Bagaimana anda membagi waktu antara game/hobi dengan waktu kuliah dan belajar?

Karena menurut saya ini adalah hal yg sangat kompleks di zaman ini (era modern), banyak mahasiswa atau para pekerja kantor tidak bisa membagi waktu antara waktu dia belajar /bekerja dengan waktu mereka bermain game. Banyak mahasiswa yg waku luang atau bahkan waktu belajar mereka dihabiskan hanya dengan bermain game (entah itu game online/oflane).Hal pertama yg bisa berimbas dengan hobi baru mereka adalah waktu untuk belajar maupun waktu untuk kuliah,para mahasiswa atau pelajar cenderung mengorbankan waktu untuk belajar mereka dengan bermain game dan dengan dalih mereka mencari kesenangan yg tidak bisa mereka dapatkan di dunia nyata

menurut saya, cara membagi waktu yang paling efektif adalah dengan menerapkan skala prioritas. misalkan kita menempatkan kuliah dan belajar pada prioritas utama dan gaming di prioritas ketiga atau keempat, jadi seandainya kita ingin gaming kita harus sudah melaksanakan prioritas utama terdahulu.

Membagi waktu memang menjadi hal yang tidak mudah, apalagi jika sudah berkaitan dengan hal yang wajib dan sebuah hobi atau kebiasaan.
kalau menurut saya, cara membagi waktu memang hanya dengan satu kunci yaitu menerapkan skala prioritas.
Jadi aktivitas wajib seperti waktu kuliah dibuat jadwal terlebih dahulu kemudian diikuti dengan membuat jadwal belajar rutin dan setelah dilihat dari kesekian jadwal tersebut ada waktu kosong baru bisa memasukkan untuk game/hobi.

jadi managemen waktu dengan skala prioritas membuat segala aktivitas dapat terlaksana dengan baik.

Diskusi yang menarik, mengingat topik ini bagi saya seperti “lingkaran setan”, tidak ada ujung pangkalnya. Pertanyaan-pertanyaan berikut yang selalu berputar-putar tanpa ada ujungnya.

Bagaimana dengan time management itu sendiri secara global ? (tidak hanya membahas hobi dan kuliah atau bekerja)

Bagaimana dengan self management ?

Bagaimana hubungan antara time management dengan self management ? Manakah yang lebih penting ?

Time management yang baik tanpa didasari dengan self management yang baik biasanya akan berakibat perencanaan yang sudah kita buat hanya menjadi perencanaan di atas kertas tanpa ada implementasi yang bagus.

Sedangkan self management yang baik, tanpa ada time management yang baik biasanya akan berakibat susahnya kita mengatur waktu yang lebih efisien dan efektif.

Memang seharusnya time management dan self management berjalan beriringan, sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana agar time management dan self management kita dapat berjalan dengan baik ?

Menurut referensi yang saya baca dari mytimedesign.com, janganlah kita terlalu terfokus dengan time management dan self management, tetapi fokuslah terhadap pembentukan personal habits.
Menurut Francis Wade, yang harus kita bentuk adalah time demand. Hal tersebut dijelaskan pada diagram berikut :

Time demand is an interval, individual commitment to complete an action in the future.

Dalam bukunya, Perfect Time-Based Productivity, Francis Wade menekankan pada hal yang disebut ETaPS,

  • Evaluate, dimana kita harus selalu meng-evaluasi kemampuan (skill) kita sendiri terhadap standart kompetensi kelas dunia (world-class standards). Dengan selalu meng-evaluasi diri kita, maka kita akan menyadari apa saja kelemahan yang ada pada diri kita.

  • Target, dimana kita harus selalu mempunyai target yang HARUS dicapai dalam WAKTU tertentu. Dengan adanya target, maka kita akan selalu termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik dan berguna bagi diri kita.

  • Plan, dimana kita harus selalu membuat perencanaan terkait perubahan kebiasaan (habit) kita untuk menjadi lebih baik. Dengan seiring waktu, tingkat kedewasaan, tantangan dan target yang ingin dicapai, maka kita akan selalu dituntut untuk merubah kebiasaan kita.

To improve is to change, to be perfect is to change often

  • Support, dimana kita harus selalu berada dalam lingkungan yang mendukung semua kondisi diatas. Apabila lingkungan, terutama pergaulan, tidak mendukung kita untuk selalu meng-evaluasi, mengejar target dan merubah kebiasaan kita, maka sebaiknya kita mencari lingkungan yang baru.

https://www.amazon.com/dp/B00PY5X52Q/ref=cm_sw_su_dp

Sehingga, dari referensi diatas, sebaiknya kita fokus kepada personal habits and services kita… Apabalia hal tersebut baik, maka time management dan self management akan menjadi baik secara otomatis.

