Bagaimana anjuran menuntut ilmu dalam islam ?

menuntut ilmu

Pendidikan bukan lagi sebuah hak dan kewajiban. Pada zaman modern seperti saat ini, pendidikan adalah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.

Bagaimana anjuran menuntut ilmu dalam islam ?

1 Like

Dalam kehidupan manusia ilmu adalah salah satu hal yang sangat penting dan hal tersebut bukan lagi merupakan suatu rahasia. Sedemikian pentingnya ilmu bagi manusia khususnya umat muslim, seseorang akan tidak senang jika ia disebut tidak memiliki ilmu atau bodoh. Ilmu dapat membuat seseorang menjadi mulia dan dihormati. Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib bahwa seseorang yang memiliki cukup ilmu akan merasa dimuliakan dan sementara mereka yang tidak memeiliki ilmu dan tidak mengetahui apapun akan merasa tercela dan hal tersebut akan membuat seseorang merasa bodoh. Dengan kata lain, ilmu akan membuat seseorang mulia ditengah pergaulan dalam islam pada khususnya.

Pengertian Ilmu

Dalam bahasa Arab kata Ilmu itu sendiri berarti mengetahu dan merupakan lawan kata jahlu yang artinya tidak tahu atau bodoh. Sedangkan menurut Istilah Ilmu atau yang lebih utama di sini adalah Ilmu syar’i adalah ilmu tentang penjelasan-penjelasan dan petunjuk yang Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala turunkan kepada rasul Nya atau dengan kata lain Ilmu yang menyangkut Alqur`an dan hadits.

Meskipun demikian tidak berarti bahwa ilmu yang lain tidaklah penting atau dianggap dalam islam. Ilmu-ilmu yang ada dalam kehidupan manusia juga dapat dikatakan bermanfaat apabila ilmu tersebut menuntun manusia untuk lebih taat dan beriman kepada Allah SWT. Ilmu akan membuat seseorang mengetahui berbagai macam perkara dan menjauhkannya dari kebodohan sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah berikut ini:

Katakan: “Apakah sama orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui?” (Az Zumar : 9)

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Alloh mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (QS: Muhammad: 19)

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS: Al Isra’ : 36)

Ayat-ayat yang disebutkan diatas menunjukkan tentang kewajiban menuntut ilmu. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori :

“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap mukmin”

Hukum Menuntut Ilmu

Adapun hukum menuntut ilmu dalam islam diantaranya adalah :

  1. Fardlu ‘ain
    Menuntut ilmu hukumnya menjadi fardlu ‘ain atau wajib dilakukan oleh setiap muslim, terutama jika hal tersebut diperlukan agar umat muslim dapat menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Misalnya ilmu tentang ibadah yang menyangkut cara menunanaikan shalat wajib, puasa ramadhan, zakat haji dan lainnya.

    Ilmu tersebut menjadi wajib diketahui karena tanpa adanya pengetahuan dan ilmu tentang ibadah-ibadah tersebut, tidaklah sah ibadah seseorang. Dengan demikian menuntut ilmu wajib dilakukan, adapun para orang tua sebaiknya menanamkan ilmu agama pada anaknya sejak usia dini dan mengerti pentingnya pendidikan anak dalam islam.

  2. Fardlu kifayah
    Pada mulanya hukum menuntut ilmu adalah fardlu kifayah. Namun jika sudah ada sebagian orang yang mengerjakan atau menuntut ilmu tersebut maka bagi yang lain hukumnya sunnah. Hal-hal lain dalam agama islam dan kewajiban menuntut ilmu yang tidak termasuk dalam hukum menuntut ilmu yang bersifat fardlu ‘ain di atas hukumnya adalah fardlu kifayah.

    Misalnya dalam menuntut ilmu-ilmu lain diluar ilmu yang menjadi dasar ibadah wajib. Meskipun demikian, jika seseorang menyadari bahwa ia menuntut ilmu yang merupakan fardhu kiyayah, ia tetap mendapatkan pahala dan tentunya mendapatkan ilmu tentang hal yang dipelajarinya misalnya saat mempelajari ilmu Alqur’an.

