Bagaimana akting pemeran utama dalam film Kartini?

Kartini

Film Kartini diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, Deddy Sutomo, Christine Hakim, Djenar Maesa Ayu, Acha Septriasa, Ayushita, Reza Rahadian, Denny Sumargo, Dwi Sasono, Rianti Cartwright, Nova Eliza.

Jajaran pemain kelas atas memang membuat Kartini menjadi semakin bersinar. Khususnya Djenar Maesa Ayu, Acha Septriasa, Christine Hakim dan Deddy Sutomo yang memiliki kualitas akting paling mencolok.

Kita memang enggak tahu seperti apa pembawaan Ibu Kartini aslinya, namun Dian Sastro udah pas meranin Kartini sebagai wanita yang berjiwa mandiri dan ‘pemberontak’. Tapi enggak exactly in a way kayak dia bilang “aku enggak butuh lelaki.” Ini adalah film yang membahas hubungan emosional yang terbangun. Motivasi Kartini adalah supaya dia, adik-adiknya, dan para wanita tidak perlu lagi capek berjalan-jongkok dan ‘latihan makan ati’ seperti yang dialami oleh ibu kandungnya. Supaya para wanita tidak hanya jadi pilihan melainkan bisa punya pilihan. Tembok pakem wanita-jaga-badan-dan-nunggu-kawin itu musti runtuh, begitu tekad Kartini. Semua itu tercermin dari gimana dia ‘menggembleng’ dua adiknya, yang oleh film ini diperlihatkan sebagai ‘murid pertama’ yang dimiliki oleh Kartini. Dian Sastro excels at playing this kind of role. Membuat kita ingin melihat lebih banyak tindak ‘pemberontakan’ Kartini. Kita akan melihat darimana asal tekad dan semangat Kartini, dan semua itu dimainkan dengan sangat heartwarming.

Dengan jajaran pemain yang masing-masing saja kayaknya sudah pantes buat nulis buku sendiri tentang kepiawaian berakting, film ini enggak bisa untuk enggak menjadi meyakinkan. Lihat saja tatapan dingin Djenar Maesa Ayu, tapi masih terlihat bayangan mimpi yang kandas dari matanya. Pembawaan dan intonasi Deddy Sutomo yang terang-terang sedang conflicted antara acknowledging kemampuan putrinya dengan adat yang ia junjung.

Dian Sastro memang tidak diragukan lagi kemampuan aktingnya. Dari film tersebut sangat terlihat bahwa Kartini memiliki kemauan yang gigih untuk mengubah Indonesia. Ia tidak ingin pengetahuan perempuan-perempuan Indonesia hanya dikurung dan ia ingin mengajarkan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki. Dian terlihat bekerja keras untuk melafalkan bahasa Belanda dengan baik, karena banyak dialog yang mengharuskan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Belanda.