemberian suplemen vitamin D sebaiknya perlu dipertimbangkan.

Monitoring dan evaluasi yang perlu dilakukan adalah melakukan pengukuran BB setiap minggu, disamping indikator keberhasilan asuhan gizi yang lain seperti nilailaboratorium dan gejala klinis maupun keluhan seperti demam, batuk malam hari dan lain-lain.