Bagaimana asal-usul musik progressive metal?

Aliran musik progressive metal merupakan sebuah inovasi dari beberapa aliran musik-musik metal yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock . Hal ini bisa memberi arti bahwa musik adalah elemen budaya yang juga selalu berkembang diluar kebudayaan itu sendiri. Dari kutipan yang di ambil dari terjemahan buku “The Music-Culture as a World of Music” dalam World of Music: An Introduction to the Music of the Word’s Peoples, oleh: Jeff Tinton, James T.Koetting, David Mc Alester, David B. Reck dan Marrk Slobin, bahwa musik adalah suatu hal yang mengalir, ia merupakan elemen kebudayaan yang dinamis, dan ia dapat berubah dan beradaptasi terhadap ekspresi dan emosi manusia. Ide atau gagasan tentang musik, organisasi sosial musik, reportoar, serta kebudayaan material musik berbeda dari satu kebudayaan musik ke kebudayaan musik yang lain”. Dapat disimpulkan bahwa musik dapat berkembang dan melahirkan genre-genre baru yang saling berkaitan.

Seperti halnya yang terjadi pada musik rock yang sudah berjaya di era 60-an dan kemudian berkembang. Hal ini terbukti dengan lahirnya genre-genre baru dari musik rock , mulai dari pop rock , hard rock, psycadelic rock, classic rock, new classic rock, modern rock dan progressive rock . Lahirnya musik rock memiliki peranan penting terhadap munculnya aliran-aliran musik yang berkarakter keras seperti pada karakter musik rock bahkan lebih keras dari musik rock itu sendiri, yaitu musik metal yang juga berkembang diera 60-an. Aliran musik metal atau yang sering disebut dengan heavy metal ini pertama kali di pelopori oleh grup musik Black Sabbath di album mereka yang berjudul “Paranoid” yang merupakan icon bagi aliran musik metal. Kemudian musik metal tersebut juga berkembang dan melahirkan aliran-aliran musik metal yang lebih ekstrem lagi seperti speed metal, thrash metal, death metal, black metal, nu metal, metalcore sampai progressive metal dan sebagainya di mana masing-masing aliran tersebut memiliki ciri khas yang dapat membedakan antara satu dan lainnya tanpa menghilangkan ke khasan yang ada pada musik metal itu sendiri.

Musik progressive metal adalah musik metal yang memiliki stuktur komposisi musik yang lebih kompleks dari struktur komposisi musik yang ada pada musik metal lainya. Seperti halnya aliran-aliran musik yang lain, adalah sangat sulit untuk mendefinisikan musik progressive metal ini secara tepat. Namun ada beberapa ciri khas dari musik ini yang biasanya dapat ditemui dalam sebuah aransemen musik progressive metal pada umumnya. Di antaranya adalah sering dimainkan ritme yang asimetris dan sinkopasi, penguasaan alat musik yang mahir serta permainan solo yang rumit dengan tempo cepat dan rapat. Yang kemusikan disuguhkan dengan karakter sound distorsi gitar yang megah.

Musik progressive metal sangat erat hubungannya dengan musik progressive rock yang merupakan cikal bakal dari musik progressive metal itu sendiri. Yang mana didalam perkembangannya sering mengalami lonjakan- lonjakan yang mengakibatkan musik ini sering timbul dan tenggelam. Disisi lain, timbul juga anggapan bahwa aliran musik ini tidak layak untuk dianggap sebagai musik, karena sangat tidak lazim untuk didengarkan. Tanggapan tersebut muncul dari para pecinta musik rock yang belum terbiasa dan belum mengerti akan musik ini.

Meski demikian, pada era 90-an aliran musik progressive rock kembali bangkit dengan bermunculannya grup-grup musik yang memainkan musik progressive rock , diantaranya yang memiliki peranan yang sangat besar bagi bangkitnya aliran musik progressive rock adalah grup musik Dream Theater. Tanpa disadari, hal tersebut memberi pengaruh kepada musisi-musisi yang memainkan musik metal pada masa itu. Seiring berjalannya waktu, bermunculanlah grup musik-grup musik metal yang menggabungkan nuansa progressive rock di dalam aransemen musiknya, dan terus berkembang sampai sekarang.