Pentingnya Menuntut Ilmu

Hukum menuntut ilmu adalah wajib bagi umat islam dan adapun beberapa hal yang menjadi landasan pentingnya menuntut ilmu adalah sebagai berikut :

  1. Perintah Membaca dari Allah SWT
    Pentingnya menuntut ilmu adalah seperti yang difirmankan oleh Allah SWT saat menurunkan ayat Alqur’an yang pertama dan di awali dengan kata “bacalah”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa membaca, dan menuntut ilmu sangat penting bagi umat islam baik bagi pria maupun wanita.

  2. Orang berilmu memiliki kedudukan yang mulia
    Orang berilmu atau ulama memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW :

    “Saya mendengar Rasulullah _ berkata: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan menyiapkan jalan baginya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh apa saja yang ada di langit dan yang ada di bumi hingga ikan-ikan di laut yang terdalam. Kelebihan orang berilmu atas orang beribadah adalah seperti kelebihan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar juga tidak dirham namun mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh ia mendapatkan keberuntungan yang besar.”

  3. Menuntut ilmu sama seperti berjihad
    Islam juga menekankan betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia diantaranya seperti yang dijelaskan dalam QS. al-Taubah ayat 122, Allah swt. berfirman:

    “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.

    Ayat tersebut menjelaskan bahwa meskipun kewajiban jihad penting dalam islam, orang yang berjihad tetaplah harus menuntut ilmu atau jika sebuah golongan akan berperang hendaknya mereka menyisakan beberapa orang untuk tetap tinggal dan tidak ikut berjihad melainkan untuk menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi berikutnya.

    Orang yang memiliki ilmu atau ahli ilmu lebih tinggi derajatnya dengan orang yang ahli ibadah karena saat mencari ilmu seseorang juga dianggap sedang melaksanakan jihad.

  4. Perintah Menuliskan ilmu
    Pentingnya menuntut ilmu juga disuratkan dalam QS Al-Qalam ayat 1 dan 2 dimana Allah SWT bersumpah demi pena. Ayat tersebut menganjurkan pada manusia bahwa saat mencari dan menuntut ilmu, orang-orang beriman sebaiknya menuliskan ilmu tersebut dengan menggunakan pena saat bermuamalah agar ilmu tersebut tidaklah hilang dan dapat diteruskan bagi generasi selanjutnya untuk dipelajari dikemudian hari.

Islam sebagaimana dijelaskan dalam puluhan ayat al-Qur’an mendudukkan ilmu dan para ilmuwan di tempat yang terhormat. Ini tidak terlepas dengan fungsi dan peran ilmu. Ilmu jelas merupakan modal dasar bagi seseorang dalam memahami berbagai hal baik terkait urusan duniawi maupun ukhrawi. Salah satu bukti nyata kemuliaan ilmu dalam Islam adalah ayat yang pertama diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad berhubungan dengan ilmu.

Allah SWT. berfirman,

“Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara qalam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” QS. al-‘Alaq: 3-5.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ayatullah Sayyid Hasan Sadat Mustafawi bahwa kata qalam sebenarnya juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain. Kata qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit.

Pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kata qalam.

Allah juga bersumpah atas nama salah satu sarana ilmu, qalam alias pena. Allah swt. berfirman,

“Nûn. Demi qalam dan apa yang mereka tulis. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tiada putusnya. Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” QS. al-Qalam : 1-4.

Al-Qur’an juga banyak menyebutkan kedudukan dan keutamaan para ilmuwan. Salah satunya firman Allah SWT. berikut:

“Katakanlah, Adakah sama orang-orang yang mengetehui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” QS. al-Zumar : 9

Juga dalam firman Allah swt. yang lain,

“Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. al-Mujâdilah : 11.

Dari sekian banyak manusia yang ada di muka bumi ini, para ilmuwanlah yang dinilai paling banyak memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keimanan pada segala hal yang berasal dari Allah. Mereka juga dinilai paling mampu dalam menyebarkan dakwah.

Mengenai posisi istimewa ini, Allah swt. berfirman,

“Orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu adalah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” QS. Sabâ’ : 6.

Allah swt. juga berfirman dalam ayat yang lain,

“Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, ‘Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat. Semua itu dari sisi Tuhan kami. Hanya orang-orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran (dari ayat-ayat itu).” QS. Ali 'Imrân : 7

Allah swt. berfirman pula,

“Perumpamaan-perumpamaan itu kami buatkan untuk manusia. Tiada yang dapat memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” QS. al-‘Ankabût : 43.

