Bagaimana Api bisa menyala?

api

Api adalah sesuatu yang sering kita lihat. Baik itu dalam skala kecil seperti pada nyala korek api atau lilin, maupun dalam skala besar seperti saat terjadi kebakaran. Tetapi sesungguhnya apa yang membuat api menyala?

Peristiwa api menyala sebenarnya merupakan peristiwa pembakaran atau istilah kerennya oksidasi. Peristiwa itu adalah persenyawaan yang terjadi antara oksigen dengan unsur lain. Untuk dapat membuat api yang menyala, umumnya unsur yang bersenyawa dengan oksigen itu adalah unsur karbon, seperti metana, propana, dan butana. Unsur itu jika bereaksi dengan oksigen dapat menghasilkan panas dengan suhu tinggi dan juga pancaran energi yang menyala-nyala yang kita lihat sebagai api.

Unsur yang dapat terbakar langsung adalah unsur tertentu yang berbentuk gas. Jadi, kita dapat membuat api dari bahan bakar gas hanya dengan memantiknya saja. Tapi bagaimana dengan bahan bakar yang berbentuk padat atau cair? Sebenarnya yang terbakar dari bahan bakar itu juga adalah bentuk gasnya. Jadi, jika benda yang mudah terbakar itu terkena api, benda itu akan perlahan menguap. Uap inilah yang akan bersenyawa dengan oksigen dan menghasilkan api, sehingga membuat api yang sudah ada menjadi lebih besar. Dan api yang lebih besar ini akan menguapkan sebagian lagi dari benda tersebut. Begitu seterusnya sampai seluruh benda itu habis terbakar.

Sumber:
sains.me

Api yang timbul akibat proses pembakaran dimana terjadi oksidasi dan reaksi kimia kompleks antara oksigen, bahan bakar, dan panas akan disertai dengan munculnya asap dan gas sisa hasil pembakaran seperti karbon dioksida dan air (Gottuk dkk., 2002). Sedangkan bahan bakar adalah semua zat yang dapat melepaskan energi ketika dioksidasi. Bahan bakar dapat berbentuk fase padat, cair dan gas. Oksigen, bahan bakar, sumber–sumber ignition , dan reaksi – reaksi kimia yang terjadi merupakan elemen primer dari api. Kesetimbangan api akan terganggu apabila salah satu dari elemen penting tersebut mulai tidak seimbang.

image

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nyala api sangat memerlukan oksigen dan bahan bakar. O leh sebab itu, api akan terus menyala sesuai dengan reaksi oksidasi yang terjadi sampai bahan bakar habis. Komponen sebelum reaksi dalam suatu reaksi pembakaran adalah reaktan (bahan bakar + oksidator) dan komponen setelah reaksi pembakaran adalah produk pembakaran dan panas.

Pembakaran dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu pembakaran jenis flaming dan smouldering. Jenis pembakaran smouldering merupakan bentuk kebakaran yang terjadi tanpa adanya nyala api, pergerakannya lambat, dan temperatur yang rendah disertai dengan perambatan panas ketika oksigen mengenai permukaan bahan bakar pada fase kondensasi. Sedangkan jenis pembakaran flaming merupakan pembakaran yang disertai dengan nyala api, pergerakannya cepat, dan temperatur yang tinggi.

Pembakaran jenis flaming menghasilkan api yang merupakan sebuah fenomena yang terjadi dalam fase gas. Bahan bakar dalam fase padat atau cair harus terlebih dahulu mengalami perubahan fase menjadi fase gas untuk dapat terbakar. Dalam gambar 2.2 terdapat beberapa mekanisme dari proses perubahan wujud benda yang memiliki fase padat lalu berubah ke fase cair kemudian menjadi fase gas.