Yang menjadi perbedaan mendasar antara aliran musik progressive rock dengan aliran musik progressive metal adalah pada harmonisasi nada, karakter vokal dan karakter sound pada musiknya. karakter sound pada musik progressive rock secara keseluruhan terdengar lebih soft dibandingkan dengan musik progressive metal yang lebih menonjolkan karakter sound yang keras, berat, kacau dengan tingkat distorsi yang tinggi. Pada musik progressive rock , susunan nada yang harmonis sangat ditonjolkan. Sedangkan pada musik progressive metal , keharmonisan nada kadang tidak bisa kita rasakan saat mendengarkannya, malahan yang akan lebih terasa saat didengar adalah hentakan rithmyc musiknya yang sangat rapat dan karakter sound yang sangat keras. Munculnya musik progressive metal ternyata mampu menarik perhatian para metal heads di dunia hingga sampai ke Indonesia.

Musik progressive metal adalah sebuah inovasi dari musik rock yang sudah ada sebelumnya di tahun 1980-an. Yang mana erat kaitannya dengan musik progressive rock dan musik metal yang juga sama-sama berasal dari musik rock . Munculnya aliran musik progressive metal diawali dengan lahirnya aliran musik progressive rock di era 1960-an dan era 1970-an seperti kelompok musik Yes, Pink Ployd, Jetro Tull, King Crimson, Genesis dan Rush. Akan tetapi progressive metal tidak dapat berkembang di jalurnya sendiri hingga pertengahan 1980-an. Pada saat itu muncul sebuah kelompok musik dengan nama “Rainbow” dimana mereka telah memiliki banyak unsur-unsur musik progressive metal pada musiknya dan telah bereksperimen dengan menggabungkan fushion metal dengan sentuhan klasik, walau begitu jenis musik ini belum diakui pada masa itu.

Akan tetapi kelompok-kelompok musik seperti Rainbow pada umumnya masih dikatagorikan sebagai kelompok musik heavy metal , seperti juga halnya Qween Styce, dan Dream Theater yang pada umumnya mengambil elemen dari aliran musik progressive rock yang bersifat instrumental secara struktur komposisi lagu dan kemudian menggabungkannya dengan karakter aliran musik heavy metal seperti Metalicca, Deep Purple, Black Sabbath, Megadeath dan Iron Maiden. Hasilnya dapat kita gambarkan progressive rock dengan sound heavy metal .

Walaupun mereka memainkan musik blues dengan warna atau karakter metal elemen progresif yang mereka ciptakan telah memberikan dampak kepada kelompok musik yang sudah dikenal lainnya. Judas Pricee, walaupun bukanlah kelompok musik progressive metal , tapi mereka memberikan kontribusi yang cukup besar pada album mereka ”The Essential Judas Priest Compilation” yang menciptakan contoh pertama musik progressive metal dengan lagu mereka “ Victim Of Changes “. Genre ini mendapat perhatian dari media diawal 90-an ketika Queensryces dengan lagunya “ Silent Insidity “ menjadi hits di radio dan MTV. Walau lagu tersebut tidak memiliki karakteristik dari musik progressive metal tapi tetap saja hal tersebut menjadikan musik kelompok musik ini sebagai kebanggaan bagi para fans-nya

Pada tahun 1993, Dream Theater dengan lagu Full Me Under ( album images dan words 1992 ) menjadi popular di radio-radio dan MTV. Lagu tersebut lebih menunjukkan karakter progressive metal -nya dibandingkan dengan lagu Queensryches “Silent Insidity “, akan tetapi lebih tepat dideskripsikan sebagai musik heavy metal .

Kelompok musik yang muncul di era 1990 an seperti Paint Of Salvation, Opeth fool and Sympony X, masing-masing mereka mencoba memberikan warna baru dari musik mereka dengan menggali sound yang khas dari kelompok musik Watch Tower, Atheist and Cynie, dimana dari ketiga mereka ini menggambarkan struktur lagu yang sangat kompleks dan suatu yang luar biasa didalam instrumentasinya.