Berikut gambaran singkat terkait buku tersebut.

Berikut adalah skala aktivitas yang saya lakukan sehari hari (kecuali hari libur)

Saya setuju dengan @renaldy [quote=“renaldy, post:2, topic:905”]
menurut saya, cara membagi waktu yang paling efektif adalah dengan menerapkan skala prioritas
[/quote]
Karena semua yang kita lakukan harus dibagi dengan mana yang mendesak dan tidak mendesak (prioritas).

Bagi saya, bekerja dan belajar (mengerjakan skripsi) adalah prioritas utama dan harus saya nomer satu-kan karena menyangkut tanggung jawab saya sebagai employee dan seorang mahasiswa yang harus menyelesaikan studinya.
Maka dari itu, hobi ringan (tidak banyak menghabiskan waktu) seperti menonton film dan anime atau menggambar saya lakukan di malam hari sesuai dengan ilustrasi diatas dimana saya telah menyelesaikan belajar (skripsi) saya.

Jika dihari libur, kegiatan saya akan lebih banyak diisi dengan hobi berat (banyak menghabiskan waktu) contohnya merakit dan mengecat model kit, bermain game dan terkadang bermain dengan teman (nongkrong) asalkan kewajiban nomer satu saya yaitu belajar (skripsi) sudah dilaksanakan.

Itulah sekelebat pembagian aktivitas yang saya lakukan.
Semoga membantu :smile:

2 Likes

Cara terbaik dalam membagi waktu adalah dengan mengetahui dan memahami apakah kegiatan anda itu PENTING atau MENDESAK ? atau malah tidak keduanya.

Permasalahan utamanya adalah, terkadang kita sendiri tidak mengetahui apa yang kita kerjakan saat ini termasuk penting atau mendesak, hal ini mengkikuti aturan Eisenhower’s . Aturan dasar dalam membedakan penting dan mendesak adalah :

Penting (Important) adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka meraih tujuan pribadi.

Mendesak (Urgent) adalah kegiatan kegiatan yang harus dilakukan dengan segera, dengan konsekuensi yang instan atau seketika. Biasanya kegiatan dengan kategori mendesak berhubungan dengan tujuan orang lain atau tujuan team/organisasi.

Tanpa kita mengetahui dan memahami kategori kegiatan kita, maka akan sangat sulit membagi waktu kita sehingga kita bisa memaksimalkan waktu yang ada untuk hal-hal yang bersifat produktif.

Berdasarkan Prinsip Eisenhower, membuat prioritas kegiatan berdasarkan 4 tingkatan, yaitu :

  • Penting dan Mendesak. Kegiatan atau tugas dengan kategori ini harus dilakukan pertama kali, mempunyai prioritas paling tinggi. Biasanya kegiatan dengan kategori ini adalah kegiatan atau tugas yang mendadak, atau menyelesaikan permasalahan yang tidak terpikirkan sebelumnya atau memang kita merencanakan mengerjakan tugas tersebut pada menit-menit terakhir.

  • Penting tetapi Tidak Mendesak. Kegiatan ini penting anda lakukan untuk mencapai tujuan hidup anda, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Pastikan anda meng-alokasi-kan waktu yang cukup untuk kegiatan dengan kategori ini.

  • Tidak Penting tetapi Mendesak. Kegiatan ini biasanya adalah “gangguan” yang muncul ketika anda melakukan tugas atau kegiatan yang bersifat pribadi. Misalnya ada teman yang minta bantuan. Jangan pernah merasa “tidak enak” untuk berkata tidak apabila ada teman yang minta tolong, terutama ketika waktunya bertabrakan dengan prioritas diatasnya. Sebaiknya anda memberikan slot waktu dalam perencanaan waktu anda, untuk jaga-jaga, apabila memang ada teman yang benar-benar membutuhkan bantuan anda.

  • Tidak Penting dan Tidak Mendesak. Hindari kegiatan-kegiatan yang masuk kedalam kategori ini, terutama apabila anda sedang mengerjakan tugas dengan Prioritas 1 dan 2. Contohnya adalah membalas pesan dari teman, mengangkat telepon yang tidak penting atau melihat sosial media apabila ada notifikasi.

Untuk kasus bermain Game atau Hobi, masukkan kegiatan tersebut dalam Prioritas terbawah, atau masuk kedalam kategori Tidak Penting dan Tidak Mendesak, sehingga ketika kita memahami skala prioritas tersebut, kita akan bermain game ketika kita mempunyai waktu luang yang banyak, misalnya di hari libur.