Allah swt. senatiasa menganjurkan para ilmuwan untuk mengamati kerajaan langit dan kerajaan bumi serta segala sesuatu yang telah diciptakan Allah, agar mereka bertambah yakin akan kekuasaan Allah. Allah swt. berfirman,

“Katakanlah, ‘Berjalanlah di (muka) bumi lalu perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikanya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” QS. al-‘Ankabût : 20.

Selain menganjurkan kita menuntut ilmu, Allah juga memerintahkan kita untuk senantiasa menambah ilmu pengetahuan tersebut. Karena, ilmu pengetahuan tak kenal batas dan maha luas. Allah swt. berfirman,

“Katakanlah, ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu pengetahuan kepadaku.” QS. Thâhâ : 114.

Allah swt. juga berfirman,

“Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki. Di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.” QS. Yûsuf : 76

Bagi manusia yang mempunyai kesadaran belajar atau menuntut ilmu, di dalam ajaran Islam, akan mendapatkan kemuliaan sangat agung dan kedudukan sangat tinggi dikarenakan dapat menjadikan para pelajar atau penuntut ilmu lebih memperhatikan dan berpegang teguh pada berbagai kode etik Islam yang menjadikan kedudukan mereka di sisi Allah lebih mulia serta ilmu mereka lebih bermanfaat bagi manusia. Allah berfirman dalam Qur’an surat Al- Mujadalah ayat 11:

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Meninggikan beberapa derajat adalah menunjukkan akan besarnya keutamaan dan ia mencakup ketinggian ma’nawi di dunia dengan tingginya kedudukan dan nama baik serta ketinggian secara kongkrit di kehidupan akhirat kelak dengan kedudukan sangat mulia di surga.

Dalam surat lain Allah juga menjelaskan keutamaan orang yang menuntut ilmu, seperti dalam Q.S. An-Nahl ayat 43 :

“dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

Di surat dan ayat lain dijelaskan bahwa menuntut ilmu itu hampir sama kedudukannya dengan berjuang membela agama Allah, yaitu didalam Q.S. At-Taubah ayat 122 :

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.

Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:

“Menceritakan kepada kami Bakr bin Kholaf, Abu Bisyr, menceritakan kepada kami Abdul A’la, dari Ma’mar, dari Zuhriy dari Said bin Musaibi, dari Abi Hurairah, bersabda Rasulullah SAW: Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah SWT memperoleh suatu kebaikkan niscaya akan diberikan pemahaman yang mendalam tentang agama”. Ibnu Majah, Muqaddimah, hadits no. 220

Ketika Allah SWT memberikan pemahaman yang mendalam tentang agama kepada seorang hamba adalah merupakan kebaikan paling agung yang Allah SWT berikan kepada hamba yang dikehendakinya.

Sabda Rasulullah:

“Mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Ishaq Al-Anmanthiyu Az-Zahid, berkata: menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim, berkata: menceritakan kepada kami Muhammad bin Khozim, dari A’mas, dari Abi Sholih, dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya salah satu dari berbagai jalan surga. Dan siapa yang lamban amalnya, maka tidak bisa dipercepat oleh nasabnya (tidak mengangkat derajatnya di sisi Allah)” Shahih Ibnu Hibban, Kitab Ilmu, hadits no. 84

Dari Sayyidina Ali R.A. beliau berkata:

“Ilmu itu lebih baik daripada harta karena ilmu itu akan menjaga dirimu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu itu sebagai hakim sedangkan harta sebagai yang dihakimi. Harta akan berkurang jika diberikan, dan ilmu akan bertambah dengan dibagikan”.40

Banyak hadits juga yang menjelaskan keutamaan orang alim daripada yang lainnya, diantaranya:

“Menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail, mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Musa, mengabarkan kepada kami Rauh bin Junah, dari Mujahid, dari Ibn Abbas berkata, Rasulullah saw, bersabda: satu orang berilmu lebih ditakuti oleh setan daripada seribu orang ahli ibadah.” Sunan at-Tirmidzi, Abwab al-Ilm, hadits no. 19.