Musik progressive metal memiliki komposisi musik yang kompleks, birama ganjil yang khas, dan teknik permainan instrument musik dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Musik ini dimainkan dengan tempo berkisar 180 sampai 220ms. Dengan karakter sound musik yang sama dengan karakter sound pada musik metal / heavy metal , seperti sound distorsi gitar elektrik yang tebal dan berat ( low gain). Para gitaris metal biasanya lebih memilih menggunakan ampli tabung sebagai ampli gitarnya, hal ini dikarenakan ampli tabung memiliki tendangan gain yang sangat tinggi, seperti ampli-ampli gitar dengan merek Marshall, Mesa Bogie, Randal dan sebagainya. Diimbangi pula dengan karakter sound drum yang bright ( karakter bass dan treble lebih terasa), sehingga bila dipadukan akan menghasilkan sound musik yang sangat megah. Walaupun memiliki karakter sound yang sama, musik metal dan progressive metal memiliki perbedaan pada struktur komposisi musiknya, dimana musik metal sebelumnya masih menggunakan struktur komposisi musik yang umum digunakan dalam komposisi musik populer, seperti pola birama yang umumnya 3/4, atau 4/4 yang terus digunakan dalam satu komposisi lagu.

Peletakan intro, song, bridge, chorus dan outro yang masih lazim digunakan dalam sebuah komposisi musik metal atau musik populer lainnya. Sedangkan dalam sebuah komposisi musik progressive metal , penggunaan pola birama bisa berubah disetiap bar, seperti birama 3/4 ke 7/4 lalu berikutnya ke 5/4 dan lain sebagainya. Dengan kata lain musik progressive metal lebih bebas dalam penggunaan birama. Dalam sebuah kompoisi musik progressive metal sangat jarang dijumpai penggunaan susunan intro, song, bridge, chorus dan outro. Komposisi musiknya mengalir begitu saja, dan sangat jarang pula dijumpai pola- pola pengulangan atau pola repetitif

Begitu pula pada lirik-lirik lagu pada musik progressive metal , liriknya terkadang sangat lepas dan lugas. Tanpa harus memikirkan norma dan sopan santun dalam bahasa, bisa berisi cacian dan makian atau hal-hal lain sebagainya. Hal ini pula yang menyebabkan musik ini tidak dapat kita jumpai di acara televisi. Lirik-liriknya bisa menceritakan tentang apa saja, salah satu contoh pada grup musik progressive metal asal Kanada yang bernama Psyopus dalam lagunya yang berjudu ”Insect” pada labumnya yang berjudul ”Imogenis Puzzle” yang dirilis pada tahun 2002, liriknya menceritakan tentang proses reproduksi pada serangga, hal tersebut membuat kelompok musik ini menjadi sangat unik.

Perkembangan progressive metal sangat pesat terjadi di tahun 2000-an di mana bermunculan kelompok-kelompok musik progressive metal baru yang sudah memiliki ciri dan karakter musiknya masing-masing, baik itu dari karakter sound ataupun dari aransemen musiknya. Tidak hanya dari Amerika, tetapi juga dari Asia bahkan Indonesia. Mereka sangat mudah dijumpai disitus-situs internet seperti www.myspace.com, di mana situs ini adalah situs nomor dua terbesar peminatnya di Amerika. Situs ini memberikan sarana untuk menyebar luaskan profil band-band yang terdaftar disitus ini keseluruh jaringan internet di dunia. Di situs tersebut bisa kita jumpai kelompok musik dengan nama-nama baru dengan aliran musik progressive metal ataupun jenis musik lain lengkap dengan video dan list-list lagu mereka yang setiap saat bisa di- download dengan sangat mudah. Diantaranya ada The Dillinger Escape Plan, Chepalic Carnage, Ion Dissonance, Psyopus, Dead Vertical dan Nasakrat dari Indonesia dan lain sebagainya. Mereka adalah generasi baru dari musik progressive metal, yang sekarang sangat di gemari oleh pencinta musik progressive metal di seluruh dunia.

Cikal Bakal Musik Progressive Metal di Indonesia

Secara umum masuknya musik progressive metal di Indonesia tidak bisa terlepas dari lahirnya rock underground di Indonesia, dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Trencem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang), hingga Rawa Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rock er Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil Sejak Awal era 70-an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasikan kelompok-kelompok musik yang memainkan musik ’keras’ dengan gaya yang lebih ’liar’ dan ’ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Pada masa itu mereka kebanyakan masih meng- cover lagu-lagu dari band-band luar negeri seperti Deep Purple, Led Zeppeline, Black Sabbath, Genessis hingga Rolling Stones. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah hanya sedikit saja album rekaman yang terlahir dari band-band rock generasi 70-an ini.