Karena setan masuk ketika pintu hati terbuka oleh hawa nafsu dan menghiasinya dengan syahwat, jika orang ahli ilmu mengetahui tipu daya setan maka mereka mengikat pintu itu dan menjadikan tipu daya setan tersebut sia-sia dan rugi. Berbeda dengan orang ahli ibadah setiap dia sibuk dengan ibadah sampai dia tidak menyadari jeratan setan dan tidak bisa memberikan faedah kepada yang lain.

Banyak pujangga yang telah merangkai syair tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan, antara lain:

  1. “Ilmu adalah tujuan kaum yang mulia, dan pemilik ilmu dijauhkan dari kerusakan. Wahai penuntut ilmu, berhati-hatilah, jangan kau kotori ilmumu dengan perbuatan yang merusak, sebab ilmu tiada gantinya. Ilmu menegakkan rumah yang tiada bertiang sedangkan kebodohan merobohkan rumah yang kokoh dan kuat.”

  2. “Manusia dari segi bentuknya adalah serupa. Bapak mereka Adam dan ibu mereka adalah Hawa. Kalau mereka mempunyai kemuliaan dari keturunan, maka akan mereka banggakan, tetapi asal mereka adalah dari tanah dan air. Bangga hanyalah milik ahli ilmu, sebab mereka menunjukkan jalan (yang benar) terhadap siapa yang menginginkan. Kadar dan harga diri seseorang adalah apa yang ia lakukan dengan baik. Orang-orang bodoh adalah musuh ahli ilmu. Raihlah ilmu, maka engkau akan hidup selamanya. Manusia akan mati, namun ahli ilmu namanya tetap hidup.”

Imam Syafi’i telah merangkai syair sebagai berikut:

  • Tuntutlah ilmu, karena tiada seorang pun terlahir dengan membawa ilmu.
  • Orang berilmu itu sungguh tidak sama dengan orang bodoh.
  • Sesungguhnya pemimpin suatu kaum yang tiada berilmu merasa kecil jika berkumpul dengan para pembesar.
  • Orang berilmu, meskipun rakyat jelata akan menjadi besar jika berada di perkumpulan.

Referensi :

  • Abu Nabil, Etika Islam dalam Menuntut Ilmu. (Jakarta: Khilma Pustaka, 2005).
  • Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum Ad-Diin, (Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971).
  • Naser Al-Umar, Hakikat Ilmu Menurut Islam, (Surabaya: YPI “Al Ustadz Umar Baradja”, 1994).
  • Muhammad bin Umar An-Nawawi, Tanqiihul Qoul, (Indonesia: Daaru Ihya’ Al-Kitab Al- Arabi).

Izin jawab ka.

Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib bagi setiap umatnya, menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim (H.R Ibnu Majah no. 224). Dan jika kita menuntut ilmu Allah SWT akan meninggikan derajat kita, sebagai dalam Al-Qur’an surat Al Maidah ayat 11 “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dan jika kita pergi untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan kita untuk masuk surga. Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Jadi kita wajib hukumnya untuk menuntut ilmu baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu agama. Karena jika kita malas belajar seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi’i, jiia kamu tak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus menerima pahirnya kebodohan

1 Like

Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist: ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah). Dari hadist tersebut kita tau bahwa sebagai umat muslim, wajib hukumnya bagi kita untuk menuntut ilmu karena sesuai dengan yang ada di dalam al-Quran juga telah disebutkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَا فْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِ ذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَا نْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
yaaa ayyuhallaziina aamanuuu izaa qiila lakum tafassahuu fil-majaalisi fafsahuu yafsahillaahu lakum, wa izaa qiilangsyuzuu fangsyuzuu yarfa’illaahullaziina aamanuu mingkum wallaziina uutul-'ilma darojaat, wallohu bimaa ta’maluuna khobiir

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11).

Anjuran menuntut ilmu dalam Islam adalah kewajiban bagi setiap muslim, yang diperintahkan Allah SWT, dalam surat Al-Mujadilah ayat 11 Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan padamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberikan kelapangan padamu. Dan apabila dikatakan, ‘berdirilah kamu’ maka berdirilah. Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan (hanya) kepada Allah hendaknya orang-orang beriman.” tidak hanya itu bahkan ayat pertama yang turun adalah perintah untuk membaca (Al-Alaq) dan banyak juga hadis yang menyebutkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban salah satunya yaitu HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913 “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” maka dari itu kita sebagai umat muslim harus menuntut ilmu.