Dekade 80-an tercatat sebagai masa perkembangan rock n’ roll dam mulai bergerak subkultur kearah industri. Tokoh sentral yang dominan mewarnai perkembangan musik rock di era 80-an tentu saja Log Zhelebour asal Surabaya. Mantan pengusaha rental lampu disko yang nekat mengkapitalisasi musik rock berkat dukungan perusahaan rokok ternama ini secara berkala sukses mengorganisir Festival Rock Se-Indonesia yang babak finalnya selalu digelar di kota Surabaya. Gara-gara festival inilah media massa nasional kemudian mengklaim Surabaya sebagai barometer musik rock Indonesia.

Ajang kompetisi band-band rock nasional yang di gelar sejak tahun 1984 ini di kemudian hari banyak melahirkan alumni-alumni kelompok musik rock yang namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Menjelang era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal . Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem dari musik heavy metal . Band-band yang menjadi panutannya antara lain adalah Slayer, Metal lica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Antrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogyakarta, Surabaya, Malang, Bali hingga Medan pengikut musik underground nya berasal dari musik ekstrem tersebut.

Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini sering hang out di Pid Pud, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Band yang ada disana antara lain Roxx (Metallica & Antrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GNR), Jenazah hingga Mortus (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal dari band beraliran gothic metal yaitu Getah, dan juga Rotor yang terbentuk pada tahun 1992 setelah keluarnya Irvan Sembiring gitaris Sucker Head.

Di tahun 90-an, di Indonesia mulai berkembang kelompok-kelompokmusik yang beraliran hip metal , modern rock dan nu metal . Aliran musik ini sempat merambah belantika musik dan industri musik di tanah air, dengan munculnya band-band tanah air yang sangat pesat merebak industri musik Indonesia, seperti Scoop (hip metal ), Purgatory (nu metal ), Alakazam ( nu metal ), Keripik Pedeus (rep metal ), hingga Jamrud (modern rock ). Hal ini tentunya memberi warna baru bagi belantika musik Indonesia. Lain halnya yang terjadi di tahun 2000-an, beraneka macam jenis baru darimusik rock mulai muncul ke permukaan, di mana saat itu ada banyak sekali band-band dengan mengusung musik rock sudah diramu sedemikian rupa sehingga menghasilkan genre baru dalam musik rock di Indonesia khususnya, seperti Saint Loco (memadukan hip metal dengan pop ), Taboo ( british rock ), Rocket Rokers ( punk rock dengan pop) dan lain sebagainya. Sedangkan musik progressive metal sendiri mulai masuk ke Indonesia dari tahun 1990-an bersamaan dengan masuknya musik-musik populer lain yang juga lagi in di Eropa.

Akan tetapi pada masa itu musik progressive metal belum banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Hingga pada tahun 1993, kelompok musik Dream Theater dengan lagu “Full Me Under” (album “Images And Words” 1992) menjadi popular di radio-radio dan MTV. Hal memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan musik progressive metal di Indonesia. Antusias masyarakat terhadap kelompok musik Dream Theater ini dibuktikan dengan suksesnya Bass Clinic Event yang diselenggarakan oleh majalah Audio Pro Indonesia tahun 2003 di Jakarta dengan mengundang pemain bass dari kelompok musik Dream Theater yang bernama John Miyung. Klinik bass ini dihadiri oleh musisi terkenal Indonesia. Mereka datang segala keingin tahuannya tentang musik progressive metal .

Grup musik yang beraliran progressive metal di Indonesia baru muncul di tahun 2000-an, itu pun bisa dihitung dengan jari. Belum adanya label-label rekaman yang mau menerima musik ini membuat band-band tersebut memilih jalur musik underground sebagai ruang lingkup mereka. Hal ini dikarenakan musik progressive metal dianggap tidak komersil dalam arti tidak easy listening bagi kebanyakan lebel rekaman. Sampai-sampai mereka harus memilih jalur indie lable . Hingga berdirinya Rotrefor Record di Jakarta, di mana mereka berani merekrut band-band underground untuk di produseri. Diantara sekian banyak band-band underground yang mereka produseri, di antaranya adalah grup-grup musik yang beraliran progressive metal . Kelompok musik tersebut diantaranya adalah Siksa Kubur, Death Vertikal, Discuss dan Nasakrat. Walaupun masih banyak band-band progressive metal di Indonesia, tetapi band-band yang penulis disebutkan tadilah yang sudah muncul kepermukan dan menjadi pionir band progressive metal di Indonesia